41
Sampel yang diambil dalam penelitian ini bersifat homogen, setiap kelas kemampuannya relatif sama. Tidak ada kelas unggulan, menengah ataupun
kelas bawah karena per kelasnya dibagi rata sehingga rata-rata nilainya hampir sama. Metode problem posing diterapkan pada kelas XII IPS 1 dan metode
problem solving diterapkan pada kelas XII IPS 2. Penentuan kelompok eksperimen dengan metode problem posing dan problem solving dilakukan
dengan teknik undian.
3.4 Variabel Penelitian
Variabel yang digunakan adalah perbandingan dua variabel bebas yaitu
1
X
dan
2
X
.Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi terhadap suatu gejala Arikunto, 2002:97. Variabel bebas tersebut adalah :
1
X
= Metode pembelajaran problem posing pada siswa kelas XII IPS SMA N 4 Pekalongan.
2
X
= Metode pembelajaran problem solving pada siswa kelas XII IPS SMA N 4 Pekalongan.
3.5 Teknik Pengambilan Data
Data dari variabel-variabel yang akan diungkap, diperoleh dengan teknik sebagai berikut :
a. Dokumentasi Dokumentasi adalah teknik untuk mencari data mengenai hal-hal atau
variabel yang berupa catatan, transaksi buku, surat kabar, majalah, prasasti,
42
notulen rapat, lengger, agenda dan lain-lain Arikunto, 2002:206. Teknik dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh data nama-
nama siswa kelas XII IPS yang ada dalam populasi, jumlah siswa kelas XII IPS dan nilai ujian semester II siswa kelas XI IPS SMA Negeri 4 Pekalongan
tahun 20072008. b. Teknik Tes
Teknik tes yang digunakan adalah tes prestasi Achievement Test. Teknik ini dilakukan untuk mengukur pencapaian seseorang setelah mempelajari
sesuatu Arikunto, 2006:151. Tes prestasi digunakan untuk memperoleh hasil prestasi belajar pada mata pelajaran akuntansi siswa kelas XII IPS di SMA N
4 Pekalongan dengan menggunakan instrumen yang telah diujicobakan. Teknik tes dilaksanakan sebelum dan sesudah siswa mengikuti pembelajaran
dengan metode problem posing dan problem solving melalui pre test dan post test.
Pre test dilakukan pada tahap awal sebelum eksperimen dimulai. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui keadaan siswa sebelum treatment antara
kelas eksperimen dengan metode problem posing dan problem solving apakah dalam keadaan yang sama atau tidak. Post test dilaksanakan setelah treatment,
digunakan untuk mengukur hasil prestasi siswa antara kelas eksperimen dengan metode problem posing dan problem solving setelah penerapan
treatment. Bentuk tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes objektif dan essay.
43
c. Teknik Observasi Teknik ini digunakan untuk mengobservasi secara langsung pelaksanaan
pembelajaran dengan menggunakan metode problem posing dan problem solving. Dasar penilaian yang digunakan untuk mengobservasi guru dan siswa
adalah sebagai berikut : 1. Dinilai dengan skor 1 = ”tidak baik”, apabila pelaksanaan pembelajaran
dengan metode problem posing dan metode problem solving tidak berjalan dengan baik.
2. Dinilai dengan skor 2 = ”kurang baik”, apabila pelaksanaan pembelajaran dengan metode problem posing dan metode problem solving berjalan
kurang baik. 3. Dinilai dengan skor 3 = ”cukup baik”, apabila pelaksanaan pembelajaran
dengan metode problem posing dan metode problem solving berjalan cukup baik.
4. Dinilai dengan skor 4 = ”baik”, apabila pelaksanaan pembelajaran dengan metode problem posing dan metode problem solving berjalan dengan baik.
5. Dinilai dengan skor 5 = ”sangat baik”, apabila pelaksanaan pembelajaran dengan metode problem posing dan metode problem solving berjalan
sangat baik Arikunto, 2006:245. Pedoman nilai yang dijadikan untuk mengukur kinerja guru dan siswa
adalah sebagai berikut : 1. Nilai 80-100 termasuk dalam kategori baik sekali
2. Nilai 66-79 termasuk dalam kategori baik
44
3. Nilai 56-65 termasuk dalam kategori cukup 4. Nilai 40-55 termasuk dalam kategori kurang
5. Nilai 0-39 termasuk dalam kategori gagal Arikunto,
2003:245
3.6 Prosedur Eksperimen