22.00 Penentuan jumlah gugus sulfonat Komposit Zeolit-Karbon Sulfonat

Dewi E. dkk.Seroprevalensi Virus Avian Influenza H5N1 pada Ketiga Jenis Burung ... Prosiding Seminar Nasional MIPA 2014, Palembang 2 Oktober 2014 397 nan tersebut menjadi tercemar virus AI H5N1. Cacing tanah, udang yang berada dalam lumpur, mau- pun ikan yang tercemar virus AI H5N1 berpotensi menularkan virus AI H5N1 kepada ketiga spesies kuntul yang memakan makanan tersebut. Siklus penularan tidak langsung antar unggas yang terjadi melalui rantai makanan yang tercemar virus AI H5N1 dari feses ke mulut atau dari mulut ke tinja dis- ebut penularan rantai oral-fecal mulut-tinja Nazarudin 2008. Air dan makanan yang tercemar virus AI dapat menginfeksi unggas yang mengkonsum- sinya.Infeksi virus AI H5N1 dari makanan dan air dapat menimbulkan gejala yang parah dan bersifat mematikan. Pada awal tahun 2004, 147 dari 441 ekor harimau di kebun binatang Thailand dimusnah- kan karena positif mengandung virus AI H5N1 setelah memakan ayam yang terinfeksi virus AI H5N1. Pada bulan Februari 2006, ditemukan kasus kucing mati setelah mengkonsumsi makanan yang terinfeksi virus AI H5N1 Asmara 2007. Sampel yang menunjukkan serum positif lebih banyak ditunjukkan oleh kuntul anakan table 1.Hal ini dapat disebabkan antibodi terhadap virus AI H5N1 pada kuntul anakan kemungkinan diba- wa dari makanan yang diberikan kuntul dewasa kepada kuntul anakan Yali Si 2010.Berdasarkan hasil pengamatan lapangan, interaksi yang terjadi antara kuntul anakan dengan kuntul dewasa adalah interaksi memberi makan di sarang.Dari makanan yang diberikan induk kuntul kepada anaknya, terja- di transmisi virus AI melalui makanan yang dimakan oleh anakan kuntul Fang et.al 2008. Kemungkinan lain yang menyebabkan adanya paparan virus AI H5N1 berdasarkan faktor lingkun- gan seperti adalah interaksi intraspesies dengan unggas air lain yang positif terhadap virus AI H5N1. Diantara Kuntul Besar, Kuntul Sedang, dan Kuntul Kecil serta Kuntul Kerbau terbentuk suatu koloni yang disebut koloni kuntul. Koloni ini selalu melakukan aktivitas secara bersama seperti aktivitas mencari makan, membuat sarang, serta terbang pada pagi hari Elfidasari 1997. Aktivitas ini me- mungkinkan adanya pemaparan virus AI H5N1 dari satu spesies positif AI H5N1 dengan spesies lain di dalam satu koloni. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Aulia 2007 melaporkan bahwa spesies Kuntul Ker- bau Bubulcus ibis pernah terpapar virus AI H5N1.FAO 2005 menyatakan bahwa penularan virus AI dapat terjadi dari unggas domestik ke unggas air liar, atau dari unggas air liar ke unggas domestik maupun dari unggas air liar ke unggas liar. Maternal Antibodi Pada penelitian ini ditemukan variasi titer antibodi yang berbeda antara ketiga spesies kuntul.Variasi tersebut berkaitan erat dengan respon pembentukan antibodi pada tiap individu.Respon pembentukan antibodi dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti kondisi kesehatan hewan secara umum, genetik, umur, asupan nutrisi dari pakan, stress, dan kondisi lingkungan.Yali Si 2010. Keberadaan antibodi terhadap virus H5N1 pada kuntul anakan dapat terjadi karena adanya mater- nal antibodi Fenner et.al 1995.Maternal antibodi dibawa sejak lahir.Artinya keberadaan antibodi terhadap virus AI H5N1 diturunkan dari induk yang memiliki antibodi terhadap virus AI H5N1. 