Kegiatan promosi internasional pada hotel best western premier Solo Diana Toriq Abdat
KEGIATAN PROMOSI INTERNASIONAL PADA HOTEL BEST
WESTERN PREMIER SOLO
Tugas Akhir
Diajukan Untuk Melengkapi Tugas – Tugas dan Memenuhi Persyaratan
Guna Mencapai Gelar Ahli Madya pada
Program Studi Diploma III Bisnis Internasional Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta
Oleh :
Diana Toriq Abdat F3107018
(2)
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
MOTTO
Jangan tunda sampai besuk apa yang bisa engkau kerjakan hari ini. Hari ini harus lebih baik dari hari kemarin dan hari esok adalah harapan. Apabila anda berbuat kebaikan kepada orang lain, maka anda telah berbuat baik
terhadap diri sendiri. ( Benyamin Franklin )
Sesali masa lalu karena ada kekecewaan dan kesalahan – kesalahan, tetapi jadikan penyesalan itu sebagai senjata untuk masa depan agar tidak terjadi
kesalahan lagi.
Jangan Berfikir dirimu miskin, hanya karena mimpimu tadi tidak terpenuhi. Miskin adalah seorang yang dia tidak memiliki impian.
(3)
(4)
PERSEMBAHAN
Karya ini Penulis persembahkan kepada : 1. Allah SWT yang memberikan rahmat dan
hidayah.
2. Orang tua yang selalu memberikan doa dan dorongan moril maupun materil. 3. Adik-kakak tersayang.
4. Honey Bunny Sweety ku yang selalu setia membantu dalam penyelesaian TA. 5. Sahabatku “Mbok Emban Beauty”.
(5)
KATA PENGANTAR
Puji syukur Penulis panjatkan kepada Tuhan YME yang telah
melimpahkan anugerah – Nya kepada Penulis sehingga Penulis dapat
menyelesaikan penyusunan Tugas Akhir. Dalam penyusunan Tugas Akhir ini
Penulis memilih judul ” KEGIATAN PROMOSI INTERNASIONAL PADA
HOTEL BEST WESTERN PREMIER SOLO ”.
Penyusunan Tugas Akhir ini tidak terlepas dari segala bentuk bantuan dorongan dan bimbingan dari berbagai pihak, pada kesempatan ini penulis
ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak – pihak yang secara langsung
maupun tidak langsung telah membantu hingga tersusunya laporan ini, khususnya kapada :
1. Bapak Prof.Dr.Bambang Sutopo, M.Comp.Ak, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Bapak Drs.Harimurti, M.Si, selaku ketua program DIII Bisnis Internasional Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta dan sebagai pembimbing yang sabar dalam memberikan pengarahan, nasehat dan pembimbing hingga tersusunya Tugas Akhir ini.
3. Ibu Lidya Dyah, selaku Director Of Sales Hotel Best Western Premier Solo yang telah memberikan izin magang kerja dan melakukan penelitian untuk penyusunan Tugas Akhir.
4. Mbak Tania, selaku Sales Manager Hotel Best Western Premier Solo yang telah meluangkan waktu untuk memberikan informasi kegiatan promosi yang dilakukan Hotel Best Western Premier Solo.
5. Mbak Mya, selaku Sales Secretary Hotel Best Western Premier Solo yang selalu memberikan kesempatan kepada penulis untuk selalu belajar. 6. Mas Gie dan Mbak Umi, Selaku Reservasi Hotel Best Western Premier
Solo yang senantiasa membantu penulis dalam pelaksanaan magang. 7. Seluruh staf dan karyawan Hotel Best Western Premier Solo yang telah
(6)
8. Semua pihak yang tidak dapat Penulis sebutkan satu pesatu yang telah membatu hingga terselesainya Tugas Akhir ini.
Dalam penulisan laporan ini, Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan Tugas Akhir ini, dengan demikian Penulis berharap adanya kritik dan saran dari untuk kesempurnaan Tugas Akhir ini.
Surakarta, 16 Juli 2010
Penulis
(7)
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
ABSTRAKSI ... ii
PERSETUJUAN ... iv
PENGESAHAN ... v
MOTTO ... vi
PERSEMBAHAN ... vii
KATA PENGANTAR ... viii
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR GAMBAR ... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Perumusan Masalah ... 4
C. Tujuan Penelitian ... 5
D. Manfaat Penelitian ... 5
E. Metode Penelitian ... 6
BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Jasa ... 9
B. Karakteristik dan Klasifikasi Jasa ... 10
C. Kepuasan Pelanggan dan Kualitas Jasa ... 14
D. Pengertian Hotel ... 16
E. Klasifikasi Hotel ... 19
F. Jenis Kamar ... 21
G. Jenis Tamu ... 22
(8)
I. Pengertian Promosi Internasional ... 24
J. Tujuan Promosi Internasional ... 25
K. Bauran Promosi Internasional ... 26
BAB III DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN 1. Sejarah Berdirinya Hotel ... 29
2. Lokasi Hotel ... 31
3. Stuktur Organisasi Hotel ... 32
4. Departemen di Hotel ... 33
5. Fasilitas Hotel ... 35
6. Bidang Usaha ... 36
7. Jenis Kamar ... 41
8. Letak Kamar ... 41
9. Harga Kamar ... 42
10. Promosi Hotel ... 44
B. PEMBAHASAN 1. Kegiatan promosi internasional pada HOTEL BEST WESTERN PREMIER SOLO ... 48
2. Hambatan yang dihadapi HOTEL BEST WESTERN PREMIER SOLO dalam kegiatan Promosi internasional ... 52
BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan ... 54
B. Saran ... 56 DAFTAR PUSTAKA
(9)
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Meeting rooms dan event ... 38
Tabel 3.2 Meeting package ... 39
Tabel 3.3 Weeding package ... 39
Tabel 3.4 Rooms composition ... 41
Tabel 3.5 Connecting room ... 41
Tabel 3.6 Harga jual kamar ... 42
Tabel 3.7 Room rates ... 42
(10)
DAFTAR GAMBAR
(11)
DAFTAR LAMPIRAN
1. Contract rate agreement
2. Confirmation letter
3. Room rates
4. Hot deal package
5. BEST WESTERN PREMIER HOTEL SOLO Brochure
6. Bhuvana spa Brochure
7. Spa treatment menu
8. Flyers special event
9. Flyers special promotion
10. Flyers about solo tourism
11. Fack sheet
(12)
s
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Krisis ekonomi global yang dua tahun belakangan ini membelit
perekonomian negara-negara di dunia perlahan mulai sirna.
Perekonomian dunia mulai menunjukkan tanda-tanda kebangkitan dari krisis meskipun belum sepenuhnya pulih Indonesia yang juga merupakan korban krisis tidak lepas dari upaya-upaya untuk menegakkan kembali pilar-pilar perekonomiannya yang sempat goyah. Dengan kerja keras yang disertai kemauan yang kuat dan semangat pantang menyerah pemerintah dengan dukungan seluruh rakyat berhasil membangun
(13)
ketahanan ekonomi yang cukup tangguh sehingga dapat meredusir atau memperkecil dampak negatif dari krisis global. Meskipun awalnya sempat mengalami kegoncangan akibat hantaman badai krisis, namun pada akhirnya Indonesia mampu mengatasi gonjang-ganjing tersebut dan mencatat pertumbuhan ekonomi yang positif sebesar 4,3 persen pada tahun 2009 dibandingkan dengan banyak negara lain yang justru mengalami pertumbuhan negatif seperti AS (-2,5%), Eropa (-4,0%), Jepang (-5,3%), Singapura Taiwan (-3,9%) serta Malaysia dan Thailand (mendekati 0%).(bataviase.co.id:2010)
Pemerintah telah berhasil menerapkan langkah kebijakan ekonomi yang efektif, strategis dan konsisten dalam menangkal gejolak krisis yang terjadi sehingga perekonomian nasional tetap tumbuh dan bergerak. Salah satu sektor perekonomian yang tetap tumbuh adalah sektor kepariwisataan. Sektor kepariwisataan Indonesia terbukti mampu bertahan menghadapi tekanan badai krisis global.
Era globalisasi memberikan warna tersendiri dalam dunia saat ini, demikian juga yang terjadi dalam dunia kepariwisataan. Dunia pariwisata saat ini telah memberikan sumbangan yang tidak kecil dalam perekonomian di suatu negara, tidak terkecuali Indonesia. Kenyataan menunjukan bahwa banyak negara maju dan negara berkembang di dunia yang tulang punggung perekonomianya adalah sektor pariwisata. Salah satu peranan pemerintah untuk menghasilkan devisa negara
(14)
dengan dari sektor pariwisata melalui program Visit Indonesia Year 2009 sektor pariwisata berhasil menjaring dan mendatangkan wisatawan mancanegara sebanyak 6,5 juta orang dengan perolehan devisa USD7,5 juta dimana hasil tersebut sesuai dengan target yang dicanangkan oleh pemerintah.
Berkaca pada hasil yang diperoleh dari program Visit Indonesia Year
2009 yang dianggap sukses, pemerintah untuk tahun 2010 ini menargetkan kunjungan wisatawan mancanegara sebanyak 7 juta orang, naik dari 6,5 juta orang dengan memperhitungkan situasi global yang semakin membaik serta kondisi dalam negeri yang kondusif dari sisi politik, ekonomi, sosial dan budaya. Program Visit Indonesia Year untuk tahun 2010 nampaknya tetap dilanjutkan dengan mempertahankan logo
Visit Indonesia Year yang pertama kali diluncurkan tanggal 6 Januari 2008 bertepatan dengan peringatan satu abad kebangkitan bangsa. Ini tandanya pemerintah berketetapan hati untuk siap berlari kencang menyongsong masa keemasan dunia kepariwisataan Indonesia yang terbentang dihadapan mata. (bataviase.co.id:2010)
Salah satu upaya pemerintah dalam program Visit Indonesia Year
dengan membuat program kegiatan wisata bagi wisatawan yang datang ke Indonesia baik untuk keperluan bisnis maupun wisata. Dengan adanya aktivitas perjalanan tersebut, orang akan memerlukan sarana dan
(15)
prasarana transportasi, alat komunikasi, fasilitas penginapan dan lain – lain.
