BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Sifat Fisis
Penelitian mengenai pengaruh komposisi polimer terhadap karakterisasi bonded magnet Praseodymium Iron Boron Pr-Fe-B ini mengamati sifat fisis yang meliputi
densitas, kekerasan, kuat tekan dan struktur mikro.
4.1.1 Densitas
Hasil pengukuran densitas pada bonded magnet permanen dengan variasi komposisi polimer ditentukan dengan menggunakan pengukuran densitas dimensional. Hasil
pengukuran nilai densitas disajikan pada Tabel 4.1 berikut: Tabel 4.1 Data hasil pengukuran densitas
Komposisi wt Densitas gcm
3
Bakelit Resin Epoksi
2 5.305
5.044 4
5.004 4.851
6 4.887
4.767 8
4.523 4.741
Dari Tabel 4.1 di atas dapat dibuat grafik hubungan antara nilai densitas terhadap variasi komposisi polimer seperti gambar di bawah ini:
Universitas Sumatera Utara
a
b Gambar 4.1 Pengaruh komposisi perekat terhadap densitas bonded magnet
Pr-Fe-B a Bakelit b Resin epoksi
Dari Gambar 4.1 terlihat bahwa nilai densitas cenderung menurun dengan bertambahnya jumlah komposisi polimer pada bonded magnet Pr-Fe-B. Adanya
penurunan densitas ini menunjukkan terjadinya proses pengurangan kepadatan akibat
5.305 5.004
4.887 4.523
4 4,2
4,4 4,6
4,8 5
5,2 5,4
2 4
6 8
10
D e
n si
tas gr
c m
3
Komposisi Perekat wt
5.0444 4.851
4.767 4.741
4 4,2
4,4 4,6
4,8 5
5,2
2 4
6 8
10
D e
n si
tas gr
c m
3
Komposisi Perekat wt
Universitas Sumatera Utara
pengaruh campuran polimer pada bahan bonded magnet Pr-Fe-B. Hal ini disebabkan oleh densitas polimer yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan densitas serbuk
Pr-Fe-B densitas bakelit = 1.36 gcm
3
; resin epoksi = 1.12 gcm
3
; serbuk Pr-Fe-B = 7.61 gcm
3
. Nilai densitas yang paling tinggi terdapat pada komposisi polimer 2 berat yaitu 5.305 gcm
3
untuk bonded magnet dengan bakelit dan 5.044 gcm
3
untuk bonded magnet dengan resin epoksi. Sedangkan nilai densitas paling rendah terdapat
pada komposisi polimer 8 wt yaitu 4.523 gcm
3
untuk bonded magnet dengan bakelit dan 4.741 gcm
3
untuk bonded magnet dengan resin epoksi. Hasil nilai densitas yang tinggi pada bahan bonded magnet ini disebabkan karena distribusi
serbuk magnet Pr-Fe-B yang merata dalam matriks polimer dan sedikitnya jumlah pori yang terjadi Drak, 2008.
4.1.2 Kekerasan
Nilai kekerasan sampel bonded magnet Pr-Fe-B diperoleh dengan metode Brinell. Hasil pengukuran kekerasan sampel magnet disajikan pada Tabel 4.2 berikut:
Tabel 4.2 Data hasil pengukuran kekerasan Komposisi wt
Kekerasan BHN Bakelit
Resin Epoksi 2
42.16 24.34
4 39.25
22.42 6
28.85 21.22
8 15.57
12.69
Dari Tabel 4.2 di atas dapat dibuat grafik hubungan komposisi polimer pada bonded magnet Pr-Fe-B terhadap kekerasan sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.2 Pengaruh komposisi perekat terhadap kekerasan bonded magnet Pr-Fe-B
Dari Gambar 4.2 terlihat bahwa nilai kekerasan cenderung menurun dengan bertambahnya jumlah komposisi polimer pada bonded magnet Pr-Fe-B. Penurunan
nilai kekerasan ini terjadi karena adanya bahan polimer yang memiliki karakteristik kekerasan yang cukup rendah sehingga nilai kekerasan akan menurun seiring
bertambahnya komposisi polimer pada bonded magnet tersebut. Nilai kekerasan paling tinggi diperoleh saat komposisi polimer 2, yaitu 42.2 dan 24.4 berturut-turut
untuk polimer bakelit dan resin epoksi. Sedangkan kekerasan yang paling rendah pada komposisi polimer 8 yaitu 15.6 dan 16.0 berturut-turut untuk polimer bakelit
dan resin epoksi. Semakin tinggi nilai kekerasan suatu bahan maka bahan tersebut akan semakin brittle rapuh sehingga nilai kekerasan yang rendah merupakan sifat
yang menguntungkan bagi bahan bonded magnet.
42,2 39,2
28,8
15,6 24,4
22,4 21,2
16,0
10 20
30 40
50
2 4
6 8
K e
ke rasan
B H
N
Komposisi Perekat wt
Bakel it
Epok si
Universitas Sumatera Utara
4.1.3 Kuat Tekan