commit to user
14 tampak; c memanfaatkan multi sumber bukti, d menyangkut studi kasus
tunggal dan multi kasus. Jenis data primer dan sekunder digunakan dalam penelitian ini.
Pengambilan sampel dalam penelitian menggunakan teknik sampel bertujuan atau
purposive sampling
. Dengan beberapa kriteria sampel yang ditentukan. Teknik pengumpulan data berupa observasi yang dilakukan dari bulan April-Juni di
Surakarta dengan 6 keluarga sebagai informan, sedangkan wawancara dilakukan pada saat itu juga, dirumah masing-masng keluarga dengan wawancara yang
berbeda waktu antara orang tua dan anak, serta sebagai pengumpulan data lain peneliti menggunakan buku, surat kabar dan internet.
Untuk menguji keabsahan data, peneliti menggunakan teknik triangulasi dengan analisis data interaktif yang meliputi reduksi data, sajian data, dan
penarikan simpulan dan verifikasinya.
Sajian dan Analisis Data 1. Pemilihan
Instant Messenger
Beberapa alasan pemilihan
instant messenger
sebagai media komunikasi dalam kelaurga yaitu: a hemat biaya jika dibandingkan dengan SMS, karena
pembelian paket data sesuai kebutuhan harian, mingguan, bulanan; b tuntutan pekerjaan dan demi selalu terhubung dengan keluarga; c kepraktisan pengiriman
data secara digital. Bersumber dari data yang diperoleh di lapangan, pemilihan
instant messenger
didasarkan pada banyaknya
instant messenger
yang digunakan dalam keluarga dan lingkungan kerja. Paling banyak digunakan sebagai alat
komunikasi dalam keluarga adalah Whatsapp. Pemilihan Whatsapp karena dalam penggunaan dan penerapannya mudah, sehingga semua umur, termasuk orang tua
mudah untuk mengoperasikannya. Whatsapp digunakan karena aplikasi ini bisa digunakan dan jarang memiliki gangguan pada beberapa tipe telepon pintar
menengah kebawah.
Instant messenger
secara keseluruhan digunakan karena penghematan biaya komunikasi, serta isi yang tidak terbatas.
2. Hambatan Komunikasi pada
Instant Messenger
commit to user
15 Hambatan pada komunikasi media baru ini berupa
human error
, yang artinya dalam penggunaannya sering terjadi masalah kecil karena pengguna
sendiri. Terjadi salah pengetikan huruf sering terjadi pada pengguna orang tua. Hambatan selanjutnya adalah dari respon yang ada, sering tejadi respon yang lama
pada komunikasi yang dilakukan. Lima dari enam keluarga yang menjadi informan dalam penelitian ini menunjukkan respon paling lama diberikan oleh
anak kepada orang tua, dan antar saudara. Alasan adanya respon yang lama diungkapkan oleh beberapa informan karena kegiatan yang padat dan telepon
pintar yang disimpan dalam tempat yang susah untuk dijangkau seperti di dalam tas. Jumlah perangkat telepon genggam juga mempengaruhi lamanya respon yang
diberikan. Penyedia layanan internet yang digunakan masing-masing orang serta ketersediaan jaringan dibeberapa wilayah juga menjadi hambatan dalam
komunikasi menggunakan
instant messenger
.
3. Interaksi dengan
Instant Messenger
Penelitian ini menunjukkan interaksi yang dilakukan antar anggota keluarga melalui
instant messenger
ketika berada diluar rumah dan di dalam rumah. Berinteraksi menggunakan
instant messenger
menjadi pilihan para keluarga karena kesibukan masing-masing ditempat yang berbeda. Bagi orangtua
yang sibuk bekerja interaksi melalui media menjadi penting untuk mengetahui keadaan dan keberadaan para anggota keluarga. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa pada saat seluruh anggota keluarga berada pada tempat berbeda, interaksi terjalin dnegan menggunakan instant messenger, walaupaun tidak terlalu sering.
Melalui
instant messenger
, interaksi terbatas dan hanya digunakan untuk hal penting seperti menanyakan kabar, keberadaan, dan masalah kecil dalam keluarga.
Sedangkan dalam penggunaan
instant messenger
di dalam rumah, salah satu keluarga mengaku masih menggunakan dengan tujuan agar tidak mengganggu
jam istirahat orang tua.
Instant messenger
di dalam rumah sering digunakan untuk mengirim humor, peristiwa menarik, atau peristiwa yang membangkitkan memori
anggota keluarga menjadi sebuah gerbang interaksi dengan para anggota. Namun sebagian besar mengatakan bahwa interaksi secara langsung adalah yang paling
nyaman dan ideal.
commit to user
16
4.
Instant messenger
sebagai media komunikasi untuk keterbukaan dalam keluarga
Sebelum adanya
instant messenger
sebagai media komunikasi, keluarga menerapkan keterbukaan bagi para anggotanya. Pemecahan masalah yang
dihadapi oleh masing-masing keluarga biasa terselesaikan lewat adanya komunikasi secara langsung tanpa menggunakan media. Komunikasi menjadi
sebuah kunci bagi keterbukaan, apalagi keluarga sebagai unit terkecil dalam masyarakat sebagai penyumbang penanaman nilai dan norma yang paling penting.
Jaman digital membuka ruang komunikasi yang semakin canggih, salah satunya menggunakan media digital yaitu
instant
messenger. Orang tua sebagai pengambil keputusan tertinggi dalam beberapa keluarga membuat mereka yang paling
berperan dalam keterbukaan di keluarganya. Dalam penggunaan
instant messenger
sebagai media komunikasi dalam kelaurga, orang tua yang paling inisiatif untuk menanyakan kabar, keberadaan dan kondisi secara
real time.
Keterbukaan dalam sebuah keluarga tidak selalu bergantung pada berapa banyak jumlah anggota keluarga. Dua dari enam keluarga yang menjadi objek penelitian
merupakan orang tua tunggal. Peran ganda sebagai orang tua lebih sulit dilakukan apalagi jika ayah menjadi orang tua satu-satunya dengan anak yang semuanya
perempuan. Disini peran
instant messenger
sebagai media komunikasi untuk keterbukaan dalam keluarga dimanfaatkan dengan baik. Instant messenger
digunakan untuk untuk selalu mengawasi anak-anak mereka. Keterbukaan komunikasi semakin terllihat pada sebagian besar keluarga yang menggunakan
instant messenger
, dengan adanya fitur pendukung yang ada di dalamnya, apapun yang ingin dibagikan antar anggota keluarga bisa termediasi secara nyata.
5. Komunikasi bermedia untuk menambah kualitas interaksi sosial dalam keluarga