26
penguburan di dalam gua Budaya Sampung dan bukit kerang Sumatra Utara. Mereka juga telah mengekspresikan rasa estetik dan religius melalui lukisan di
tebing dan dinding gua. Masyarakat pada masa neolitik mulai menunjukkan tanda-tanda menetap di
suatu tempat,
berkelompok membentuk
perkampungan kecil,
serta mengembangkan penghidupan baru berupa kegiatan bercocok tanam sederhana
dan domestikasi hewan tertentu. Bukti kehidupan masa neolitik berupa berbagai jenis batu yang telah diupam halus seperti beliung persegi, kapak lonjong, alat
obsidian, mata panah, pemukul kulit kayu, gerabah, serta perhiasan gelang dari batu dan kerang.
Kemahiran teknik yang dicapai pada masa paleometalik gayut dengan tersusunnya
masyarakat yang
menjadi semakin
kompleks, dimana
perkampungan sudah lebih besar, pembagian kerja makin ketat dengan munculnya golongan yang melakukan pekerjaan khusus undagi. Kehidupan
spritual yang berpusat kepada pemujaan nenek moyang berkembang secara luas. Adapun peningkatan teknologi pada masa ini adalah kemahiran seni tuang
logam. Hasil utama peralatan masa ini berupa nekara perunggu, kapak peruggu, bejana perunggu, patung perunggu, gelang dan cincin perunggu, serta gerabah
dan manik-manik.
G. UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT
Setelah kegiatan pembelajaran, Bapak Ibu dapat melakukan umpan balik dengan menjawab pertanyaan berikut ini:
1. Apa yang BapakIbu pahami setelah mempelajari materi Praaksara Indonesia dan dunia?
2. Makna penting apa yang BapakIbu peroleh setelah mempelajari materi Praaksara Indonesia dan dunia?
3. Apa manfaat materi Praaksara Indonesia dan dunia terhadap tugas BapakIbu disekolah?
4. Setelah BapakIbu mempelajari modul diatas, apakah yang akan BapakIbu lakukan terhadap ketersediaan sumber dan media yang berhubungan
dengan materi Praaksara Indonesia dan dunia di sekolahmadrasah ditempat BapakIbu bertugas?
27
KEGIATAN PEMBELAJARAN 2
SEJARAH INDONESIA KUNA
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta diklat dapat mengevaluasi Sejarah Indonesia Kuna I dengan baik.
B. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
1. Menganalisis perkembangan Sejarah Hindu-Buddha di India 2. Menganalisis Masuk dan berkembanganya Hindu-Buddha di Indonesia
3. Membandingkan wujud akulturasi budaya Hindu-Buddha di Indonesia 4. Merangkum Kerajaan Bercorak Hindu-Buddha di Indonesia
C. URAIAN MATERI
Penemuan 7 buah prasasti Yupa dari Kutai di pinggir sungai Mahakam pada abad ke 4 Masehi dipandang sebagai tonggak penting dalam penulisan
sejarah Indonesia Indonesia kini. Hal ini dikarenakan untuk pertama kalinya sebuah wilayah di Indonesia terekam dalam sebuah sumber sejarah tertulis
berupa prasasti. Meskipun tidak menyebutkan angka tahun namun berdasarkan perbandingan huruf yang dipakai dalam hal ini pallawa maka dapat ditentukan
secara relatif usia prasasti tersebut, yaitu berkisar pada akhir abad ke IV M1.
1 Pertanggalan dalam prasasti dapat ditentukan baik secara absolut pasti maupun
relatif kisaran. Penentuan secara absolut didapatkan dari uraian pertanggalan yang tercantum secara eksplisit dalam teks prasasti tersebut. Beberapa prasasti hanya
menyebutkan angka tahunnya saja, namun beberapa prasasti yang lain juga menyebutkan pertanggalan detil untuk bulan, minggu, hari dan bahkan jam ketika
prasasti tersebut dikeluarkan. Ahli epigrafi memiliki kemampuan untuk dapat mengonversi pertanggalan dari saka ke masehi. Penentuan relatif dilakukan dengan dua
cara setelah tidak ditemukannya teks pertanggalannya. Cara yang pertama dengan melakukan perbandingan analogi dengan prasasti-prasasti yang sejaman dari segi
bentuk huruf, gaya pemahatan, formula prasasti maupun nama pejabat yang tertera. Cara yang lain adalah dengan melakukan uji kimia terhadap bahan dasar prasasti
tersebut, biasanya menggunakan bahan karbon C14. 7 buah prasasti
yūpa dari Kutai ini diketahui usia relatifnya setelah dilakukan perbandingan dengan beberapa prasasti