56
Hotel yang tidak hanya menjual fasilitas kamar hotel tetapi juga menyediakan berbagai fasilitas untuk menunjang kegiatan MICE, kini sudah
menjadi trend pasar perhotelan di Indonesia, hal ini terbukti dengan banyaknya hotel yang menyediakan fasilitas MICE, bahkan untuk hotel – hotel yang sudah
berdiri lama dan belum memiliki fasilitas kegiatan MICE rela untuk merombak sebagian ruangan kamarnya untuk menampung penyelenggara kegiatan MICE.
Hal ini juga terjadi di beberapa hotel di Solo. Best Western Premier Hotel yang merupakan salah satu hotel bintang
yang baru berdiri tiga 3 tahun yang lalu dan pertumbuhannya seiring dengan ditetapkannya Solo sebagai Kota MICE, merupakan salah satu hotel di Solo yang
menyediakan ruang pertemuan untuk fasilitas MICE.
1. Kelebihan dan Kelemahan Best Western Premier Hotel
Semakin meningkatnya persaingan perhotelan sebagai penyedia tempat ruangan pertemuan, maka kelebihan yang di miliki Best Western Premier Hotel
adalah: a. Lokasi berada di pusat kota yang dapat di jangkau dengan mudah dengan
kendaraan umum atau kendaraan pribadi, b. Didesain dengan interior batik, serta membangun suasana dengan musik
tradisional, c. Pelayanan yang mengutamakan kepuasan pelanggan,
d. Akses internet yang menjadi kebutuhan setiap pengunjung di hotel dapat diakses dengan mudah dan gratis di setiap ruangan,
e. Fasilitas seperti maja, kursi dan fasilitas hotel lainnya masih baru dan nyaman,
commit to user
57
f. Terdapat lobby yang luas yang dapat menampung banyak orang serta dapat di atur menjadi ruangan untuk melakukan check in check out prosedure
proses pendaftaran dan keluar seusai acara untuk pengambilan sertifikat dll serta terdapat ruangan untuk penitipan barang sementara.
Adapun kelemahan – kelemahan yang dimiliki Best Western Premier Hotel, adalah:
a. Tidak memiliki ruang pertemuan yang besar sehingga tidak dapat menampung kegiatan MICE dengan sekala besar.
b. Ballroom terbesar terdapat pilar penyangga yang menghalangi pandangan, c. Tidak tersedianya parkir area yang luas, sehingga untuk peserta MICE yang
kebanyakan menggunakan mobil pribadi akan mengalami kesulitan dalam hal parkir.
2. Ukuran dan Ruang Lingkup Kegiatan MICE di Best Western Premier
Hotel
Ukuran dan ruang lingkup dalam penyelenggaraan kegiatan MICE akan berpengaruh terhadap fasilitas yang diberikan. Menurut Nyoman S. Pendit yang
dikutip oleh Any Noor dalam buku Globalisasi Industri MICE menyebutkan bahwa, ukuran suatu kegiatan MICE dibagi menjadi 3 kategori:
a. Ukuran kecil Kegiatan yang dihadiri oleh jumlah peserta antara 20 – 50 orang dapat
dikatakan kecil, biasanya konvensi yang berupa rapat tertutup untuk lingkungan perusahaan, atau organisasi yang mengadakan rapat tertutup.
commit to user
58
b. Ukuran sedang Jumlah peserta pada event ini antara 60 – 200 orang. Dengan jumlah peserta
sebanyak ini, hal – hal teknis dalam pelaksanaan kegiatan mulai diperhatiakan. Sebagai contoh, untuk penyelenggaraan konvensi pada jumlah
ini, harus sudah memperhatikan ruangan yang di pergunakan, misalnya: tata lampu, audio – visual, dinding yang kedap suara, dekorasi ruangan,
pengaturan meja, dan tempat duduk, panggung dan podium serta staff yang siap melayani, pelayanan makanan, kamar tamu khusus, loby, kamar kecil
untuk umum, drugstore, serta fasilitas umum lainya yang mempengaruhi kwalitas meeting yang diselenggarakan.
c. Ukuran besar Event berskala besar yang diselenggarakan memerluakan kebutuhan dengan
skala besar, lebih komples daripad ukuran kecil dan sedang. Ukuran besar untuk suatu event dihadiri oleh lebih dari 200 orang, bahkan bisa mencapai
2000 orang untuk suatu konvensi. Sama halnya dengan pengertian diatas asisten direktur Hotel Best Western
Premier Solo menjelaskan bahwa kegiatan yang dapat dilakukan di Hotel Best Western Premier Solo adalah kegiatan MICE dengan skala kecil dan sedang
mengingat dengan fasilitas ruang pertemuan yang dimiliki hanya dapat menampung peserta maksimal 500 peserta.