Pelaksanaan usaha menjual jasa terdiri dari berbagai macam mulai dari segi pengelolaan sendiri, jasa yang dilakukan oleh perorangan, berkelompok, ataupun yang banyak ditemui pada saat ini adalah dikelola oleh suatu perusahaan profesional dan terorganisasi dengan baik. Salah satu usaha di bidang jasa yang berperan dalam mendatangkan wisatawan adalah usaha penginapan atau lebih di kenal dengan sebutan hotel, selain sebagai sarana menginap bagi para tamu, hotel di era modern ini selain menjual kamar juga menjual fasilitas hotel bertujuan
komersil dengan keramah–tamahan yang diberikan kepada tamu hotel.
Selain menjual keramah tamahan, usaha perhotelan juga menjual kepraktisan, kenyamanan, keamanan, dan yang pasti adalah kemewahan, salah satu hotel di Solo yang menjual itu semua adalah HOTEL BEST WESTERN PREMIER SOLO, hotel yang mampunyai
Internasional Chain HOTEL BEST WESTERN ini sangat menarik bagi
para wisatawan domestik maupun mancanegara.
HOTEL BEST WESTERN PREMIER SOLO merupakan satu-satunya hotel etnik dikota Solo dengan desain interior batik, BEST WESTERN juga melestarikan kebudayaan daerah dimana HOTEL BEST WESTERN berdiri. Dengan adanya hal tersebut maka akan menimbulkan ketertarikan para wisatawan domestik maupun mancanegara yang akan mengunjungi kota Solo dan ingin menikmati kebudayaan kota Solo.
(16)
Selaras dengan keunikan HOTEL BEST WESTERN PREMIER SOLO maka diperlukan tenaga profesional untuk mempromosikan dan meningkatkan mutu pelayanan untuk kepuasan konsumen. Salah satu departemen yang merupakan ujung tombak, serta departemen yang menjadi pusat kegiatan promosi hotel adalah Sales Departemen. Tugas Sales dalam sebuah hotel adalah menjual kamar tamu dan menjual fasilitas yang ada di hotel yang bertujuan untuk memperoleh revenue. B. Perumusan Masalah
Perumusan masalah dalam penelitian ini digunakan sebagai pedoman untuk melakukan penelitian secara cermat dan tepat sesuai dengan prinsip-prinsip penelitian ilmiah. Berdasarkan pada uraian latar belakang masalah maka pokok permasalahan yang dapat dijadikan bahan penelitian adalah :
1. Bagaimana kegiatan promosi internasional pada HOTEL BEST WESTERN PREMIER SOLO ?
2. Hambatan apa yang dihadapi HOTEL BEST WESTERN PREMIER SOLO dalam kegiatan promosi internasional ?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan judul dan perumusan masalah diatas, adapun tujuan penelitian yang dicapai adalah :
1. Untuk mengetahui kegiatan promosi internasional yang pada HOTEL BEST WESTERN PREMIER SOLO.
(17)
2. Untuk mengetahui hambatan yang dihadapi HOTEL BEST WESTERN PREMIER SOLO dalam kegiatan promosi internasional.
D. Kegunaan Penelitian
Dari penelitian ini diharapkan akan memberikan kegunaan sebagai berikut :
1. Bagi Perusahaan
Dapat memberikan masukan mengenai hal – hal yang
berhubungan dengan kegiatan promosi dan dapat digunakan sebagai dasar pertimbangan bagi perusahaan dalam mengambil kebijakan perusahaan.
2. Bagi Pemerintah
Penelitian dapat dijadikan dasar dalam pembuatan kebijakan yang berkaitan dengan promosi internasional dan dapat digunakan sebagai salah satu evaluasi dengan mengambil kebijakan untuk meningkatkan kedatangan wisatawan asing bagi negara Indonesia.
3. Bagi Masyarakat
Memberikan tambahan referensi bacaan dan informasi khususnya bagi mahasiswa bisnis internasional yang sedang menyusun tugas akhir sehingga memperoleh masukan untuk mengembangkan penelitian lebih lanjut dengan pokok permasalahan yang sama.
E. Metode Penelitian
Metode penelitian mengemukakan secara tertulis tata kerja dari suatu penelitian, metode ini terdiri dari :
(18)
1. Ruang Lingkup
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis dari sebuah studi kasus yaitu mengambil objek tertentu untuk dianalisa secara mendalam dengan memfokuskan pada suatu masalah yaitu kegiatan promosi internasional pada HOTEL BEST WESTERN PREMIER SOLO.
2. Sumber Data a. Data Primer
Data Primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumbernya ataupun diperoleh secara langsung dalam melakukan pengamatan pada HOTEL BEST WESTERN PREMIER SOLO. Contoh : Fasilitas hotel, promosi hotel, dll.
b. Data Sekunder
Data Sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung dari sumbernya atau data yang diperoleh dari studi pustaka yang berhubungan dengan masalah yang diteliti pada HOTEL BEST WESTERN PREMIER SOLO.
Contoh : Departemen di hotel, dll. 3. Teknik Pengumpulan Data
(19)
Data yang diperoleh dengan banyak bertanya langsung kepada pembimbing magang pada HOTEL BEST WESTERN PREMIER SOLO.
Contoh : penulis bertanya secara langsung kepada karyawan tentang kegiatan promosi yang dilakukan HOTEL BEST WESTERN PREMIER SOLO.
b. Observasi
Data yang diperoleh dengan melihat atau mengamati langsung selama kegiatan magang pada HOTEL BEST WESTERN PREMIER SOLO.
Contoh : penulis secara langsung melihat ke lapangan kegiatan promosi yang dilakukan pada HOTEL BEST WESTERN PREMIER SOLO seperti melakukan sales call, blitz, dll.
c. Study Pustaka
Data yang diperoleh dengan membaca buku–buku yang relevan
dan sesuai dengan penelitian yang dilakukan.
Contoh : penulis mencari referensi untuk dipelajari dan dijadikan pedoman dalam menulis tugas akhir.
(20)
(21)
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Jasa
Perbedaan secara tegas antara barang dan jasa sering kali sukar dilakukan. Hal ini dikarenakan pembelian suatu barang sering kali disertai dengan jasa – jasa tertentu. Misalnya pemberian garansi, pelatihan dan bimbingan operasional, perawatan, dan reparasi. Dan sebaliknya pembelian suatu jasa sering kali juga melibatkan barang – barang yang melengkapinya. Misalnya makanan di restoran, telepon dalam jasa telekomunikasi. Jasa dapat didefinisikan sebagai :
1. A service is an activity or a series of activities which take place in interactions with a contact person or physical machine and which proumer satisfactio (Lehtinen:1983).
2. A service is any activity of benefit that one party can offer to another that is essentially intangible and does not result in the ownership of anything. Its production may or may not be tied to a physical product
(Kotler:1988).
3. A service is an activity or series of activities of more or less intangible nature that normally, but not necessarile, take place take place in interactions between the customer and service employees and/or physical resources or good/or system of the service provider, which are provided as solutions to customer problems (Gronroos:1990).
(22)
4. Service is all economic activities whose output is not a physical product or construction is generally consumed at the time it is produced, and provides added value in forms (such as convenience, amusement, comfort or health) (Valarie A. Zethaml and Mary Jo Bitner, 1996).
Jadi pada dasarnya jasa merupakan semua aktivitas ekonomi yang hasilnya tidak merupakan produk dalam bentuk fisik atau kontruksi, yang biasanya dikonsumsi pada saat yang sama dengan waktu yang dihasilkan dan memberikan nilai tambah atau pemecahan atas masalah yang dihadapi konsumen. Misalnya kenyamanan, hiburan, kesenangan, kesehatan.
Dari berbagai definisi di atas, tampak bahwa di dalam jasa selalu ada aspek interaksi antara pihak konsumen dan pemberi jasa, meskipun
piha–pihak yang terlibat tidak selalu menyadari. Jasa juga bukan barang,
jasa adalah suatu proses atau aktivitas, dan aktivitas–aktivitas tersebut tidak berwujud.
B. Karakteristik dan Klasifikasi Jasa
Karakteristik pokok pada jasa yang membedakannya dengan barang, ada empat yaitu :
1. Intangibility
Jasa berbeda dengan barang. Jika barang merupakan suatu objek, alat, atau benda, dan barang dapat dimiliki. Jasa adalah suatu
(23)
perbuatan , kinerja (performance), atau usaha dan jasa hanya dapat dikonsumsi tetapi tidak dapat dimiliki.
Jasa bersifat intangible, artinya tidak dapat dilihat, dirasa, diraba, dicium, didengar sebelum dibeli. Konsep Intangible ini sendiri memiliki dua pengertian (Berry dalam Enis dan Cox, 1988), yaitu :
a. Sesuatu yang tidak dapat disentuh dan tidak dapat dirasa.
b. Sesuatu yang tidak mudah didefinisikan, diformulasikan, atau dipahami secara rohaniah.
Seseorang tidak dapat melihat menilai hasil dari jasa sebelum ia menikmatinya sendiri. Bila pelanggan membeli jasa, maka ia hanya menggunakan dan memanfaatkan, dan menikmati jasa tersebut. Pelanggan tersebut tidak lantas merasa memiliki jasa yang dibelinya dan untuk membedakan antara produk barang dan produk jasa
dengan menggunakan marketing mix produk barang terdiri dari 4P
yaitu product, price, place, promotion sedangkan untuk jasa keempat hal tersebut dirasa kurang mencukupi. Para ahli menambah tiga unsur lagi hingga marketing mix produk jasa terdiri dari 7P yaitu product, price, place, promotion, people, process, costomer service.
