2.5.3 Temperatur Curie
Temperatur  Curie  T
C
dapat  didefinisikan  sebagai  temperatur  kritis  dimana  terjadi perubahan dari keteraturan feromagnetik menjadi paramagnetik. Dengan kata lain, di
atas  T
C
,  material  memiliki  magnetisasi  yang  terlalu  rendah  bagi  magnet.  Dengan demikian T
C
juga merepresentasikan  kekuatan interaksi pertukaran antar spin – spin
elektron  atom.  Suatu  magnet  diharpakan  memiliki  ketahanan  yang  baik  terhadap temperatur,  terutama  pada  aplikasi
– aplikasi dinamik, seperti motor dan generator. Dalam  kasus  ini  perubahan  temperatur  diharapkan  tidak  mengurangi  sedikitpun
magnetisasi  magnet  agar  unjuk  kerja  magnet  tetap  tinggi.  Hal  ini  mungkin  dapat terjadi apabila magnet tersebut memiliki T
C
yang tinggi Manaf, 2013.
2.6  Resin Epoksi
Epoksi  adalah  suatu  kopolimer,  terbentuk  dari  dua  bahan  kimia  yang  berbeda.  Ini disebut  sebagai  resin  dan  pengeras.  Resin  ini  terdiri  dari  monomer  atau  polimer
rantai pendek dengan kelompok epoksida di kedua ujung. Epoksi resin paling umum yang  dihasilkan  dari  reaksi  antara  epiklorohidrin  dan  bisphenol-A,  meskipun  yang
terakhir mungkin akan digantikan dengan bahan kimia yang serupa. Pengeras terdiri dari monomer polyamine, misalnya Triethylenetetramine  Teta. Ketika  senyawa ini
dicampur  bersama,  kelompok  amina  bereaksi  dengan  kelompok  epoksida  untuk membentuk  ikatan  kovalen.  Setiap  kelompok  NH  dapat  bereaksi  dengan  kelompok
epoksida, sehingga polimer yang dihasilkan sangat silang, dan dengan demikian kaku dan  kuat.  Proses  polimerisasi  disebut  curing,  dan  dapat  dikontrol  melalui  suhu,
pilihan  senyawa  resin  dan  pengeras,  dan  rasio  kata  senyawanya;  proses  dapat berlangsung beberapa jam. Beberapa formulasi manfaat dari pemanasan selama masa
curing, sedangkan yang lainnya hanya memerlukan waktu, dan suhu ambien. Dalam  bentuk  asli  epoksi  resin  keras  dan  getas.  Epoksi  resin  adalah  termasuk
kelompok  plastik  thermosetting.  Yaitu  tidak  meleleh  lagi  jika  dipanaskan. Pengerasannya terjadi karena reaksi polimerisasi, bukan pembekuan. Oleh karena itu
epoksi resin tidak mudah didaur ulang.
Universitas Sumatera Utara
Resin  epoksi  mampu  bereaksi  dengan  pengeras  yang  cocok  untuk  membentuk matriks silang dengan kekuatan besar dan daya ikat yang sangat baik untuk berbagai
macam  subtrat.  Hal  ini  membuat  resin  epoksi  ideal  untuk  aplikasi  perekat  yang membutuhkan  kekuatan  ikat  tinggi.  Beberapa  karakteristik  unik  resin  epoksi  yaitu
hampir  tidak  mengalami  penyusutan  selama  proses  curing,  ketahanan  kimia  yang baik,  kemampuan  untuk  mengikat  subtrat  yang  tidak  berpori  dan  fleksibilitas  yang
besar Goulding, 2003. Resin epoksi, secara kimia mempunyai daya tahan. Epoksi ini tahan lama, lemas
dan liat, dapat dibuat lapisan pelindung yang baik. Bahan ini terutama dipakai untuk cat dasar, pelapis dan pernis, serta sebagai bahan pinggiran kaleng, drum, pipa tangki,
dan  mobil-mobil  tangki.  Sebagai  bahan  perekat  epoksi  ini  sangat  menonjol.  Juga telah semakin meningkat pemakaiannya untuk mencetak, mengecor, dan melaminasi.
Lapisan  atau  lapisan  gabungan,  dari  produk  damar  epoksi  dan  serat  kaca  telah digunakan  secara  meluas  dalam  aliran  listrik,  pesawat  udara,  pipa  saluran,
perumahan, tangki dan peralatan atau perkakas.
2.7  Bakelit