3. Bagaimana arti penting best Western Premier hotel dalam terselengaranya kegiatan MICE di Solo?
C. Tujuan Kegiatan
Dari rumusan masalah diatas penelitian ini bertujuan untuk: a. Untuk mengetahui Tingkatan Standar Pelayanan Hotel di Solo dalam
menyediakan fasilitas terselenggaranya kegiatan MICE, b. Untuk mengetahui ketersediaan fasilitas dan kemudahan aksesibilitas di Solo
dalam membantu meningkatkan industri MICE. c. Untuk mengetahui arti penting hotel dalam terselenggaranya kegiatan MICE di
Solo,
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian laporan ini adalah: 1. Manfaat Praktis
a. Sebagai sarana untuk memperluas wawasan dan ilmu pengetahuan baru di bidang industri MICE di Solo,
b. Sebagai sarana pelatihan dalam menuangkan gagasan, ide dan pemikiran kedalam bentuk tulisan, serta sebagai sarana untuk melatih penulis untuk
berfikir kritis, logis dan mingkatkan daya serap informasi khususnya mengenai kegiatan MICE di Solo.
c. Memperoleh kepuasan intelektual karena dapat meningkatkan ketrampilan dalam mengorganisasian serta menyajikan fakta secara jelas dan sistematis
dalam membuat suatu karya guna memperoleh gelar Ahli Madya prodi D3 perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
Usaha Perjalanan Wisata, fakultas Sastra dan Seni Rupa, Universitas Sebelas Maret.
2. Manfaat Teoritis a. Memberikan gambaran kepada penulis dan pembaca mengenai arti penting
hotel sebagai sarana penunjang terlaksananya industri MICE di Solo. b. Penelitian ini bermanfaat dalam mengembangkan upaya – upaya teknis
dalam mengatasi suatu permasalahan pariwisata disuatu instansi pariwisata. c. Sebagai referensi dan rekomendasi bagi pembaca maupun pihak perhotelan
dalam mengembangkan pariwisata Solo terkait dengan pengembangan Solo sebagai Kota MICE.
E. Tinjauan Pustaka
1. Definisi pariwisata Pariwisata berasal dari dua kata yakni pari dan wisata. Pari dapat
diartikan sebagai banyak, berkali-kali, berputar – putar atau lengkap. Sedangkan pariwisata dapat diartikan sebagai perjalan atau bepergian yang
dalam hal ini sinonim dengan kata “trevel” dalam bahasa inggris. Atas dasar itu maka pariwisata dapat diartiakan sebaagai perjalanan yang dilakukan berkali –
kali atau berputar – putar dari suatu tempat ke tempat yang lain, yang dalam bahasa inggris disebut dengan “ Tour “ Oka A. Yoeti. 1996:122. Menurut
RG. Soekadijo 1997:8, pariwisata ialah kegiatan dalam masyarakat yang berhubungan dengan wisatawan.
Menurut undang – undang kepariwisataan no 10 Bab I Pasal 1 tahun 2009, wisata adalah kegiatan yang dilakukan oleh orang atau sekelompok
orang dengan dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
pengembangan pribadi atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara.
Menurut World association of travel agent WATA wisata adalah perlawatan keliling yang memakan waktu lebih dari tiga hari, yang
diselengarakan oleh agent prerjalanan travel Agent disuatu kota dengan cara antara lain: mengunjungi beberapa tempat atau beberapa kota baik didalam
negeri atau diluar negeri. 2. Pengertian wisatawan
Menurut Gamal Suwantoro S.H dalam bukunya Dasar – Dasar Pariwisata 2005:04 menjelaskan bahwa seorang atau kelompok yang
melakukan perjalanan wisata yang lama kunjungan kurang dari 24 dua puluh empat jam di Daerah atau Negara yang dikunjungi.
Menurut Ogilvie Wisatawn adalah semua orang yang memenuhi syarat yaitu pertama bahwa mereka meninggalkan rumah kediaman mereka untuk
jangka waktu kurang dari satu tahun dan kedua bahwa semantara mereka bepergian mereka mengeluarkan uang ditempat yang mereka kunjungi tanpa
dengan maksud mencari nafkah ditempat tersebut Nyoman S. Pendit, 1986: 32.