Oleh karena itu, tugas penyedia jasa adalah “manage the
evidence”, dan “tangibilize the intangible” (Levitt:1987). Dalam hal ini perusahaan jasa menghadapi tantangan untuk memberikan bukti-bukti fisik dan perbandingan pada penawaran abstraknya.
(24)
2. Inseparability
Barang biasanya diproduksi, kemudian dijual, lalu dikonsumsi. Sedangkan jasa biasanya dijual terlebih dahulu baru kemudian diproduksi dan dikonsumsi.
Jasa bersifat Inseparability, artinya tidak dapat dipisahkan dari proses produksi, distribusi, dan konsumsi produk jasa. Kunci keberhasilan bisnis jasa ada pada proses rekrutmen, pelatihan, pengembangan karyawan, dan pemberian perhatian khusus pada tingkat partisipasi atau keterlibatan pelanggan dalam proses jasa. 3. Variability
Jasa bersifat Variability, artinya banyak variasi bentuk, kualitas, dan jenis tergantung pada siapa, kapan, dan dimana jasa tersebut dihasilkan. Bovee dkk (1995) membagi tiga faktor yang menyebabkan variabilitas kualitas jasa, yaitu :
a. Kerja sama atau partisipasi pelanggan selama penyampaian jasa. b. Moral atau motivasi karyawan dalam melayani pelanggan.
c. Beban kerja perusahaan.
Para pembeli jasa sangat peduli terhadap variabilitas yang tinggi ini dan sering kali mereka meminta pendapat orang lain sebelum memutuskan untuk memilih penyedia jasa. Dalam hal ini penyedia jasa dapat menggunakan tiga pendekatan dalam pengendalian kualitasnya, yaitu :
(25)
b. Melakukan standarisasi proses pelaksanaan jasa (service performance process).
c. Memantau kepuasan pelanggan melalui kritik dan saran pelanggan.
4. Perishability
Jasa bersifat Perishability, artinya tidak tahan lama, tidak dapat disimpan, dan akan berlalu begitu saja bila tidak digunakan.
Menurut Stanton dkk (1991), ada pengecualian dalam karakteristik
Perishability dan penyimpanan jasa. Jasa dapat disimpan, yaitu dalam bentuk pemesanan. Misalnya reservasi tiket pesawat dan kamar hotel. Peningkatan permintaan akan suatu jasa pada saat permintaan sepi (minivacation weekends di hotel-hotel tertentu), dan penundaan penyampaian jasa. Misalnya asuransi.
Klasifikasi jasa pertama, didasarkan atas tingkat kontak konsumen dengan pemberi jasa sebagai bagian dari sistem saat jasa tersebut dihasilkan. Kedua, jasa diklasifikasikan berdasarkan kesamaanya dengan operasi manufaktur.
Berdasarkan tingkat kontak konsumen, jasa dapat dibedakan ke dalam kelompok ;
1. High-contract system, untuk menerima jasa, konsumen harus menjadi bagian dari sistem. Misalnya pendidikan, rumah sakit, transportasi. 2. Low-contract system, untuk menerima jasa, konsumen tidak harus
(26)
tidak harus ada dalam kontrak pada saat kendaraanya yang rusak diperbaiki oleh teknisi bengkel.
Berdasarkan kesamaan dengan operasi manufaktur, jasa dibedakan ke dalam kelompok :
1. Pure Service, jasa yang tergolong high contract dengan tanpa persediaan. Misalnyas tukang cukur, ahli bedah dengan memberikan perlakuan khusus (unik) dan memberikan jasanya saat konsumen ada. 2. Quasimanufacturing Service, jasa yang tergolong Low contract dan
konsumen tidak harus menjadi bagian dari proses produksi jasa. Misalnya jasa pengantar (kantor pos).
3. Mixed Service, jasa yang tergolong moderate contract yang
menggabungkan Pure Service dan Quasimanufacturing Service.
Misalnya laundry,ambulans, pemadam kebakaran.
C. Kepuasan Pelanggan dan Kualitas Jasa
Kegiatan yang dilakukan oleh sebuah perusahaan, pada akhirnya akan berujung pada nilai yang akan diberikan oleh pelanggan mengenai kepuasan yang dirasakan. Kepuasan adalah tingkat perasaan di mana seseorang menyatakan hasil perbandingan atas kinerja produk atau jasa yang diterima dan yang diharapkan (Kotler:1997).
Di era globalisasi ini, perusahaan akan selalu menyadari pentingnya faktor pelanggan. Dalam menentukan tingkat kepuasan pelanggan, terdapat lima faktor utama yang harus diperhatikan oleh perusahaan yaitu pertama, kualitas produk. Pelanggan akan merasa puas apabila hasil
(27)
evaluasi menunjukkan bahwa produk yang mereka gunakan berkualitas. Kedua, kualitas pelayanan. Pelanggan akan merasa puas apabila mendapatkan pelayanan yang baik atau sesuai dengan yang diharapkan. Ketiga, Emosional. Pelanggan akan puas dan merasa bangga apabila menggunakan produk dengan merek tertentu. Keempat, Harga. Produk yang mempunyai kualitas yang sama tetapi menetapkan harga yang relatif murah akan memberikan nilai yang lebih tinggi kepada pelangganya. Kelima, Biaya. Pelanggan tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan dan membuang waktu untuk mendapatkan suatu produk atau jasa.
Pencapaian kepuasan pelanggan melalui kualitas pelayanan, dapat ditingkatkan dengan beberapa pendekatan sebagai berikut (Kotler:1997) : 1. Memperkecil kesenjangan-kesenjangan yang terjadi antara pihak manajemen dan pelanggan. Misalnya dengan cara mengedarkan kuesioner untuk mengetahui pelayanan menurut pelanggan.
2. Perusahaan harus mampu membangun komitmen bersama untuk menciptakan visi di dalam perbaikan proses pelayanan dengan cara memperbaiki cara berfikir, perilaku, kemampuan, dan pengetahuan sumber daya manusia yanga ada. Misalnya dengan diadakanya kegiatan trainning karyawan secara rutin.
3. Memberikan kesempatan kepada pelanggan untuk menyampaikan
keluhan dengan cara membentuk complaint and suggestion system.
(28)
4. Mengembangkan dan menerapkan accountable, proactive, dan
patnership Marketing sesuai dengan situasi pemasaran. Perusahaan menghubungi pelanggan setelah proses pelayanan terjadi untuk
mengetahui kepuasan dan harapan pelanggan (accountable).
Perusahaan menghubungi pelanggan dari waktu kewaktu untuk
mengetahui perkembangan pelayanannya (proactive). Pendekatan di
mana perusahaan membangun kedekatan dengan pelanggan yang bermanfaat untuk meningkatkan citra dan posisi perusahaan di pasar. Pada dasarnya kepuasan dan ketidakpuasan pelanggan atas produk atau jasa akan berpengaruh pada pola perilaku selanjutnya. Apabila pelanggan merasa puas, maka besarnya kemungkinan untuk membeli produk dan menggunakan jasa yang sama dan akan memberikan referensi yang baik terhadap produk atau jasa kepada orang lain. Sedangkan pelanggan yang tidak puas dapat melakukan tindakan pengembalian produk atau complaint untuk penggunaan jasa dan dapat mengajukan gugatan terhadap perusahaan dengan jalur hukum. Ketidakpuasan pelanggan harus dapat diantisipasi agar tidak merusak citra perusahaan.
D. Pengertian Hotel
Secara harfiah, kata Hotel dulunya berasal dari kata HOSPITIUM
(bahasa Latin), artinya ruang tamu. Dalam jangka waktu lama kata hospitium mengalami proses perubahan pengertian dan untuk
(29)
yang berkembang pada saat itu, maka rumah-rumah besar disebut
dengan HOSTEL. Rumah-rumah besar atau hostel ini disewakan kepada
masyarakat umum untuk menginap dan beristirahat sementara waktu,
yang selama menginap para penginap dikoordinir oleh seorang host, dan
semua tamu-tamu yang selama menginap harus tunduk kepada
peraturan yang dibuat atau ditentukan oleh host(HOST HOTEL).
Sesuai dengan perkembangan dan tuntutan orang-orang yang ingin mendapatkan kepuasan, tidak suka dengan aturan atau peraturan yang terlalu banyak sebagaimana dalam hostel, dan kata hostel lambat laun
mengalami perubahan. Huruf “s” pada kata hostel tersebut menghilang
atau dihilangkan orang, sehingga kemudian kata hostel berubah menjadi
Hotel seperti apa yang kita kenal sekarang. Hotel didefinisikan sebagai Berikut :
1. “Hotel adalah suatu bentuk akomodasi yang dikelola secara komersial disediakan bagi setiap orang untuk memperoleh pelayanan
penginapan berikut makan dan minum“ (SK. Menhub. RI. No. PM
10/PW.391 /Phb-77).
2. “Hotel adalah sejenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau seluruh bangunan untuk menyediakan jasa penginapan, makanan dan
minuman serta lainnya bagi umum, yang dikelola secara komersial“
(SK> Menparpostel No. KM 37 / PW 340 / MPPT-86).
3. “Hotel adalah suatu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau seluruh bangunannya untuk menyediakan jasa pelayanan,
(30)
penginapan, makan dan minum serta jasa lainnya bagi umum yang dikelola secara komersial serta memenuhi ketentuan persyaratan yang
ditetapkan didalam keputusan pemerintah” (Pengantar Akomodasi dan
Restoran:9).
