Latar Belakang Masalah Microsoft Word BAB I BAB IV

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Keselamatan dan kesehatan kerja tidak dapat dipisahkan dengan proses produksi baik jasa maupun industri. Perkembangan pembangunan setelah Indonesia merdeka menimbulkan konsekuensi meningkatnya intensitas kerja yang mengakibatkn pula meningkatnya resiko kecelakaan kerja di lingkungan kerja. Hal tersebut juga mengakibatkan meningkatnya tuntutan yang lebih tinggi dalam mencegah terjadinya kecelakaan yang beranekaragam bentuk maupun jenis kecelakannya. Sejalan dengan itu, perkembangan pembangunan yang telah dilaksanakan tersebut maka disusunlah peraturan perundangan yang mengatur tentang ketenagakerjaan sebagai upaya dalam perlindungan keselamatan kerja dan peningkatan derajat kesehatan para tenaga kerja di lingkungan kerja. Industri petrokimia dengan bahan baku kimia yang diproses dengan suhu dan tekanan tinggi serta mesin-mesin yang berteknologi tinggi dengan metode yang modern, tentunya memiliki potensi bahaya yang dapat mengakibatkan kerugian terhadap orang, harta benda perusahaan dan lingkungan. Dengan melihat potensi bahaya yang besar tersebut, peranan keselamatan kerja sangat diperlukan untuk mencegah dan mengurangi angka kecelakaan kerja atau pun kejadian hampir celaka yang sering mempunyai intensitas yang lebih tinggi. Dengan maksud untuk memperkecil permasalahan negatif yang ada, maka berbagai upaya harus dilakukan agar tujuan Keselamatan dan Kesehatan 2 Kerja dapat tercapai. Tujuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja tersebut menurut Undang Undang Keselamatan Kerja No.01 tahun 1970 adalah : 1. Melindungi tenaga kerja atas hak keselamatannya dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi serta produktivitas nasional. 2. Menjamin keselamatan setiap orang lain yang berada di tempat kerja. 3. Sumber produksi dipelihara dan dipergunakan secara aman dan efisien. Dengan adanya regulasi yang mengikat hukum pelaksanaan upaya keselamatan dan kesehatan kerja tersebut maka diharapkan dapat menjawab kebutuhan akan pemenuhan hak dasar tenaga kerja untuk mendapatkan jaminan keamanan dan kenyamanan di tempat kerja. Dengan adanya penggunaan bahan – bahan dasar kimia yang tergolong dalam kategori bahan berbahaya dan beracun B3 maka akan sangat mungkin timbul beberapa kondisi yang menciptakan permasalahan negatif berupa faktor bahaya yang berdampak pada derajat kesehatan para tenaga kerja dan mengurangi stabilitas kondisi lingkungan alam sekitar lokasi industri. Untuk mencegah adanya dampak negatife dari penggunaan bahan yang tergolong dalam B3 tersebut maka perlu adanya sebuah upaya penjagaan higene dalam perusahaan dan penerapan jaminan derajat kesehatan para karyawan serta perlindungan terhadap lingkungan. PT Asahimas Chemical ASC sebagai salah satu industri yang bergerak di bidang kimia yang menghasilkan Caustic Soda NaOH, Vinyl Chloride Monomer VCM, Polyvinil Chloride PVC, Ethylene Dichloride EDC, Hydro 3 Chlorid Acid HCl, Liquid Chlorine dan Sodium Hypochloride NaCLO juga telah menerapkan usaha-usaha Keselamatan dan Kesehatan Kerja K3 dan pemeliharaan lingkungan hidup. Hal ini terlihat dari adanya Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja, penyediaan peralatan perlindungan diri APD, pelayanan kesehatan, training-training tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta pengelolaan lingkungan. Dalam pelaksanaannya, PT Asahimas mengacu pada regulasi dalam negeri yang telah ditetapkan sebagai peraturan wajib bagi seluruh perusahaan yang berada di wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia serta beberapa ketentuan yang telah dibakukan oleh dunia perindustrian internasional sebagai ketentuan yang menjadi syarat utama dalam pengelolaan perusahaan, seperti ISO dan ACGIH, dan lain sebagainya. Dalam penerapannya pun, PT Asahimas Chemical diawasi dan diaudit oleh lembaga atau instansi terkait baik internal maupun eksternal.

B. Tujuan Praktek Kerja Lapangan