Pembahasan Penelitian HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
                                                                                bahwa individu atau khalayak memilih jenis media massa dan isi media yang dapat memenuhi keperluan-keperluan mereka. Audien mempunyai
kekuasaan  yang  lebih  besar  untuk  memilih  media  massa  dan  isinya dibandingkan  dengan  kekuasaan  media  massa  untuk  mempengaruhi.
Meski  iklan  lebih  sering  ditayangkan  dibanding  sinetron,  namum  bobot menonton audien lebih tinggi sinetron.
Selanjutnya  terlihat  adanya  perbandingan  pengaruh  menonton televisi  terhadap  globalisasi  budaya.  Tontonan  yang  paling  dominan
dalam  percepatan globalisasi  budaya  adalah  iklan.  Korelasinya  sangat signifikan pada angka 0,676. Angka korelasi sinetron dengan percepatan
globalisasi  budaya  juga  sangat  signifikan    dengan  angka  0,286. Sedangkan  angka  korelasi  menonton infotainment dengan  globalisasi
budaya 0,88, yang berarti tidak signifikan. Tingginya  angka  korelasi  iklan  ini  sesuai  dengan  teori  difusi
inovasi. Pada awal penayangannya atau awal ditonton pemirsa, kehadiran iklan memberi pengetahuan pada pemirsa terhadap sebuah produk. Pada
tahap  selanjutnya  kehadiran  iklan  mempengaruhi  pemirsa  untuk mengambil  keputusan.  Iklan  akan  menjadi  lebih  kuat  lagi  bila
pemerannya  seorang  tokoh  yang  berpengaruh  Opinion  Leaders. Alasan ini  pula  yang  menyebabkan  banyak  desainer  iklan  memakai  jasa  artis,
tokoh  politik  atau  orang  terkenal  dan  berpengaruh  lainnya. Jika komunitas  lebih  kuat    menerimanya,  baru  kemudian  terjadi  penyebaran
inovasi.  Kemudian  diikuti  proses  sosial  penyeimbangan  atau  penguatan inovasi.  Pada  tahapan  akhir  inovasi  mendapatkan  legitimasi  dari
komunitas atau masyarakat luas.
184
Dari  tiga  model  budaya  yang  menglobal  akibat  dari  menonton televisi,  makanan  merupakan  budaya  yang  paling  besar  mendapat
pengaruh,  yaitu  28,3.  Menonton  iklan,  sinetron  dan infotainment
184
Piotr Sztompka, Sosiologi Perubahan Sosial Jakarta: Prenada Media, 2005, h. 300.
mempengaruhi  pilihan  pakaianmode  21.  Sedangkan  hiburan dipengaruhi hanya 17,9.
Jenis-jenis  makanan  yang  ada  di  suatu  negara  mudah  menjadi budaya global karena memiliki keunggulan relatif dan tingkat kerumitan
yang  rendah  sehingga  lebih  mudah  diadopsi.  Keunggulan  itu  misalnya makanan  asing  lebih  mudah  didapatkan  baik  dengan    membeli  di  toko-
toko  yang  tersebar  atau  membuatnya  sendiri  dengan  biaya  yang  lebih murah dibandingkan untuk memilih dan menikmati pakaian atau hiburan
dari luar. Norma sosial yang berlaku di tengah masyarakat tentang makanan
biasanya  lebih  longgar  dibanding  tentang  pakaian.    Wesley  Perkins menyatakan  bahwa  norma-norma  sosial  yang  dipahami  oleh  kelompok
tertentu  memiliki  pengaruh  terhadap  kebiasaan  mereka
185
. Teori  dasar dari  Social norm theory  memberikan pembenaran terhadap fakta bahwa
budaya tentang makanan lebih mudah menglobal dibanding dengan jenis budaya lainnya.
Meski  pengaruh  menonton  iklan,  sinetron  dan infotainment masih berada  di  bawah  30  pengaruhnya  terhadap  globalisasi  budaya
masyarakat  muslim  kota  Medan,  namun  perlu  diperhatikan  sisi  positif dan  negatif  dari  pengaruh  tayangannya.  Hal  ini  karena menurut Melvin
Defleur  hakikatnya  adalah  bahwa  media  massa  melalui  penyajiannya yang  selektif  dan  penekanannya  pada  tema-tema  tertentu,  menciptakan
kesan-kesan  pada  khalayak  dimana  norma-norma  budaya umum mengenai topik yang diberi bobot itu, dibentuk dengan cara-cara tertentu.
Oleh  karena  itu  perilaku  individual  bisanya  dipandu  oleh  norma-norma budaya mengenai suatu hal tertentu, maka media komunikasi secara tidak
langsung akan mempengaruhi prilaku.
185
Syukur Kholil, Teori Komunikasi Massa, Bandung: Cipta Pustaka, 2011. h. 247.
Hal  yang  harus  diperhatikan  adalah  bahwa  menurut  Burhan Bungin  efek  dari  tayangan  televisi  ada  yang  sesuai  dengan  apa  yang
direncanakan  dan  ada  pula  yang  tidak  direncanakan.  Efek  yang  tidak direncanakan  ini  dapat  merusak  tatanan  norma  sosial  yang  ada  dan
berlaku  bagi  masyarakat  muslim  khusunya  di  Medan  umumnya  di Indonesia.  Oleh karena itu para desainer siaran baik iklan, sinetron dan
infotainment juga  harus  memberikan  perhatian  agar  efek  negatif  dari
siarannya dapat diminimalisir. Menonton  televisi,  menurut  analisis  teori  kultivasi    seseorang
setelah  ia  menonton  tayangan  kekerasan  di  televisi  tidak  langsung  ia menjadi  pelaku  kekerasan.  Efek  dari  menyaksikan  tayangan  kekerasan
membuat kita merasa takut, karena tayangan kekerasan di televisi mampu menanamkan  gambaran  di  dalam  otak  mengenai  dunia  yang  jahat  dan
berbahaya.  Artinya  menyaksikan  tayangan  televisi    akan  semakin menyuburkan budaya global.
Fenomena  yang  terjadi  di  kota  Medan  membuktikan  kebenaran teori  kultivasi.  Ketika  televisi  menayangkan  seseorang  yang  memakan
pizza hut atau makanan impor lainnya, membuat masyarakat beranggapan
bahwa memakan makanan impor merupakan simbol kemajuan seseorang atau komunitas. Sama halnya dengan tayangan mobil, menjadikan mobil
bukan sebatas alat transportasi, tetapi telah  menjadi gaya hidup,
                