5. Jenis Prestise Advertising yakni jenis iklan yang menonjolkan dari segi prestisenya,  jika  pembeli  membeli  produk  atau  mempergunakan
barang tersebut memiliki prestasi tersendiri. Dari  kelima  jenis  iklan,  sering  kali  kita  dapat  menemukan  sesuatu
iklan  yang  justru  memiliki  lebih  dari  satu  karakter  jenis  iklan  tersebut, misalnya  untuk  makanan  ringan  tertentu  jenis  yang  muncul  adalah
penekanan pada mutu dari produk yang ditawarkan Quality Advertising namun juga bahwa setting iklan membawa pemirsa untuk menempatkan
diri  sebagai  anak  yang  gaul  Prestise Advertising.  Kemampuan  setting iklan  inilah  yang  akan  semakin  mendorong  bagi  pemirsa  untuk
mengkonsumsi produk yang ditawarkan.
32
b. Iklan di Televisi
Kehadiran  iklan  bagaikan  sebuah  dunia  magis  yang  dapat mengubah  komoditas  ke  dalam  gemerlapan  yang  memikat  dan
mempesona.  Sebuah  sistem  yang  keluar  dari  imajinasi  dan  muncul  ke dalam  dunia  nyata  melalui  media.  Kekaguman  Raymon  Williams  dan
Simon  During  terhadap  iklan  memiliki  dasar  yang  kuat,  di  mana  iklan televisi  telah  mengangkat  medium  iklan  ke  dalam konteks  yang  sangat
kompleks  namun  jelas,  berimajinasi  namun  kontekstual,  penuh  dengan fantasi  namun  nyata.  Kekaguman-kekaguman  itu  tidak  lepas  dari  peran
televisi  yang  telah  menghidupkan  iklan  dalam  dunia  kognisi  pemirsa serta  penuh  dengan  angan-angan.  Padahal  televisi  hanya  mengandalkan
kemampuan  audiovisual  dan  prinsip  komunikasi  massa  sebagai  media konstruksi.
33
Televisi  telah  menciptakan  karakteristiknya  sendiri,  dan  memiliki semacam  opera  sabunnya   sendiri.  Semuanya  itu  menambah  daya
32
Teguh  Budi  Raharjo, Pengaruh  Iklan  Makanan  Ringan  Terhadap  Sikap  Konsumtif Anak-Anak  SD,Seminar  Hasil  Penelitian    Pengabdian  Kepada  Masyarakat,  Unila,  2008.
Penelitian ini dilakukan di SD Al-Kautsar Bandar Lampung, diakses tanggal 07 Agustus 2013.
33
Burhan Bungin, Konstruksi Sosial …, h. 107.
pengulangan reklame dan  kesinambungan  pengaruhnya  sebagai  suatu bentuk media iklan. Bagaimanapun juga televisi sebagai media informasi
ditinjau  dari  sudut  pemasangan  iklan  mempunyai  kelebihan-kelebihan yang  tidak  dimiliki  media  lain.  Pertama,  adalah  kesan  realistiknya  yang
merupakan  kombinasi  dari  unsur  visual  dan  audio  yang  nampak  begitu hidup dan nyata. Dari sini memang diharapkan konsumen mudah untuk
mengidentifikasi  karakteristik  komoditas.  Kedua,  adalah  kemudahan untuk tanggap terhadap komoditas. Dengan keberadaan siaran televisi di
rumah-rumah,  maka  suasana  santai,  rileks,  tanpa  dipengaruhi  rutinitas kerja  diharapkan  informasi  atau  pesan  yang  disampaikan  lebih  mudah
untuk  diinterpretasikan.  Ketiga  dengan  adanya  repetisipengulangan pesan,  maka  televisi  dipandang  cukup  bermanfaat  untuk  merengkuh
audience secara luas dengan frekuensi yang sudah ditetapkan.