Dari sumber lain yang dipublikasiakan melalui sebuah blok Ir. Ina Herliana Kuswara, M.Sc. Pusat penelitian Kepariwisataan, Institut Tehnologi
Bandung menyebutkan bahwa unntuk keperluan static wisatawan didefinisikan sebagai orang yang melakukan perjalanan lebih dari 24 jam ke tempat diluar
tempat tinggalnya untuk waktu kurang dari 12 bulan berturut – turut, untuk maksud selain untuk mencari nafkah tetap Mclntosh Goeldner, 1995. Jika
commit to user
perjalanan kurang dari 24 jam, maka pelaku perjalan tersebut disebut ekskursionis. Gambaran mengenai wisatawan biasanya dibedakan berdasarkan
karaktristik perjalananya trip derscriptor dan karakteristik wisatawannya tourist descriptor Seaton dan Bennet, 1996.
3. Pengertian hotel Menurut hotel proprietors art, 1956, yang di kutip oleh Drs. Agus
Sulastiyono, M. SI dalam bukunya Management penyelenggaraan hotel 2002: 5-7 yang menyatakan Hotel adalah: Suatu perusahaan yang dikelola oleh
pemiliknya dengan menyediakan pelayanan makanan, minuman dan fasilitas kamar untuk tidur kepada orang – orang yang sedang melakukan perjalanan
dan mampu membayar dengan jumlah yang wajar sesuai dengan pelayanan yang diterima tanpa adanya perjanjian khusus perjanjian seperti membeli
barang dengan perundingan – perundingan sebelumnya. Sedangkan pengertian hotel yang dimuat oleh grolier Electronic Publishing Inc 1995 menyebutkan
bahwa hotel adalahh usaha komersial yang menyediakan tempat menginap, makanan, dan pelayanan – pelayanan lain ungtuk umum.
Selanjutnya dijelaskan oleh United State Lodging Industry, bahwa yang utama hotel terbagi menjadi:
a. Transien hotel adalah hotel yang letak atau lokasinya di tengah kortadengan jenis tamu yang menginap sebagian besar adalah untuk
urusan bisnis dan turis. b. Resident hotel adalah hotel yang pada dasarnya merupakan rumah – rumah
berbentuk apartemenn dengan kamar – kamarnya dan disewakan secara bulanan atau tahunan, resident hotel juga menyediakan kemudahan –
commit to user
kemudahan layaknya hotel, seperti restouran, pelayanan makanan yang diantart ke kamar dan pelayanan kebersihan kamar.
c. Resort hotel adalah hotell yang pada umumnya berlokasi ditempat – tempat wisatadan menyediakan tempat – tempat rekreasi dan juga ruang
serta fasilitas untuk konferensi utuk tamu – tamunya. Dengan mengacu pada pengertian – pengertian tersebut diatas dan utuk
maenertipkan perhotelan di Indonesia. Pemerintah menurunkan peraturan yang dituangkan dalam surat keputusan Menparpostel No. KM 37 PW. 340
MPPT.86, tentangg peraturan usaha dan Pengelolaan Hotel. Bab 1, Pasal 1, ayat b dalam Sk tersebut menyebutkan bahwa:
Hotel adalah suatu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian seluruh bangunan rumah untuk menyediakan jasa penginapan, makanan, dan
minuman, usaha jasa penunjang lainnya bagi umum yang dikelola secara komersil.
4. Pengertian Industri MICE MICE adalah sebagai wisata konvensi dengan batasan: usaha jasa
konvensi, perjalanan insentif, dan pameran merupakan usaha dengan kegiatan memberi jasa pelayanan bagi suatu pertemuan sekelompok orang negarawan,
usahawan, cendikiawan dll untuk membahas masalah – masalah yang berkaitan dengan kepentingan bersama Nyoman S. Pendit, 1999:25 .
Menurut sumber lain MICE diartikan sebagai suatu kegiatan kepariwisatann yang aktifitas merupakan panduan antara leasure dan business,
biasanya melibatkan sekelompok orang secara bersama – sama, rangkaian perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
kegiatannya dalam bentuk meetings, incentive travels, conventions, congresses dan exhibition M. Kesrul, 2004: 3.