4. Hotel didefinisikan oleh Endar Sri (1996) adalah bangunan yang dikelola secara komersil dengan memberikan fasilitas penginapan untuk masyarakat umum dengan fasilitas sebagai jasa penginapan, pelayanan makanan dan minuman, pelayanan barang bawaan, pencucian pakaian, penggunaan fasilitas perabot dan hiasan-hiasan yang ada di dalamnya.
Dari berbagai definisi di atas, dapat di simpulkan pengertian hotel adalah suatu jenis akomodasi mempergunakan sebagian atau seluruh bangunan untuk menyediakan jasa pelayanan penginapan, makanan dan minuman, barang bawaan, pencucian pakaian, penggunaan fasilitas perabot dan hiasan-hiasan yang ada di dalamnya serta fasilitas jasa lainnya dimana semua pelayanan itu diperuntukkan bagi masyarakat umum, baik mereka yang bermalam di hotel tersebut ataupun mereka yang hanya menggunakan fasilitas tertentu yang dimiliki hotel itu yang dikelola secara komersial serta memenuhi ketentuan persyaratan yang ditetapkan didalam keputusan pemerintah.
(31)
E. Klasifikasi Hotel
1. Klasifikasi hotel berdasarkan penentuan tarif
a. European Plan (E.P) : Hotel dimana harga kamar yang ditetapkan terdiri dari harga kamar saja.
b. Continental Plan (C.P) : Hotel dimana harga kamar yang ditetapkan terdiri dari harga kamar termasuk makan pagi.
c. Modified American Plan (M.E.P) : Hotel dimana harga yang telah ditetapkan terdiri dari harga kamar termasuk satu kali makan siang atau satu kali makan malam.
d. Full American Plan (F.A.P) : Hotel dimana harga yang telah ditetapkan terdiri dari harga kamar termasuk tiga kali makan
(breakfast, lunch, dinner) atau fullboard.
2. Klasifikasi hotel berdasarkan luas dan jumlah kamar
a. Hotel kecil (small hotel) : Hotel yang mempunyai 25 kamar atau kurang.
b. Hotel sedang (average hotel) : Hotel yang mempunyai lebih dari 25
kamar dan kurang dari 100 kamar.
c. Hotel menengah (above average hotel) : Hotel yang mempunyai lebih dari 100 kamar dan kurang dari 300 kamar.
d. Hotel besar (large hotel) : Hotel yang mempunyai lebih dari 300 kamar.
3. Klasifikasi hotel berdasarkan tamu yang menginap
(32)
b. Hotel bisnis (business hotel) : Hotel yang dirancang untuk para usahawan, biasanya berdiri di pusat kota.
c. Hotel wisatawan (tourist hotel) : hotel yang dirancang untuk turis. d. Hotel transit : Hotel yang dirancang untuk orang-orang yang
melakukan persinggahan sementara dalam perjalanan.
e. Cure hotel (hotel perawatan kesehatan) : Hotel yang dirancang untuk orang-orang yang menginginkan penyembuhan penyakit atau meningkatkan kesehatanya.
f. Convention hotel : Hotel untuk penyelenggaraan MICE (Meeting, Insentive, Conference, Exhibition).
4. Klasifikasi hotel berdasarkan fasilitas
a. Hotel bintang 1 : Jumlah kamar terdiri dari 15 standard room
dengan private ballroom. Luas kamar standard room hotel 20 m2. Salah satu fasilitas rekreasi yang tersedia adalah kolam renang,
fitness center, sauna atau lapangan tennis.
b. Hotel bintang 2 : Jumlah kamar terdiri dari ±20 standard room
termasuk 1 suite room dengan private ballroom. Luas kamar 44 m2. Salah satu fasilitas rekreasi yang tersedia adalah kolam renang,
fitness center, sauna atau lapangan tennis.
c. Hotel bintang 3 : Jumlah kamar terdiri dari ±30 standard room, 2
suite room dengan private ballroom. Luas kamar 48 m2. Fasilitas rekreasi yang harus tersedia adalah kolam renang, fitness center, sauna atau lapangan tennis.
(33)
d. Hotel bintang 4 : Jumlah kamar terdiri dari ±50 standard room, 3
suite room dengan private ballroom. Luas kamar 48 m2. Fasilitas rekreasi yang harus tersedia adalah kolam renang, fitness center, sauna, lapangan tennis atau.lebih.
e. Hotel bintang 5 : Jumlah kamar terdiri dari ±100 standard room, 4
suite room dengan private ballroom. Luas kamar 26 m2 untuk
standard room dan 52 m2 untuk suite room. Fasilitas rekreasi yang
harus tersedia adalah kolam renang, sport center, sauna atau
lapangan tennis. F. Jenis Kamar
Jenis kamar dapat dibedakan berdasarkan : 1. Menurut Jenis dan jumlah tempat tidur
a. Single room : Kamar yang dilengkapi dengan saru buah tempat tidur berukuran single (untuk satu orang saja).
b. Twin room : Kamar yang dilengkapi dengan dua buah tempat tidur berukuran single.
c. King room : kamar yang dilengkapi dengan satu buah tempat tidur
king size.
d. Double room : Kamar yang dilengkapi dengan satu buah tempat tidur dengan ukuran double (dua orang).
e. Double-double room : Kamar yang dilengkapi dengan dua buah
(34)
2. Menurut letak
a. Adjoining Room : Dua buah kamar atau lebih yang letaknya berdampingan tanpa pintu penghubung dari kamar satu ke kamar yang lain.
b. Connecting room : Dua kamar yang letaknya berdampingan dan mempunyai pintu penghubung dari kamar satu ke kamar yang lain. c. Adjacent room : Dua kamar yang letaknya berhadapan.
d. Cabana : Kamar yang letaknya menghadap ke air (laut, danau). e. Duplex : Dua kamar yang bertingkat dihubungkan dengan anak
tangga.
3. Menurut fasilitas yang tersedia
Jenis kamar tergantung dari hotel masing-masing karena
penggolongan berdasarkan harga kamar. Misalnya standard room,
superior, moderate, dll. G. Jenis Tamu
Jenis tamu yang menginap di hotel :
1. Walk-in guest : Tamu yang datang ke hotel untuk menginap tanpa melakukan reservasi terlebih dahulu.
2. Regular guest : Tamu hotel biasa bukan tamu penting dan tidak menginap berulang-ulang.
3. VIP (Very Important Person) : Tamu yang dianggap penting karena jabatanya dalam pemerintahan, perusahaan, organisasi hotel, atau anggota dari organisasi tertentu.
(35)
4. Customer guest : Tamu langganan yang bukan baru sekali saja datang dan menginap ke hotel tetapi sudah berkali-kali atau berulang kali menggunakan fasilitas serta pelayanan hotel.
5. Long staying guest : Tamu yang menginap atau tinggal di hotel dalam waktu yang relative lama.
6. Group guest : Tamu yang datang menginap di hotel secara rombongan biasanya dikoordinasi oleh travel agent atau biro perjalanan tertentu. 7. Individual guest : Tamu yang datang atau menginap di hotel bukan
dalam suatu kelompok. H. Pendapatan Hotel
Suatu bisnis hotel dimana sebuah hotel yang mengutamakan pelayanan dan keramah-tamahan pada tamu untuk mendapatkan keuntungan komersil, didalam sebuah hotel terdapat beberapa departemen yang masing-masing departemen berpotensi untuk mendapatkan keuntungan melalui tugas dan tanggung jawab. Pendapatan hotel menjadi tiga bagian, yaitu :
1. Revenue Producing Departmen yaitu bagian hotel yang dioperasikan unuk mengahsilkan barang dan jasa untuk dijual kepada tamu. Dibagi menjadi dua bagian yaitu pertama, Major Departmen (nilai penjualan tinggi) adalah income atau revenue hotel terbesar biasanya didapatkan dari revenue room atau Front Officedepartment dan Food & Baverage
atau Food & Baverage department. Kedua, Minor Departmen (nilai
(36)
lebih kecil berasal dari beberapa outlet atau fasilitas hotel yang lain seperti Bussiness Center, Sport & Recreation, Laundry & Dry Cleaning.
2. Non-Revenue Producing Departmen yaitu bagian yang diusahakan untuk menghasilkan barang atau jasa untuk keperluan hotel maupun tamu, tetapi tidak untuk tujuan mendapatkan revenue.
3. Concession atau Store Rental
Bagian yang tidak dioperasikan dan menghasilkan barang atau jasa untuk dijual kepada tamu hotel, tetapi dikelola oleh penyewa dengan suatu bentuk perjanjian dengan pihak hotel.
I. Pengertian Promosi Internasional
Promosi merupakan faktor terpenting dalam komunikasi pemasaran, tanpa adanya promosi yang tepat maka kegiatan dari suatu pemasaran tidak akan berjalan dengan lancar. Promosi merupakan kegiatan memberikan informasi secara global kepada khalayak banyak mengenai keberadaan suatu produk yang sedang dipasarkan, sehingga memberikan peluang pasar yang lebih luas bagi perusahaan untuk melakukan pengembangan usaha agar dapat diterima oleh masyarakat global.
Promosi merupakan salah satu variabel dalam bauran pemasaran yang sangat penting dilaksanakan oleh perusahaan dalam memasarkan produk atau jasa. Kegiatan promosi bukan saja berfungsi sebagai alat komunikasi antara perusahan dan konsumen, melainkan juga sebagai
(37)
alat untuk mempengaruhi konsumen dalam kegiatan pembelian atau penggunaan jasa sesuai dengan keinginan dan kebutuhannya. Hal ini dilakukan dengan menggunakan alat-alat promosi.
