variabel dibahas secara bersama pada satu penelitian. Variabel dependent yang dilihat juga ada tiga, yaitu pemilihan makanan, pakaian dan
hiburan. Disamping itu jumlah respondennya juga cukup banyak 599 orang. Dengan banyaknya variabel yang dilihat dan jumlah responden
yang terlibat, memungkinkan penelitian ini menggambarkan kondisi yang sesungguhnya.
Meski penelitian ini dengan menggunakan pendekatan kuantitatif, namun juga mengungakapkan bobot pola menonton yaitu
iklan bobotnya cukup 59, sinetron bobotnya kuat 65 dan
infotainment bobotnya cukup 56. Bobot menonton didapatkan dengan menghitung membagi bobot skor nilai yang didapat dengan skor nilai
tertinggi dari jawaban responden. 2. Kelemahan
Penelitian ini hanya melibatkan umat Islam yang ada di Kota Medan, sehingga tidak bisa menjeneralisir untuk masyarakat kota Medan
secara umum. Penelitian ini hanya melihat pola menonton iklan, sinetron dan
infotainment , tidak melihat isi pesan dari acara-acara yang disajikan.
Sehingga peneliti tidak bisa menentukan secara lebih terperinci iklan, sinetron atau infotainment mana yang lebih kuat pengaruhnya bagi
responden. Variabel dependent penelitian, yaitu globalisasi budaya yang
dimaksud hanya pemilihan makanan, pakaian dan hiburan saja. Padahal globalisasi budaya yang terjadi lebih luas dari itu.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, dapat di simpulkan sebagai berikut :
9. Pola menonton iklan, sinetron dan infotainment di televisi, secara bersama-sama berpengaruh terhadap pilihan makanan masyarakat
Islam di kota Medan sebesar 28,3. Selebihnya dipengaruhi faktor lain. Menonton iklan, sinetron dan infotainment berkorelasi dengan
pemilihan makanan masing-masing sebesar 0,520 sangat signifikan, 0,177 sangat signifikan dan 0,98 signifikan.
10. Pola menonton iklan, sinetron dan infotainment di televisi, secara bersama-sama berpengaruh terhadap pilihan pakaian masyarakat
Islam di kota Medan sebesar 21. Menonton iklan, sinetron dan infotainment
berkorelasi dengan pemilihan pakaian masing-masing sebesar 0,389 sangat signifikan, 0,102 signifikan dan 0,278
sangat signifikan. 11. Pola menonton iklan, sinetron dan infotainment di televisi, secara
bersama-sama berpengaruh terhadap pilihan hiburan masyarakat Islam di kota Medan sebesar 17,9. Menonton iklan, sinetron dan
infotainment berkorelasi dengan pemilihan pakaian masing-masing
sebesar 0,420 sangat signifikan, 0,151 signifikan dan 0,061 tidak signifikan.
12. Pola menonton iklan, sinetron dan infotainment di televisi, secara bersama-sama berpengaruh terhadap globalisasi budaya pilihan
kananan, pakaian dan hiburan pada masyarakat Islam di kota Medan sebesar 46,5.
B. Saran
217
Dari hasil penelitian yang dilakukan, secara umum saran yang diberikan terbagi dua, yaitu secara teoritis dan praktis. Secara teoritis
disadari bahwa cukup banyak buku dan penelitian komunikasi massa yang membahas tentang iklan, namun yang membahas tentang sinetron,
apalagi infotainment masih sangat terbatas. Padahal beradasarkan hasil penelitian, sinetron dan infotainment juga memberikan efek yang
signifikan terhadap para penontonnya. Karenanya perlu pengayaan buku- buku dan penelitian yang membahas tentang sinetron dan infotainment.
Kemudian disarankan kepada para peneliti yang berminat meneliti tentang efek media, perlu mengkaji lebih jauh dari sisi isi pesan
media yang ditayangkan. Kajian tentang efek media terhadap globalisasi budaya perlu juga diperluas pada jenis budaya yang lain, misalnya
pilihan pendidikan, atau ketaatan beragama. Selanjutnya secara praktis, dari hasil penelitian ini disarankan
kepada seluruh pihak yang terkait, diantaranya Departemen Agama,
Perguruan Tinggi Agama Islam, pemuka agama sampai sineas muslim harus turut bertanggung jawab terhadap isi pesan yang disampaikan pada
sinetron religi. Hal ini karena dari ketiga pola menonton siaran televisi yang diteliti, ternyata yang paling besar bobotnya adalah sinetron. Dari
tiga kategori sinetron yang diteliti, yaitu sinetron remaja, keluarga dan religi ternyata sinetron religi yang paling diminati masyarakat muslim
kota Medan. Selanjutnya melihat besarnya efek menonton televisi terhadap
globalisasi budaya, hendaknya para pengelola televisi bukan hanya mengejar keuntungan finansial, tapi juga harus memperhatikan efek dari
tayangan yang disajikan. Hal ini karena efek yang diberikan dari siaran televisi bukan hanya seperti apa yang diharapkan, tetapi terbuka
kemungkinan memberi efek yang tidak diharapkan. Oleh karena itu Komisi Penyiaran Indonesia KPI harus mampu menjadi pengawas siaran
televisi secara efektif.