34
Televisi  telah  menjadi  media  penting  dalam  bisnis  periklanan  di Indonesia.  Jika  dicermati  produk-produk  yang laris dipasarkan  hampir
sebagian besar pernah diiklankan lewat televisi. Bahkan ada beberapa biro iklan yang menjadikan televisi sebagai media ampuh untuk mengadakan
perang  kilat  melawan  kompetitor  dalam  menawarkan  produk.  Padahal penyewaan  ruang  program  siar  merupakan  yang  termahal
dibandingkan  dengan  penyewaan  media  komunikasi  yang  lain.  Bahkan durasi  hitungan  kompensasi  biaya,  dihitung  per-detik  yang  didasarkan
pada jenis acara tayangan. Akan  tetapi  kenyataannya  iklan-iklan  terasa  berjejal-jejal  pada
setiap acara, sampai-sampai hampir tidak ada acara yang tanpa diselipi oleh  iklan. Di  Amerika  sendiri  untuk  tayangan  iklan  ini  ada  aturan
tayangan,  yakni  program  siaran  15  menit  baru  diselingi    iklan.  Di Indonesia belum ada aturan yang menyatakan hal ini. Untuk acara prime
time ,  seperti  yang  dikatakan  oleh  Alex  Leo  mantan  Dirjen  RTF,  berita
34
Arief  Agung  Suwasono, Sekilas  Tentang  Televisi  dan  Tayangan  Iklan,
http:puslit.ac.idjournalsdesign, diakses tanggal 07 Agustus 2008.
berdurasi  satu  menit  sudah  diselingi  oleh  iklan  5-6  menit  siaran, kecuali berita-berita resmi dari pemerintah urgently news.
35
Menurut  data  PPPI  P3I,  total  belanja  iklan  berbagai perusahaan dari tahun 1991 belanja iklan televisi tercatat sebesar 212 milyar rupiah
25,4    dari  total  media sampai  dengan  1996
naik  menjadi  1.503 miliyar  rupiah  48,3  terjadi  lonjakan  yang  cukup  signifikan.  Hal  ini
menunjukkan bahwa televisi swasta mampu merangsang produsen untuk lebih  agresif  beriklan  melalui  televisi.  Terlihat  pula  iklan  televisi
menunjukkan grafik meningkat. Kenyataan tersebut menunjukkan bahwa televisi  mempunyai  jumlah  pemirsa  yang  sangat  luas  dan  banyak
sehingga  masyarakat  lebih  banyak  memilih  televisi  sebagai  media komunikasi  untuk  mendapatkan  informasi-informasi.  Maka  peluang
untuk mensosialisasikan suatu informasi dengan cepat akan lebih terbuka. Televisi  menjadi  salah  satu  media  audio  visual  yang  ampuh  untuk
memasyarakatkan suatu informasi.
36
Sebagai alat media massa yang mengandalkan audio visual, televisi dapat  memberikan  dampak  yang  hebat,  dan  perkembangan advertising
televisi  jauh  melampaui  perkembangan  di  media  lain.  Ini  menunjukkan efektivitasnya  dalam  menjangkau audien  massa  yang  beragam.
Kekurangannya  antara  lain  biaya  produksinya  tinggi.  Demikian  pula dengan  biaya  penayangannya.  Mahalnya  biaya  beriklan  di  televisi
memaksa pengiklan memendekkan iklannya. Akibatnya adalah ad clutter, sebuah  fenomena  dimana  iklan bersaing  dengan  sesama  iklan  dan
akibatnya  mereduksi  dampak  dari  iklan-iklan  tersebut.  Menempatkan iklan  di  televisi  bisa  menjadi  problem  karena  permintaan  melebihi slot
yang  tersedia,  terutama  di  jam  tayang  utama. Slot untuk  beberapa  jam tayang sudah penuh dipesan untuk sebulan ke depan, bahkan untuk satu
musim. Karena ukuran dan diversitas audiennya, menargetkan konsumen
35
Ibid.
36
Ibid.
potensial  dengan  tepat  sulit  dilakukan  di  televisi  dengan  perkecualian televisi kabel dengan fokus audien yang lebih sempit.
37
Kehadiran iklan memberikan berkah tersendiri bagi televisi, biaya yang  mahal  dan  memproduksi  sebuah  acara,  dapat  terbantu  dengan
adanya iklan. Dengan kata lain iklan memberikan nafas segar bagi televisi. Televisi  dan  iklan  ibarat  dua  sisi  mata  uang,  saling  membutuhkan  satu
sama  lainnya.  Iklan  membutuhkan  media  sebagai  sarana  penyampaian informasi  kepada  khalayak  tentang  suatu  produk,  televisi  pun
membutuhkan  iklan  sebagai  input  agar  semua  departemen  dalam perusahaannya bisa hidup karena sebuah stasiun televisi hidup dari iklan,
khususnya  televisi  swasta.  Total  belanja  iklan  nasional  pada  tahun  2004, misalnya mencapai 22,21 triliun.
38
c. Proses Komunikasi Iklan di Televisi