Efek Televisi dalam Kehidupan

variatif. Kedua, bahwa masyarakat Islam memiliki keberagaman majemukplural. Kesadaran terhadap kondisi pluralistik ini harus menjadi pertimbangan para tokoh agama dalam melakukan perubahan sosial budaya masyarakat. Ketiga, masyarakat Islam pada umumnya masih menganut budaya kepengikutan culture of followership, namun dinamis. Kepengikutan terhadap da i ulama atau tokoh agama demikian kental. Kondisi ini menuntut para tokoh agama harus selalu berada pada garda terdepan untuk memimpin masyarakat. Bila tidak, fungsinya sebagai panutan akan menimbulkan kerepotan tersendiri. 85

D. Efek Televisi dalam Kehidupan

Ketika kita memasuki abad 21 milenium III, kita sudah dibekali oleh-oleh yang sangat berharga dari abad 20 yaitu televisi, atau yang populer kita kenal dengan televisi. Awal kehadirannya begitu mempesonakan semua manusia. Televisi bukan saja sebagai media hiburan bagi pemirsanya, tetapi juga sudah menjadi jendela dunia. 86 Dengan televisi kita mudah mengetahui apa yang terjadi di belahan dunia lain. Ketika terjadi tragedi menara WTC di Amerika yang ditabrak oleh pesawat komersial, beberapa jam kemudian masyarakat Indonesia sudah mengetahui beritanya. Demikian juga ketika mesjid al Aqsha di Palestina pagi hari dikepung tentara zionis Israel, siang harinya hampir seluruh masyarakat muslim Indonesia menyatakan keprihatinannya. Begitu cepatnya kejadian-kejadian penting di daerah yang berjauhan dapat diketahui seluruh dunia dengan bantuan teknologi televisi. Dengan kelebihan-kelebihannya yang mampu menjangkau audience pemirsa yang sedemikian luasnya, televisi juga telah dimanfaatkan sebagai media dakwah menyampaikan ajaran Islam. Dengan tanpa harus ketempat pengajian, kita dapat menyaksikan siraman 85 Ibid. 86 Jalaluddin Rakhmat, Islam Aktual, Bandung: Mizan, 1995, h. 75. rohani setiap subuh atau setiap pagi jumat melalui televisi. Maka kita yang di luar Jakarta pun sering kali mendengarkan ceramah-ceramah agama dari para ustadz kaliber nasional dari Jakarta seperi KH. Zainuddin MZ, ustadz Abdullah Gymnastiar dengan manajemen qalbunya, ustadzah Luthfiah Sungkar yang dengan sangat terbuka kita bisa mengadukan keluh kesah kehidupan keluarga kita dan banyak lagi. Manfaat lain dari kehadiran televisi bagi umat Islam adalah dapat menyaksikan betapa khusuknya saudara-saudara kita yang sholat tarawih di Masjidil Haram Mekkah tanpa harus ke Saudi Arabia. Lebih dari itu dengan televisi kita tergerak untuk berperan aktif membantu saudara- saudara kita yang sedang tertimpa musibah di belahan bumi nusantara atau negara lain melalui acara pundi amal , kita peduli atau lainnya. Dengan demikian solidaritas antara sesama umat dapat terjalin. Dengan manfaat yang sangat banyak itu, televisi kini menjadi primadona keluarga. Saat ini jarang sekali kita temukan rumah di perkotaan yang tidak memiliki televisi. Bahkan di desa-desapun kehadirannya bukan lagi dianggap barang mewah, tetapi seakan sudah menjadi kebutuhan keluarga. 87 . Mudahnya televisi diterima oleh masyarakat selain harganya terjangkau, kini stasiun televisi yang ada di Indonesia tidak kurang dari 10 buah, termasuk TVRI. Dan pada tanggal 1 Mei 2002 yang lalu telah didirikan 13 televisi publik yang beroperasi untuk wilayah tingkat II kabupaten dan kota termasuk di Pematang Siantar. Stasiun-stasiun televisi ini siap melayani para pemirsanya, dari hiburan, informasi, keterampilan keluarga sampai dakwah agama. Bahkan untuk kebutuhan itu ada stasiun televisi swasta yang mengudara nyaris 24 jam sehari, hanya istirahat setengah jam. 88 87 Ibid, h. 78. 88 Ishadi SK, Industri, h. 4. Dengan kelebihan-kelebihan yang dimiliki televisi, kehadirannya seakan tidak bisa dielakkan oleh siapa saja. Kini televisi telah masuk di hampir setiap rumah penduduk, di kamar-kamar hotel, di kamar-kamar rumah sakit dan di mana saja dengan mudah kita menemukan televisi. George Gerbner, seorang pakar komunikasi dan peneliti televisi di Amerika menyebutkan bahwa televisi telah menjadi agama masyarakat industri. televisi telah menggeser agama-agama konvensional. Khutbahnya didengar dan disaksikan oleh jemaah yang lebih besar dari pada jemaah agama manapun. 89 Televisi sebagai media komunikasi massa merupakan salah satu kekuatan sosial yang dapat menggerakkan proses sosial ke arah suatu tujuan yang diinginkan. Akan tetapi untuk mengetahui secara tepat dan rinci mengenai kekuatan sosial yang dimiliki oleh komunikasi massa melalui televisi dan hasil yang dapat dicapainya dalam menggerakkan proses sosial tidaklah mudah. Oleh karena itu, efek televisi sebagai media komunikasi massa perlu dikaji secara lebih mendalam untuk mengetahui dengan jelas pengaruh dari media televisi tersebut. Menurut Jalaluddin Rakhmat 90 dengan mengutip beberapa ahli, bahwa efek komunikasi massa yang salah satunya adalah televisi dapat dikaji melalui dua sudut pandang yaitu:

1. Efek kehadiran media massa televisi

. Efek kehadiran media massa televisi maksudnya adalah bahwa kehadiran media massa televisi di tengah-tengah kehidupan manusia telah memberikan pengaruh terhadap pola kehidupan manusia. Efek media massa televisi ternyata telah dapat merubah kondisi kehidupan masyarakat. Ada lima jenis efek kehadiran media massa televisi terhadap khalayak yaitu : 89 Jalaluddin, Islam, h. 76. 90 Jalaluddin, Psikologi Komunikasi, Bandung: Remaja Rosdakarya. 2003 h. 219.