J. Tujuan Promosi Internasional
Tujuan promosi bagi perusahaan lokal maupun internasional pada intinya adalah sama. Tujuan utama promosi yang dilakukan perusahaan dibagi menjadi tiga bagian yaitu :
1. Menginformasikan produk atau jasa
a. Menginformasikan kepada pasar mengenai produk baru. b. Menginformasikan jasa-jasa yang disediakan.
c. Menjelaskan pengoprasian atau cara kerja suatu produk.
d. Menginformasikan perubahan harga produk atau jasa kepada pasar.
e. Membangun citra perusahaan dengan meluruskan kesan yang salah, dan untuk mengurangi kekhawatiran konsumen.
2. Mempengaruhi dan membujuk konsumen a. Membentuk pilihan merek.
b. Mengalihkan pilihan ke merek lain.
c. Mengubah persepsi pelanggan terhadap produk atau jasa baru. d. Mendorong konsumen untuk belanja atau menggunakan jasa saat
itu juga.
(38)
3. Mengingatkan pelanggan dengan produk atau jasa yang ditawarkan a. Mengingatkan konsumen tempat-tempat yang menjual produk atau
jasa tersebut.
b. Menjaga agar ingatan pertama konsumen jatuh pada produk atau jasa tertentu.
K. Bauran Promosi Internasional
Bauran promosi merupakan gabungan dari berbagai jenis promosi suatu produk atau jasa untuk berkomunikasi dengan pasar agar kegiatan promo yang dilakukan dapat memberikan hasil yang maksimal. Sebelum melakukan promosi sebaiknya dilakukan perencanaan matang yang
mencakup bauran promosi (promotional mix), yaitu :
1. Advertising (periklanan)
Peranan periklanan dalam pemasaran jasa adalah untuk
membangun kesadaran (awareness) terhadap keberadaan jasa yang
ditawarkan, untuk menambah pengetahuan konsumen tentang jasa
yang ditawarkan, untuk membujuk calon buyer agar membeli atau
menggunakan jasa tersebut, dan untuk membedakan diri perusahaan satu dengan perusahaan lain.
Media yang digunakan untuk melakukan periklanan, antara lain :
a. Media cetak : surat kabar, majalah, broshur, katalog, kemasan. b. Media penyiaran : televise, radio
c. Media electronic atau audio visual : video, CD room
(39)
2. Sales promotion
Semua kegiatan yang dimaksudkan untuk meningkatkan arus barang atau jasa dari produsen sampai pada penjualan akhirnya. Merupakan alat promosi untuk merangsang pembelian produk atau jasa secara lebih cepat dan lebih banyak oleh buyer dalam jangka waktu pendek. Promosi penjualan dapat dilakukan dengan
membagikan sampel, pemberian potongan harga, garansi, souvenir,
dll.
3. Public relation (PR)
Public relation merupakan perantara komunikasi antara perusahaan dengan publik dengan mengupayakan produk dapat diterima masyarakat.
Tugas Public relation dalam pemasaran produk atau jasa yaitu : a. Membangun image (citra)
b. Mendukung aktivitas komunikasi lainya c. Mengatasi permasalahan dan isu yang ada
d. Memperkuat positioning perusahaan
e. Mempengaruhi publik yang spesifik
f. Mengadakan launching untuk produk atau jasa
4. Personal selling (penjualan pribadi)
Personal selling dapat dikatakan lebih efektif karena seller dapat secara langsung menyesuaikan penawaran penjualan dengan kebutuhan dan perilaku masing-masing buyer. Selain itu, seller juga
(40)
dapat segera mengertahui reaksi buyer terhadap penjualan, sehingga dapat mengadakan penyesuaian-penyesuaian di tempat pada saat itu juga.
5. Word of mounth (mulut ke mulut)
Peranan orang sangat penting dalam mempromosikan jasa. Para pelanggan jasa tersebut akan berbicara kepada pelanggan lain yang berpotensial tentang pengalamannya dalam menerima jasa tersebut,
sehingga word of mouth sangat besar pengaruhnya dan dampaknya
terhadap pemasaran jasa dibandingkan dengan aktivitas komunikasi lainnya.
Dari semua bauran promosi diatas, kegiatan promosi bukan saja sebagai alat komunikasi antara perusahaan dengan konsumen, melainkan juga sebagai alat untuk mempengaruhi konsumen dalam kegiatan pembelian atau penggunaan jasa sesuai dengan keinginan dan kebutuhan buyer.
(41)
BAB III
DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Kondisi Hotel Best Western Premier Solo 1. Sejarah Berdirinya Hotel
Best Western merupakan jaringan hotel terbesar di dunia yang tersebar lebih dari 88 negara dengan lebih dari 4200 hotel yang dikelola secara professional, Best Western di dirikan oleh Mr.M.K.Guertin pada tahun 1946 di daerah barat negara bagian dari United State of America tepatnya di daerah sungai Mississippi.
Mr.M.K.Guertin berpengalaman selama 23 tahun di dunia perhotelan, pada awal di dirikan hanya dari sebuah organisai yang tidak di tujukan untuk mendapatkan profit, tapi dengan berjalanya waktu Best Western menjadi salah satu penginapan terbesar pada tahun 1963 di USA dan motel pertama di Kanada, Best Western mulai mendirikan hotel di daerah Mexico, Selandia Baru, Australia, dan benua Eropa pada tahun 1975 dan menjadi jaringan hotel terbesar di dunia, dan sekarang Best Western masuk ke Asia yang tersebar di seluruh Asia dengan 136 hotel dengan 24.000 kamar.
Best Western terbagi menjadi dua klasifikasi hotel menurut bintang dari hotel tersebut yaitu, Best Western untuk hotel bintang tiga sampai empat, sedangkan Best Western Premier untuk hotel bintang empat sampai lima. Perkembangan Best Western di Indonesia sangat pesat,
(42)
sekarang terdapat tiga Hotel Best Western yang sudah berdiri di Indonesia yaitu Best Western Resort Kuta Bali, Best Western Premier Padang, Best Western Premier Solo dan akan berdiri 16 hotel lagi yang tersebar di seluruh Indonesia dengan Keunikan Best Western yaitu melestarikan kebudayaan daerah dimana Hotel Best Western berada.
Visi dari Best Western memimpin industri dalam pelayanan unggulan sedangkan Misi dari Best Western adalah mengembangkan nama besar dan meningkatkan nilai manfaat bagi para anggotanya
(owner).
Hotel Best Western Premier Solo berada dibawah naungan PT Sunindo Primaland yang merupakan anak perusahaan PT Sun Motor Group dengan memulai kiprahnya di dunia properti pada tahun 1996. Proyek pertama PT Sunindo Primaland adalah hotel Novotel di Solo. Perusahaan kemudian melebarkan sayap bisnisnya ke Yogyakarta pada tahun 2004 dengan mendirikan hotel Grand Mercure yang sekarang menjadi The Phoenix Hotel. Hanya berselang satu tahun, perusahaan membidik Semarang dengan mendirikan hotel Novotel Semarang pada tahun 2005. Solo kembali menjadi pilihan investasi lagi dengan mendirikan Ibis Hotel pada tahun 2008 dan Best Western Premier Hotel pada tanggal 16 Oktober 2009 dan peresmiannya dihadiri oleh walikota Solo.
(43)
2. Lokasi Hotel
Hotel Best Western Premier Solo berdiri di ujung dari jalan utama yang ada di kota Solo ini sangat strategis di Jalan Brigjen Slamet Riyadi 4-6 Solo Jawa Tengah. Selain terletak di jantung kota Solo Hotel Best Western Premier Solo juga dekat dengan pusat perbelanjaan pakaian, baik pasar modern (PGS) atau tradisional (pasar Klewer), dan para tamu tidak akan memerlukan waktu lama untuk menuju obyek wisata sekaligus pusat budaya kota solo yakni kraton kasunanan surakarta dan pure mangkunegaran. Hotel Best Western Premier Solo dekat dengan pusat wisata kuliner kota Solo yaitu Galabo (gladak langen bogan).
Hotel Best Western Premier Solo juga dekat dengan bandar udara Adi Sumarmo, stasiun Balapan, dan terminal Tirtonadi, waktu yang di perlukan dari bandar udara menuju Hotel Best Western Premier Solo hanya 20 menit, dari stasiun Balapan hanya 10 menit, dan dari terminal Tirtonadi hanya 10 menit. Maka dari itu banyak wisatawan lokal maupun mancanegara yang ingin menikmati pariwisata kota Solo untuk tinggal sementara di Hotel Best Western Premier Solo.
(44)
Gambar 3.1 Organization Chart
(45)
4. Departemen di Hotel
a. HRD (Human Recource Department)
Departmen yang bertanggung jawab terhadap segala sesuatu yang berkaitan dengan kekaryawanan, mulai dari proses penyediaan karyawan, pelatihan dan penempatan, kesejahteraan, aktifitas sosial dan olah raga, serta memastikan kebijakan kekaryawanan sesuai dengan undang undang dan peratuan yang berlaku di Indonesia.
b. Finance & Accounting
Departmen yang bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan keuangan di hotel, dari perhitungan pemasukan, pengeluaran, kontrol biaya, laporan keuangan dan perhitungan atau pembayaran pajak.
c. Food & Baverage Division
1) Food & Baverage Service
Departmen yang bertanggung jawab terhadap segala sesuatu yang berkaitan dengan penyajian makanan dan minuman di setiap F&B outlet di hotel, dimulai dari persiapan dan set up
tempat, standard penyajian makanan dan minuman, clear up,
serta terlibat dalam program F&Bsales & marketing. 2) Food & Baverage Product
Bertanggung jawab terhadap segala sesuatu yang berkaitan dengan proses produksi makanan, dari pemilihan bahan,
(46)
persiapan, penentuan menu, kualitas makanan, kebersihan, biaya bahan baku dan penentuan harga makanan, untuk semua
F&B outlet di hotel. d. Room Division
1) Front Officee
Departemen yang bertanggung jawab terhadap proses penyambutan tamu dimulai dari saat tamu melakukan
pemesanan kamar, penjemputan, check in, check out, serta
segala pelayanan informasi yang dibutuhkan oleh tamu. 2) Housekeeping
Departmen yang bertanggung jawab terhadap kebersihan, kerapihan, dan kenyamanan seluruh area hotel, kecuali area
kitchen. Departmen housekeeping berkewajiban menyediakan
kamar siap huni bagi para tamu, termasuk segala kelengkapan
(guest supplies) yang tamu butuhkan. e. Sales & Marketing
Bertanggung jawab terhadap segala kegiatan yang berkaitan dengan penjualan dan pemasaran hotel. Melakukan analisa terhadap pasar mengenai permintaan, harga, strategi penjualan, promosi, juga menjaga hubungan baik dengan setiap pelanggan ataupun calon pelanggan hotel.