4 KESIMPULAN Dari penelitian ini didapatkan kesimpulan, bahwa terdapat antibodi terhadap virus AI H5N1 pada ke- tiga spesies kuntul Casmerodius albus , Egretta intermedia , E.garzetta , hal ini menunjukkan ketiga spesies kuntul Casmerodius albus , Egretta intermedia , E.garzetta pernah terpapar virus AI H5N1 dengan tingkat keterpaparan sebesar 8,8 .Titer antibodi pada masing-masing spesies kuntul adalah Casmerodius albus sebesar 2 0,583 , Egretta intermedia sebesar 2 0,257 , E.garzetta sebesar 2 0,32 . REFERENSI [1] Akoso, B. T. 2006. Waspada Flu Burung. Penyakit Menular Pada Hewan dan Manusia. Kanisius : Yogyakarta. [2] [Anonim] 5 Feb 2007. Serang Endemis Flu Burung.Radar Banten. http:www.radarbanten.com [3] [Anonim] 21 Feb 2009. Flu Burung di Serang Meluas, Cilegon Siaga. Radar Ban- ten .http:www.radarbanten.com Dewi E. dkk.Seroprevalensi Virus Avian Influenza H5N1 pada Ketiga Jenis Burung ... 398 Prosiding Seminar Nasional MIPA 2014, Palembang 2 Oktober 2014 [4] Aulia, DP. 2007. Seroprevalensi Virus Avian Influenza H5N1 pada Burung Kuntul Kerbau Bubulcus ibis di Kawasan Cagar Alam Pulau Dua Serang Banten [Skripsi]. FMIPA UAI: Jakarta [5] [CMS] Convention on Migratory Species. 2006. Avian Influenza and Wild Bird.www.cms.intavianflucms_ai_brochure_oct06.pdf [6] Elfidasari, D. 1997. Perilaku Makan Kuntul Sedang Egretta intermedia dan Kuntul Kecil E.garzetta serta Keberhasilan Makan pada Lingkungan Perairan di Banda Aceh dan Aceh Besar [Skripsi]. FMIPA: Universi- tas Syah Kuala: Banda Aceh [7] Elfidasari, D. 2001. Ekologi dan Perilaku Mencari Makan Tiga Jenis Kuntul di Daerah Sekitar Cagar Alam Pulau Dua, Serang, propinsi Banten [Tesis]. IPB: Bogor [8] Fang LQ, de Vles SJ, Liang S, Looman CWN, Gong P, Xu B, Yan L, Yang H, Richardus JH, Cao WC. 2008. Environmental Factors Contributing to the Spread of H5N1 Avian Influenza in Mainland China. http:www.plosone.orgarticleinfo3Adoi2F10.13712Fjournal.pone.0002268. [2 Feb 2011] [9] Fenner FJ, Gibbs EPJ, Murphy FA, Rott R, Studdert MJ, White DO. 1995. Virologi Veteriner Edisi kedua. Semarang : IKIP Semarang Press. Terjemahan dari Veterinery Virology. [10] Mohamad, K. 2006. Flu Burung. Adapted From by bernd Sebastian Kamps, Christian Hoffmann, and Wolfgang Preiser.www.influenzareport.cominfluenzareport_indonesian.pdf [11] Nazarudin, Wawan. 2008. Avian Influenza pada Unggas. Pusat Kesehatan Hewan. http:www.vet- klinik.com [12] [OIE] World Organization for Animal Health. 2009. Avian Influenza. [13] Rusila, Noor. Y dan N.Andalusi, Umar, Sueb, Madsahi. 1996. Perhitungan Burung Air di Pulau Dua dan Pulau Pamujan Besar Teluk Banten Jawa Barat. PHPA: Wetland International: Bogor. [14] Rusila, Noor. Y, Dibjo Sartono dan Dana S. 2000. Paparan Potensi Dan Nilai Penting Cagar Alam Pulau Dua, Serang Sebagai Kawasan Berbiak Burung Air. PKA Wetland International: Bogor [15] Tamher dan Noorkasiani. 2008. Flu Burung Aspek Klinis dan Epidemiologis. Salemba Medika: Jakarta. [16] Yali Si, et.al. 2010. Environmental Factors Influencing the Spread of Highly Pathogenic Avian Influenza H5N1 Virus in Wild Bird in Europe. http:www.ecologyandsociety.orgvol15isss33art26