Industri MICE adalah industri yang kompleks karena melibatkan banyak pihak seperti penyedia supplier , pengguna, organisasi, dan pelaku
bisnis. Penyedia jasa MICE terdiri dari penyedia tempat venue , dan daerah tujuan wisata destination , penyedia jasa akomodasi, penyedia jasa
transportasi, agen dan kontraktor khusus. Baik pengguna ataupun penyedia jasa merupakan organisasi yang harus mendapat dukungan dari pemerintah,
termasuk juga dukungan dari press, serta institusi pendidikan yang secara keseluruhan berkontribusi pada pengembangan industri MICE secara global
Any Noor, 2007; 23 . Kepanjangan MICE sebagai Meeting, Incentive, Confference, exhibition yang
dikenal secara luas di dunia dan menjadi istilah umum dalam industri pariwisata. Beberapa definisi MICE yang di berikan oleh para ahli:
a. Meeting Meeting merupakan istilah dari bahasa Inggris yang berarti rapat,
pertemuan, atau persidangan. Meeting merupakan bagian dari kegiatan MICE.
Meeting adalah suatu kegiatan kepariwisatan yang aktifitasnya antara leisure dan bisiness, biasanya melibatkan orang secara bersama –
sama M. Kesrul, 2004: 3. Meeting merupakan suatu pertemmuan atau persidangan yang
diselengarakann oleh kelompok orang yang tergabung dalam asosiasi, perkumpulan, atau perserikatan dengan tujuan mengembangkan
commit to user
profesionalisme, peningkatan sumber daya manusia, menggalang kerjasama anggota anggota dan pengurus, memperluas informasi trrbaru, publikasi
hubungan kemasyarakatan M. Kesrul, 2004:8. b. Incentive
Menurut Undang – undang no. 9 tahun 1990 yang dikutip oleh Nyoman S. Pendit dalam bukunya yang berjudul Wisata Konvensi,
menjelaskan bahwa perjalan incentive merupakan kegiatan suatu perjalanan yang diselenggarakan oleh suatu perusahaan untuk para karyawan dan
mitra usaha sebagai imbalan penghargaan atas prestasi mereka dalam kaitan penyelenggaraan konvensi yang membahas perkembangan kegiatan
perusahaan yang bersangkutan. Menurut sumber lain menjelaskan bahwwa incentive merupakan
hadiah atau penghargaan yang diberikan oleh suatu perusaah terhadap karyawan, klien, atau konsumen,, bentuk bisa berupa uang, paket wisata
atau barang M. Kesrul, 2004: 18. c. Converence
Istilah conference diterjemahkan dengann konfernsi dalam bahasa Indonesia yang mengandung pengertian sama. Dalam prakteknya arti
meeting sama saja dengan conference, maka secara teknis akronim MICE sesungguhnya adalah istilah yang memudahkan orang mengingatnya bahwa
kegiatan – kegiatan yang dimaksud sebagai perencana, pelaksana dan penyelenggaraan sebuah meeting, incentive, conference, exhibition
hakekatnya merupakan sarana yang sekaligus sebagai produk paket – paket perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
wisata yang siap dipassarkan, kegiatan – kegiatan ini dalam satu kategori, yaitu mice Nyoman S. Pendit, 1999: 29.
Menurut M. Kesrul 2004: 7 , conference atau konferensi adalah suatu pertemuan yang diselenggarakan terutama mengenai bentukk –
bentuk tata karena adat atu kebiasaan yang berdasarkan mufakat umum, juga perjanjian antara negara – negara para penguasa pemerintahan atau
perjanjian internasional mengenai topik tawanan perang dan sebagainya. d. Exhibition
Exhibition dalam bahasa Indonesia adalah pameran, yang berkaitan dengan industri pariswisata, pameran trmasuk dalam bisnis Konvensi. Hal
ini diatur dalam surat keputusan Menparpostel RI No KM.108 HM. 703 MPPT – 91, Bab 1, Pasal 1c,, yang dikut ip oleh Nyoman S. Pendit Dalam
bukunya Wisata Konvesi 1999: 34 yang menyatakan “ Pameran merupakan suatu kegiatan untuk menyebar luaskan informasi dan promosi
yang ada hubungannya dengan penyelenggaraan konvensiatau yang ada kaitannya dengan pariwisata.
Menurut sumber lain Exhibition adalah ajang pertemuan yang dihadiri secara bersama – sama disuatu ruang pameran atau ruang hotel,
dimana sekelomppok produsen atau pembeli lainnya dalam suatu pameran dengan segmentasi pasar yang berbeda M. Kesrul, 2004: 16 .
F. Metode penelitian