(47)
f. Maintenance & Engineering
Departmen yang bertanggung jawab terhadap perawatan dan perbaikan semua peralatan yang digunakan di hotel, termasuk instalasi seluruh suplai energi, dan peralatan keamanan serta pemadam kebakaran.
g. Security
Departemen yang bertanggung jawab memonitori pengawasan peralatan, menjaga keamanan tamu, pengunjung dan karyawan. 5. Fasilitas Hotel
Fasilitas hotel di bagi menjadi dua yaitu : a. Fasilitas di luar kamar
1) Restaurant lounge
2) Gedung pertemuan (meeting room)
3) Business center
4) Fitnes center dan spa
5) Kolam renang
b. Fasilitas di dalam kamar 1) Air conditioner
2) Televisi
3) 24 hours room service 4) Mini bar
5) Pembuat teh atau kopi (tea and coffee maker)
(48)
7) Akses internet gratis 8) Telepon
9) Personal safe deposit box
10) Setrika dan papan setrika (iron and iron board)
11) Guest supplies amenities
6. Bidang usaha
Bidang usaha penghasil revenue di Hotel Best Western Premier Solo adalah :
a. Kamar (room)
Revenue terbesar yang di peroleh Hotel Best Western Premier Solo berasal dari penjualan kamar. Hotel Best Western Premier Solo memiliki 148 kamar yang tersebar di sembilan lantai dan terdiri dari beberapa jenis kamar. Jenis kamar yang ditawarkan Hotel Best Western Premier Solo adalah superior, deluxe, executive, junior suite, executive suite. Penggolongan berdasarkan harga kamar tergantung pada fasilitas yang tersedia. Waktu untuk check – in
biasanya pada pukul 15.00 dan waktu untuk check – out pada pukul
13.00.
b. Makanan dan minuman (food & baverage)
1) Srikandi Restaurant
Menu yang di tawarkan Hotel Best Western Premier Solo sangat bervariasi, tanpa meninggalkan konsep dari Best Western
(49)
yang memadukan makanan tradisional dimana Hotel Best Western berdiri dengan makanan Internasional.
2) Pastry shop
Hotel Best Western Premier Solo mempunyai pastry shop
dimana produk dari pastry akan ditampilkan disini dan customer
dapat membelinya langsung atau melalui pemesanan terlebih dahulu.
3) Room service
Tamu yang menginginkan pemesanan makanan melalui kamar Hotel Best Western Premier Solo menyediakan pelayanan
room service yang siap melayani selama 24 jam. 4) Mini bar
Di dalam kamar tamu disediakan mini bar yang berisi
makanan ringan (snack) atau minuman dan akan dikenakan
charge jika tamu mengkonsumsinya. 5) Pool bar
Tirtotedjo poolbar Hotel Best Western Premier Solo, selain untuk berenang para pengunjung juga dapat memesan makanan kecil (snack) atau minuman yang tidak beralkohol.
c. Gedung pertemuan (meeting room)
(50)
Borobudur ballroom adalah gedung pertemuan terbesar yang dimiliki Hotel Best Western Premier Solo dengan ruangan yang dapat di bagi menjadi tiga bagian yaitu
borobudur I, borobudur II, borobudur III, tergantung dari pemesanan tamu.
2) Truntum
Truntum adalah meeting room terbesar kedua setelah
Borobudur, truntum cocok di gunakan untuk keperluan meeting
kantor. 3) Srikaton
Srikaton mempunyai kapasitas terkecil di antara yang lainya, Srikaton cocok untuk keperluan private meeting.
Tamu yang akan menyelenggarakan meeting dapat mengatur
penataan ruangan sesuai dengan kebutuhan yang di inginkan. Kapasitas dan penataan ruangan yang ditawarkan Hotel Best Western Premier Solo.
Tabel 3.1
Meeting rooms dan event
Name of Room
Theater Class Room Reception Banquet U Shape
Sido Mukti ballroom 730 306 602 368 122
Sido Mukti I 340 143 280 171 56
Sido Mukti II 220 92 182 111 37
Sido Mukti III 169 71 139 85 28
Truntum 182 76 150 91 30
Srikaton 57 24 47 28 10
(51)
Meeting package yang ditawarkan oleh Hotel Best Western Premier Solo.
Tabel 3.2
Meeting package
Halfday Fullday Fullboard Fullboard Halfboard Halfboard
meeting meeting twin single twin Single
1x Coffee Break
2 x Coffee Break Superior Room Superior Room Superior
Room Superior Room
1x Lunch 1x Lunch 2 x Coffee Break
2 x Coffee Break
2 x Coffee Break
2 x Coffee Break
1 x Lunch 1 x Lunch 1 x Lunch 1 x Lunch
1 x Dinner 1 x Dinner
Sumber : Hotel Best Western Premier Solo, 2010
Weeding package yang ditawarkan oleh Hotel Best Western
Premier Solo.
Tabel 3.3
Weeding package
Weeding package A Weeding package B Weeding package C
Rp.30.000.000 Rp.35.000.000 Rp.42.000.000
Dinner buffet for 250 person Dinner buffet for 250 person Dinner buffet for 250 person Standard decoration Medium decoration Medium decoration
Soft drink Soft drink Soft drink
Sound system + mike Sound system + mike Sound system + mike Spa for 2 person Single electone + MC Single electone + MC
1 night stay at Exc.King room Spa for 2 person Spa for 2 person
Fruit basket 1 night stay at Jr.Suite room 1 night stay at Jr.Suite room Medium flower at room Fruit basket Fruit Basket
Mini garden Medium flower at room Medium flower at room Single Electone Mini garden Mini garden
Test food for 5 person Dinner Rp. 80.000 net
Test food for 5 person Dinner Rp.70.000 net
Test food for 5 person Dinner Rp.130.000 net Room decoration
(52)
d. Olah raga dan kebugaran
1) Fitnes center
Para tamu Hotel Best Western Premier Solo yang ingin membugarkan diri Hotel Best Western Premier Solo mempunyai fasilitas fitnes center yang dapat dipakai oleh para tamu selain itu
fitnes center di Hotel Best Western Premier Solo dibuka untuk umum dengan menjadi member dan di kenakan biaya tertentu.
2) Spa
Bhuvana my spa dengan semboyanya exlusively for Best Western Hotels, dan itu sudah menjadi standar Best Western
group di Indonesia, dengan demikian para tamu dapat melakukan
perawatan spa khas Best Western.
e. Business center
Tamu dapat membeli aneka pernak-pernik khas solo di business
center yang di sediakan Hotel Best Western Premier Solo sebagai oleh-oleh untuk kerabat, selain itu tamu juga dapat menggunakan fasilitas komunikasi dan informasi yang ada di hotel yang dikenakan biaya, seperti telepon, faximile, rental, print, dll. Fasilitas tersebut di harapkan supaya tamu yang menginap tidak kesulitan dalam berhubungan dengan rekan bisnis atau keluarga.
(53)
7. Jenis Kamar
Menurut Jenis kamar dan jumlah tempat tidur Hotel Best Western Premier Solo mempunyai dua jenis tipe tempat tidur yaitu 64 king room dan 84 twin room.
Tabel 3.4 Rooms Composition
Floor Superior Deluxe Executive
Junior Suite
Executive
Suite Total King Twin King Twin King Twin King Twin King Twin
3rd 4 3 2 3 0 0 1 0 0 0 13
5th 4 4 1 13 1 3 2 0 0 0 28
6th 4 4 1 13 1 3 2 0 0 0 28
7th 4 4 1 13 1 3 2 0 0 0 28
8th 0 2 1 14 5 2 2 0 0 0 26
9th 6 0 12 0 5 0 0 0 2 0 25
Total 22 17 18 56 13 11 9 0 2 0 148
39 74 24 9 2
Sumber : Hotel Best Western Premier Solo, 2010
8. Letak Kamar
Berdasarkan letak kamar, Hotel Best Western Premier Solo memiliki connecting room. Connecting room biasanya dipesan oleh
group guest.
Tabel 3.5 Connecting Rooms
Floor Room
3rd 311 (Sup.Twin) - 312 (Sup.King) 5th
501 (Deluxe.King) - 503 (Deluxe.Twin) 502 (Exc.Twin) - 504 (Exc.King) 517 (Sup.Twin) - 520 (Sup.King) 6th
602 (Exc.Twin) - 604 Exc.King) 617 (Sup.Twin) - 618 (Sup.King)
619 (Sup.Twin) - 620 (Sup.King) 7th
701 (Deluxe.King) - 703 (Deluxe.Twin) 702 (Exc.Twin) - 704 (Exc.King) 717 (Sup.Twin) - 718 (Sup.King) 719 (Sup.Twin) - 720 (Sup.King) 8th
801 (Deluxe.King) - 803 (Deluxe Twin) 802 (Exc.Twin) - 804 (Exc.King) 819 (Deluxe.Twin) - 821 (Exc.King) 9th
912 (Deluxe.King) - 915 (Exc.Suite King)
922 (Exc.Suit) - 925 (Deluxe.King) Sumber : Hotel Best Western Premier Solo, 2010
(54)
9. Harga Kamar
Hotel memiliki berbagai jenis harga kamar. Harga kamar berbeda-beda bergantung pada jenis, luas kamar, dan fasilitas yang tersedia.
