4.1.3 Kuat Tekan
Nilai  kekuatan  tekan  sampel  bonded  magnet  Pr-Fe-B  diperoleh  dengan  pengujian menggunakan  Universal  Testing  Machine.  Hasil  pengukuran  kuat  tekan  sampel
magnet disajikan pada Tabel 4.3 berikut: Tabel 4.3 Data hasil pengukuran kuat tekan
Komposisi  wt Kuat Tekan MPa
Bakelit Resin Epoksi
2 101.39
63.28 4
106.32 74.52
6 122.96
77.23 8
125.63 108.54
Dari  data  di  atas  dapat  dilihat  bahwa  penambahan  komposisi  polimer  baik  bakelit maupun  resin  epoksi  meningkatkan  nilai  kekuatan  tekan  bonded  magnet  Pr-Fe-B.
Peningkatan  ini  disebabkan  selama  proses  kompaksi  terjadi  gaya  ikat  yang  sangat baik antara polimer dan serbuk Pr-Fe-B. Dari  penelitian lain diketahui faktor-faktor
yang  mempengaruhi  sifat  mekanik  magnet  bonded,  antara  lain  bentuk  partikel,  nilai tekanan  saat  proses  kompaksi  dan  teknologi  pembuatan.  Namun  faktor  terpenting
adalah  pada  jenis  dan  komposisi  polimer  yang  digunakan
Dobrzanski
,  2006.  Dari Tabel  4.6  di  atas  dapat  dibuat  grafik  hubungan  komposisi  polimer  pada  bonded
magnet Pr-Fe-B terhadap kekuatan tekan sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.3 Pengaruh komposisi perekat terhadap kuat tekan bonded magnet Pr-Fe-B
4.1.4  Struktur Mikro
Pengamatan  struktur  mikro  pada  permukaan  sampel  dilakukan  dengan  perbesaran 4000 kali menggunakan SEM Scanning Electron Microscopy. Sampel yang diamati
adalah sampel dengan komposisi perekat baik bakelit maupun resin epoksi sebesar 2 wt  dapat dilihat pada gambar 4.4.
101,39 106,32
122,96 125,63
63,28 74,52
77,23 108,54
50 75
100 125
150
2 4
6 8
K u
at Tek
an M
Pa
Komposisi Perekat  wt
Bakelit Epoksi
a
Universitas Sumatera Utara
b Gambar 4.4 Permukaan sampel bonded magnet Pr-Fe-B dengan perekat
a bakelit b resin epoksi dengan perbesaran 4000 X
Distribusi partikel yang merata dan perekatan yang baik antara partikel Pr-Fe-B dan  matriks  polimer  merupakan  hal  yang  penting  bagi  kualitas  suatu  komposit.
Ukuran  partikel  serbuk  magnet  juga  memiliki  peranan  penting  dalam  penentuan perbandingan komposisi serbuk magnet dan perekat. Pada gambar di atas, partikel Pr-
Fe-B  ditunjukkan  dalam  warna  abu-abu  terang  dan  matriks  polimer  ditunjukkan dalam  warna  gelap.  Meskipun  pada  partikel  Pr-Fe-B  masih  terdapat  variasi  ukuran
butir  dan  bentuk,  namun  telah  terlihat  bahwa  serbuk  Pr-Fe-B  telah  merekat  baik denagn  matriks  polimer.  Pada  gambar  4.5  dapat  dilihat  komposisi  penyusun  sampel
pada  pengujian    SEM-EDX  untuk  sampel  dengan  binder  bakelit  dan  resin  epoksi dengan komposisi 2 wt.
Universitas Sumatera Utara
a
Universitas Sumatera Utara
b
Gambar 4.5 Komposisi penyusun sampel bonded magnet Pr-Fe-B dengan perekat a
Bakelit b Resin Epoksi
Universitas Sumatera Utara
Gambar  4.5  merupakan  hasil  SEMEDS  untuk  sampel  bonded  magnet  Pr-Fe-B dengan  binder  bakelit  dan  resin  epoksi,  dari  gambar  diketahui  adanya  berbagai
komposisi massa dari beberapa unsur antara lain C sebesar 11,19, O sebesar 3,91, Fe  sebesar  61,02,  Pr  sebesar  7,21,  Nd  sebesar  15,59  dan  Si  sebesar  1,08
untuk  bonded  magnet  dengan  binder  bakelit.    Sedangkan  untuk  bonded  magnet dengan  binder  resin  epoksi  diketahui  komposisi  massa  unsur  C  sebesar  21,57,  O
sebesar  7,15,  Fe  sebesar  50,49,  Pr  sebesar  11,90,  Nd  sebesar  6,53  dan  Si sebesar  2,36.  Dari  data  ini  terlihat  bahwa  unsur  yang  paling  banyak  terbentuk
adalah Fe dan sisanya adalah logam tanah jarang Pr, Nd dan karbon.
4.2  Sifat Magnet