Berikut beberapa contoh kegiatan MICE yang di lakukan di hotel Best Western Premier Hotel Solo:
commit to user
59
1. Training Herbalnet E2P2TOOT Tawangmangu, di ruang pertemuan Truntum dengan jumlah peserta 90 orang, maka layout yang di gunakan class room,
lama pertemuan 1 hari. 2. Penyusunan Bahan Pembelajaran Penyakitr Dampak Asap Rokok Angkatan
II, di ruang pertemuan Sidomukti III dengan jumlah peserta 35 orang, layout yang di gunakan U- Shape, dan lama pertemuan 1 hari
3. Penyusunan Bahan Pembelajaran Penyakit Dampak Asap Rokok Angkatan I di ruang pertemuan Sidomukti II dengan jumlah peserta 55 orang, menggukan
lay out U – Shape, dan lama pertemuan 1 hari 4. Bank Mandiri, di ruang pertemuan Truntum dengan peserta 150 orang dengan
lay out theater style, lama pertemuan setengah hari. Dari beberapa contoh aktivitas MICE yang di selenggarakan di Best
Western Premier Hotel, dapat di ketahui bahwa kegiatan MICE yang dapat di lakukan di Best Western Premier Hotel adalah kegiatan MICE dengan skala
kecil dan sekala menengah dimana kegiatan tersebut di lihat berdasarkan jumlah peserta dan ruangan pertemuan yang di sediakan di Best Western Premier Hotel.
Terlepas hal itu kebutuhan orang manusia akan hotel tidak hanya untuk menginap, melakukan kegiatan meeting yang berskala besar, namun lebih dari itu
hotel juga merupakan tempat yang digunakan untuk melakukan diskusi – diskusi ringan, membicarakan bisnis atau hanya sekeder untuk ngopi. Terbukti dalam
kurun waktu 3 tahun hotel bintang 4 yang baru saja berdiri ini mengalami peningkatan pendapatan sekitar 7 , meski jumlah peningkatan masih sangat
kecil dibanding dengan hotel Best Western premier Group lainnya, namun ini perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
60
perkembangan ini memberikan sinyal yang baik untuk pertumbuhan dan keberadaanya wawancara dengan Leoran P. Sitindjak.
Seiring dengan pertumbuhan dunia industri MICE di Indonesia, dan semakin tingginya rasa keingintahuan setiap peserta kegiatan MICE terhadap
daerah – daerah lain di luar kota mereka tinggal, menjadi alasan setiap daerah untuk dapat mengelola potensi yang di miliki menjadi suatu yang menarik,
sehingga dapat dilihat oleh pennyelenggara kegiatan untuk melakukan kegiatannya di daerah tersebut. Kondisi seperti ini segera di tangkap oleh pelaku
kegiatan wisata untuk memperbaiki kota dalam rangka merebut pangsa pasar kegiatan MICE.
Penyelenggara kegiatan MICE yang dilakukan di Hotel Best Western Premier Solo adalah:
1. Perusahaan atau asosiasi – asosiasi seperti: perbankan, dealer dll, 2. Sektor publik atau pemerintah yang sering mengadakan kegitan ini dari
Mahasiswa, DPRD, DISPERHUTANI dll, dan 3. Perorangan seperti arisan, ulang tahun dan pernikahan.
Kebanyakan penyelanggara kegiatan MICE yang sering mengadakan di hotel ini berasal dari Jakarta, Jogya, lokal Solo dan sedangkan untuk mancanegara lebih
didoninasi oleh negara Singapura dan Malaysia wawancara dengan Leoran P. Sitindjak.