Tabel 3.6 Harga jual kamar
HOTEL BEST WESTERN PREMIER SOLO
Price
Plubish Rate (USD ++)
Foreingner non corporate
Domestice rate Corporate rate Agent rate Hotel package
Sumber : Hotel Best Western Premier Solo, 2010
a. Publish rate (harga publish)
Harga penawaran kamar yang dikeluarkan oleh manajemen Hotel
Best Western Premier Solo dalam bentuk brochure, merupakan
harga kamar yang tidak bisa ditawar atau tidak mendapat potongan. Tabel 3.7
Room rates
Room category Publish rate Special rate
Superior Rp 950.000 ++ Rp 805.000 nett
Deluxe Rp 1.250.000 ++ Rp 905.000 nett
Executive Rp 1.500.000 ++ Rp 1.005.000 nett
Junior Suite Rp 2.000.000 ++ Rp 1.315.000 nett
Executive Suite Rp 2.500.000 ++ Rp 1.615.000 nett
Extra Bed Rp 250.000 Rp 250.000 Sumber : Hotel Best Western Premier Solo, 2010
(55)
b. Domestic rate
Domestic rate ditawarkan pada saat reservasi ataupun tamu
yang datang ke hotel untuk menginap tanpa melakukan reservasi
terlebih dahulu, dan tanpa atas nama corporate (individual guest).
Tamu yang termasuk dalam domestic rate adalah tamu yang
mempunyai kewarganegaraan Indonesia.
c. Corporate rate
Corporate rate ditawarkan kepada sebuah perusahaan yang sudah menjalin kerjasama dengan hotel yang tertulis dalam
contractrate dan di setujui oleh kedua belah pihak. Tabel 3.8
Daftar jenis corporate yang bekerjasama dengan HOTEL BEST WESTERN PREMIER HOTEL SOLO
- Air lines - Contractor - Banking - Finance - Factory - Insurance - Textile
- pharmeeheuticd - Consultant - MLM
- Chemical - Government - Embassy - LSM / NGO - Electronic - Education - EO - Retail - Cargo - Association
- Media advertising - Hospital
- Distributor - Telecomunication - Furniture
- Church - Automotive - Tobacco - Oil company - Plastic Sumber : Hotel Best Western Premier Solo, 2010
(56)
d. Agent rate
Agent rate adalah contract rate yang ditawarkan dari hotel untuk perusahaan travel agen, dan di setujui oleh kedua belah pihak, yaitu pihak hotel dan travel agen.
e. Hotel package
Harga khusus yang di tawarkan kepada semua jenis tamu, dengan harga tidak lebih rendah dari harga yang di tawarkan travel
agen, dan biasanya pada waktu–waktu tertentu.
10. Promosi Hotel
Agenda kegiatan promosi Hotel Best Western Premier Solo selama satu tahun di antaranya adalah:
a. Promosi lokal
1) Jawa Barat Travel Exchange (JTX Bandung)
JTX merupakan acara promosi pariwisata Jawa Barat
terbesar. Acara ini melibatkan berbagai perkumpulan
pemangku kepentingan pariwisata yang bekerja sama dengan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat. Perkumpulan pelaku usaha pariwisata di Jawa Barat yang terlibat di antaranya Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI),
Indonesian Congress and Convention Association (INCCA),
dan Asosiasi Perusahaan Perjalanan Indonesia (Asita).
(57)
memasarkan produk wisata Jawa Barat. Peserta terdiri dari penyedia jasa pariwisata lokal (seller) dan penggunanya dari
luar Jawa Barat (buyer). Para buyer menawarkan paket wisata
di Jawa Barat kepada seller yang akan menjual dan
mempromosikannya di negara masing-masing.
Wisatawan terutama turis asing yang berkunjung ke Jawa Barat diharapkan semakin banyak. Acara ini juga diharapkan
menjadikan Bandung sebagai kota meeting, incentive,
conference, exhibition (MICE) lebih populer di kalangan dunia usaha.
2) Majapahit travel fair(MTF Surabaya)
MTF adalah tempat yang tepat untuk mempromosikan potensi pariwisata, khususnya di Jawa Timur dan Indonesia pada umumnya.
MTF diadakan setiap tahun, ini adalah tahun ke sepuluh
MTF diadakan di Surabaya dengan tujuan utama memberikan
peluang usaha bagi industri perjalanan dan pariwisata untuk pasar tempat-tempat wisata Jawa Timur, hotel, lingkungan alam, budaya dan industri kreatif untuk wisata domestik dan internasional.
3) MG table top
(58)
dari beberapa Sub Agent). Table Top merupakan ajang pertemuan bisnis antara travel agen dan hotel. Di kesempatan ini hotel diundang untuk mempromosikan produknya kepada
buyers dan juga untuk mengadakan transaksi dengan para
sales & marketing dari lokal dan internasional chain hotel di seluruh Indonesia.
4) Dunia wisata table top
Pameran telah menjadi salah satu acara tahunan yang bertujuan antara lain untuk mendorong pemerintah daerah dan
stakeholders pariwisata agar lebih ofensif melakukan promosi dan pemasaran produk-produk industri pariwisata. Selain juga sebagai wujud nyata kebersamaan pihak-pihak terkait dalam upaya meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan.
Para seller akan menawarkan fasilitas dan jasa akomodasi, kuliner dan tempat berlibur atau tempat peristirahatan kepada
buyer yang terdiri dari kalangan biro perjalanan wisata, perencana perjalanan dinas pejabat pemerintah, BUMN dan diplomat ke daerah-daerah di Indonesia. Diharapkan akan terjadi kesepakatan atau transaksi pemesanan fasilitas hotel atau penginapan, jasa layanan kuliner, dll.
5) Asosiasi The Indonesia Tours & Travel Agencies(ASITA)
(59)
nirlaba dari kewirausahaan perjalanan Indonesia. Beroperasi di bawah Undang-Undang RI Nomor 9 Tahun 1990 tentang
Pariwisata, ASITA memberikan kepemimpinan kepada upaya
komunal dari agen perjalanan Indonesia. b. Promosi Internasional
1) ASEAN Tourism Forum(ATF)
ATF merupakan kerjasama antara sepuluh negara anggota ASEAN diantaranya Brunei Darusalam, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, Vietnam untuk mempromosikan ASEAN dengan menyatukan semua sektor industri pariwisata sebagai tujuan wisata dan khususnya daerah dari masing-masing negara.
2) Malaysia association of tour and travel Agent (Matta Travel Fair)
MATTA pada awalnya merupakan sekumpulan agen tour
dan travel yang berinisiatif untuk membentuk sebuah asosiasi yang mampu mempresentasikan keinginan anggotanya.
Tujuan utama pembentukannya adalah untuk menyediakan
suatu platform untuk MATTA (Malaysia Association of Tour and
Travel Agents) anggotanya untuk memiliki akses yang lebih mudah kepada masyarakat pada umumnya dan juga bagi publik untuk memenuhi kebutuhan perjalanan mereka semua di bawah satu atap.
(60)
3) The Pacific Asia Travel Association (PATA)
PATA adalah asosiasi keanggotaan bertindak sebagai katalis untuk pengembangan bertanggung jawab atas perjalanan Asia
Pasifik dan industri pariwisata. Dalam kemitraan dengan sektor
publik swasta dan anggota PATA, dengan meningkatkan
pertumbuhan yang berkelanjutan, nilai dan kualitas perjalanan dan wisata.
4) World Travel Market(WTM Lodon)
WTM diadakan setiap tahun di London, WTM merupakan peristiwa global terkemuka untuk industri perjalanan dengan bisnis menyajikan beragam tujuan dan sektor industri untuk Inggris dan profesional perjalanan Internasional. Ini adalah kesempatan yang unik untuk seluruh perjalanan perdagangan global untuk mendapatkan jaringan, bernegosiasi dan melakukan bisnis di bawah satu atap. Dengan menghadiri
World Travel Market, peserta efisien, efektif dan produktif mendapatkan keuntungan kompetitif langsung untuk bisnis mereka dan tetap sejajar dengan perkembangan terakhir di industri perjalanan.
B. Pembahasan
1. Kegiatan promosi Internasional pada Hotel Best Western Premier Solo yang sudah diikuti selama kegiatan magang berlangsung adalah : a. ASEAN Tourism Forum (ATF)
(61)
Keindahan alam dan kebudayaan yang sangat kental adalah salah satu kelebihan dari negara–negara yang terletak di kawasan Asia Tenggara atau yang tergabung di sebuah perserikatan yang
bernama ASEAN, negara–negara di kawasan ASEAN mempunyai
ciri khas khusus pada setiap kebudayaan yang ada di masing-masing negara tersebut, dengan memperkuat sektor di bidang
pariwisata. Negara–negara di kawasan ASEAN membuat sebuah
forum dengan nama ASEAN Tourism Forum (ATF) yang di
selenggarakan pada tanggal 25-29 Januari 2010 di Brunei
Darusalam yang dihadiri oleh 378 buyer, sebagian besar dari buyer
berasal dari Australia, Malaysia, Rusia, Jerman, Italia, Singapura, Spanyol, India, Polandia, Inggris, Jepang, Amerika Serikat, United Arab, Belgia, Suriah, Cina, Hong Kong, Perancis , Belanda, Thailand, Vietnam.