Karena hotel belum memiliki PCO Personal Conference Organization atau EO Event Organizer , maka setiap penyelenggara yang menyelenggarakan
kegiatan MICE di hotel Best Western Solo membawa EO PCO sendiri, sehingga fungsi hotel hanya sebagi penyedia fasilitas. Namun jika penyelenggara belum
commit to user
61
memiliki EO PCO pihak hotel akan memberikan rekomendasi EO PCO dalam hal ini hotel hanya bersifat membantu dan menyediakan fasilitas. Dalam setiap
kegiatan yang diselenggarakan akan dibantu oleh seorang sales hotel yang berfungsi sebagai penanggung jawab, membantu dan mengatur serta
mendelegasikan keinginan penyelenggara kepada orang operator EO PCO kelancararan kegiatan yang dilakukan wawancara dengan Leoran P. Sitindjak.
Penjualan ruang pertemuan yang di lakukan Best Western Premier Hotel adalah dengan sistem paket – paket seperti:
a. Hafl day adalah meeting atau pertemuan yang dilakukan dengan durasi waktu 4 samapi dengan 5 jam. dengan fasilitas 1 kali snack dan satu kali
makan, ruang pertemuan dengan durasi waktu 5 jam, sound system yang memnuhi standar, air mineral, permen. Di jual dengan haga Rp. 165.000,00.
b. full day adalah meeting tau pertemuan yang dilakukan dengan durasi waktu satu hari. dengan fasilitas satu kali makan baik itu makan malam atau makan
siang, dua kali coffe breaks, ruang meetinng dengan durasi waktu 9 jam, Suond system sesuai dengan kebutuhan, air mineral, permen, serta fasilitas -
fasilitas pertemuan lainnya. Di jual dengan harga Rp. 215.000,00. c. Full board: yaitu pertemuan yang dilakukan selama satu hari atau lebih dari
12 jam. Fasilitas yang diberikan meliputi: ruang pertemuan dengan durasi waktu 13 jam, dua kali makan, yaitu: makan siang dan makan malam, satu
kali coffe break snack , sound system sesuai dengan kebutuhan. Di Jual dengan harga rp. 335.000,00
d. Menginap: paket pertemuan yang yang dilakukan dalam durasi lebih dari 12 jam, dengan fasilitas dua kali coffe break, dua kali makan, ruang meeting,
commit to user
62
hight season
•maret •april
•juni •juli
•pertengahan
september •november
low season
•januari •agustus
•pertengahan desember
kamar hotel dengan tipe Superior,Deluxe dan jenis kamar twin shere satu kamar dengan dua orang atau Superior,Deluxe dan jenis kamar single
occupied satu kamar di isi satu orang . Di jual dengan harga mulai dari Rp. 407.000,00 hingga Rp. 885.000,00, tergantung dengan tipe kamar yang di
inginkan. Untuk harga yang di tawarkan ini fleksibel sesuai dengan hari pelaksanan
dan bulan – bulan tertentu seperti pada grafik di bawah ini: Grafik 3.5
Bulan yang Menentukan Harga Hotel tahun 2011
Keterangan: 1. Masa peak seoson terjadi pada:
a. bulan Maret – April karena pada bulan bulan – bulan ini anggaran belanja untuk kegitan meeting di suatu perusahaan atau pemerintah sudah mulai di
ketahui jumlahnya, b. bulan Juni - Juli pada saat liburan anak – anak sekolah, mahasiswa,
kemudian liburan musim panas dari luar negeri,
Faktor yang mempengaruhi
harga sewa hotel
commit to user
63
c. pertengahan bulan September hingga bulan November setelah lebaran karena aktiovitas perkantoran sudah kemabali normal.
2. low season masa dimana hotel mengalami penurunan pengunjung dan harga – harga juga mulai turun ini terjadi pada:
a. bulan Januari dimana seluruh aktivitas terhenti untuk perayaan tahun
baru, kondisi ini berjalan lambat hingga bulan februari dimana setiap perusahaan atau pemerintah masih sibuk dengan pekarjaannya,
b. bulan Agustus hingga pertengahan september hal ini disebabkan karena
bulan puasa dan libur lebaran, kondisi ini terjadilagi pada pertengahan bulan desember karena seluruh aktifitas perkantoran atau perusahaan
sudah mulai berangsur menurun mendekati tahun baru.
3. Dampak Kegiatan MICE terhadap tingkat Hunian Kamar