Tujuan Hotel Best Western Premier Solo mengikuti kegiatan
promosi internasional ASEAN Tourism Forum (ATF) adalah untuk
mempromosikan Indonesia di ATF khususnya kota Solo agar para
wisatawan tertarik untuk berkunjung ke kota Solo, dan mempercayakan hunian selama berkunjung di kota Solo di Hotel Best Western Premier Solo.
b. Malaysia association of tour and travel Agent (Matta Travel Fair)
Hotel Best Western Premier Solo sebagai internasional chain
(62)
promosi Internasional Malaysia association of tour and travel Agent (Matta Travel Fair) yang di selenggarakan pada tanggal 12-14 Maret 2010 di Putra World Trade Centre (PWTC), Kuala Lumpur, Malaysia yang dihadiri oleh 114 seller dan selama pameran ada lebih dari
3000 buyer, sebagian besar buyer berasal dari warga negara
Malaysia dan negara lain.
Tujuan Hotel Best Western Premier Solo mengikuti kegiatan
promosi internasional Malaysia association of tour and travel Agent
(Matta Travel Fair) adalah untuk menarik agen perjalanan wisata Malaysia dengan mempromosikan kota Solo sebagai tujuan wisata, dengan keunikan yang dimiliki kota Solo sebagai salah satu kota budaya yang masih memiliki banyak peninggalan bersejarah, selain daripada itu Solo juga mempunyai kebudayaan yang menarik. Wisatawan yang berkunjung ke kota Solo dapat menikmati berbagai suguhan atraksi budaya yang di miliki kota Solo, dari sini terlihat bahwa kota Solo memiliki nilai jual yang tinggi disektor pariwisata untuk dikunjungi oleh para wisatawan domestik maupun
mancanegara, Hotel Best Western Premier Solo sebagai satu –
satunya hotel yang bertema batik di Indonesia sekaligus sebagai pelestari nilai budaya sangat cocok untuk tempat tinggal sementara selama berkunjung di kota Solo, selain bertemakan batik Hotel Best Western Premier Solo juga menggabungkan antara konsep modern dan tradisional khas Solo.
(63)
Dalam melaksanakan kegiatan promosi Internasional Hotel Best Western Premier Solo menggunakan beberapa media promosi diantaranya periklanan (advertising), penjualan perorangan (personal selling), promosi penjualan (sales promotion). Dari media promosi tersebut Hotel Best Western Premier Solo sangat terbantu dalam pelaksanaan promosi internasional.
Kegiatan promosi dengan media periklanan (advertising) yang
digunakan oleh Hotel Best Western Premier Solo dengan cara
menyebarkan brochure, flayers, facksheet yang biasanya disebut sales
kit kepada calon buyer.
Kegiatan promosi dengan penjualan perorangan (personal selling)
biasanya dilakukan oleh sales, dimana seorang sales secara langsung
menawarkan produk hotel kepada para calon buyer yang biasanya disebut sales call.
Kegiatan promosi dengan promosi penjualan (sales promotion)
Hotel Best Western Premier Solo dilakukan dengan Kegiatan sales Hotel Best Western Premier Solo bekerjasama dengan para agen biro
perjalanan (travel agent) dengan memberikan product knowledge
sebagai pegangan dalam menjual produk Hotel Best Western Premier Solo biasanya dengan presentasi, penyebaran sales kit dan Cassete Disc (CD).
Dari rangkaian kegiatan promosi internasional tersebut, buyer dapat menginap di Hotel Best Western Premier Solo, dan para buyer yang
(64)
sudah menginap di Hotel Best Western Premier Solo sudah terdaftar
secara otomatis dalam member web Best Western dunia dan
keuntungan dari member web adalah memudahkan layanan reservasi
online Best Western diseluruh dunia.
2. Hambatan yang dihadapi Hotel Best Western Premier Solo dalam kegiatan promosi internasional
a. Persaingan
Para pesaing Hotel Best Western Premier adalah hotel yang memiliki jaringan Internasional (International Chain hotel) dan sudah
berdiri lama di kota Solo, sedangkan Best Western termasuk brand
baru di Solo, dan belum banyak masyarakat mengenal Best Western selain daripada itu ada beberapa hotel yang mempunyai
brand lokal dan jaringan yang kuat di Solo, strategi pemasaran yang
diterapkan oleh brand lokal tersebut dengan menurunkan harga
sehingga harga yang dijual menjadi lebih rendah dibanding dengan harga yang dijual oleh Best Western.
b. Ketersediaan agen
Kebanyakan dari para pengunjung pameran adalah agen-agen yang ada di ASEAN dan para agen tersebut belum terlalu mengenal Indonesia yang mempunyai banyak kota dengan potensi pariwisata yang menarik, para agen tersebut hanya mengenal pulau bali sebagai obyek kunjungan utama pariwisata di Indonesia. Indonesia memiliki banyak tempat wisata yang menarik untuk dikunjungi, kota
(65)
Solo salah satunya, Solo mempunyai nilai budaya tinggi sehingga menjadi nilai tersendiri untuk kota wisata.
c. Biaya promosi Internasional mahal
Untuk mengadakan promosi di pameran dagang internasional
membutuhkan dana yang besar, karena untuk menyewa booth
dengan tempat yang strategis dan juga biaya operasional pada saat pameran.
(66)
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari uraian mengenai kegiatan promosi Internasional pada Hotel Best Western Premier Solo, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Kegiatan promosi Internasional pada Hotel Best Western Premier Solo
Dalam melaksanakan kegiatan promosi Internasional ASEAN
Tourism Forum (ATF) dan Malaysia association of tour and travel Agent (Matta Travel Fair) Hotel Best Western Premier Solo menggunakan beberapa media promosi diantaranya periklanan
(advertising), penjualan perorangan (personal selling), promosi penjualan (sales promotion). Dari media promosi tersebut Hotel Best Western Premier Solo sangat terbantu dalam pelaksanaan promosi
internasional dan para buyer dapat menikmati layanan member web
Best Western dunia setelah buyer menginap di Hotel Best Western Premier Solo.
1. Hambatan yang dihadapi Hotel Best Western Premier Solo dalam kegiatan promosi internasional
a. Persaingan
Para pesaing Hotel Best Western Premier adalah hotel yang memiliki jaringan Internasional (International Chain hotel) dan sudah
(67)
baru di Solo, dan belum banyak masyarakat mengenal Best Western selain daripada itu ada beberapa hotel yang mempunyai
brand lokal dan jaringan yang kuat di Solo, strategi pemasaran yang
diterapkan oleh brand lokal tersebut dengan menurunkan harga
sehingga harga yang dijual menjadi lebih rendah dibanding dengan harga yang dijual oleh Best Western.
b. Ketersediaan agen
Kebanyakan dari para pengunjung pameran adalah agen-agen yang ada di ASEAN dan para agen tersebut belum terlalu mengenal Indonesia yang mempunyai banyak kota dengan potensi pariwisata yang menarik, para agen tersebut hanya mengenal pulau bali sebagai obyek kunjungan utama pariwisata di Indonesia. Indonesia memiliki banyak tempat wisata yang menarik untuk dikunjungi, kota Solo salah satunya, Solo mempunyai nilai budaya tinggi sehingga menjadi nilai tersendiri untuk kota wisata.
c. Biaya promosi Internasional mahal
Untuk mengadakan promosi di pameran dagang internasional
membutuhkan dana yang besar, karena untuk menyewa booth
dengan tempat yang strategis dan juga biaya operasional pada saat pameran.
(68)
B. SARAN
Setelah mengetahui kegiatan promosi internasional dan hambatan yang dihadapi Hotel Best Western Premier Solo, penulis dapat memberikan saran-saran sebagai berikut :
1. Kegiatan promosi internasional
a. Diharapkan dapat menarik buyer yang datang berkunjung sehingga
buyer dapat mengenal Hotel Best Western Premier Solo.
b. Diharapkan agar Hotel Best Western Premier Solo dapat selalu mengikuti kegiatan promosi internasional yang diadakan secara rutin dan para sales yang ikut dalam kegiatan promosi internasional
dapat menjalin hubungan baik dengan buyer, sehingga buyer dapat
memberikan pesanan di kemudian hari.
c. Diharapkan Hotel Best Western Premier Solo agar tetap konsisten untuk melestarikan budaya tradisional khas Solo yang melakat pada konsep Hotel Best Western Premier Solo.
2. Untuk mengatasi hambatan Kegiatan promosi Internasional a. Persaingan
Degan tetap konsisten menjaga harga jual kepada para tamu tapi di imbangi dengan peningkatan di kualitas service kepada tamu, sehingga tamu yang menginap di Hotel Best Western Premier Solo merasa puas, dan akan kembali untuk menginap di Hotel Best Western Premier Solo pada kunjungan berikutnya.
(69)
b. Ketersediaan agen
Dengan menjalin hubungan baik dengan Travel agen di kawasan ASEAN dan lebih mengenalkan kota Solo sebagai kota yang menarik untuk dikunjungi dan mempunyai nilai budaya tinggi sehingga menjadi kota wisata agar lebih dikenal wisatawan domestik maupun mancanegara.
c. Biaya promosi Internasional
Pada saat pameran dengan booth yang kurang strategis,
diharapkan para sales yang ikut dalam kegiatan promosi tersebut dapat lebih aktif melakukan sales call saat acara berlangsung untuk menarik para buyer.
(70)
i
DAFTAR PUSTAKA
Murti, Hari, 2007, Panduan Magang Kerja dan Penulisan Tugas D3 Bisnis
Internasional, Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret, Surakarta
Budiarto, Teguh dan Fendy Ciptono, 2001, Pemasaran Internasional,
BPFE, Yogyakarta
Wilson, Aubrey , 1982, Manajemen Pemasaran Jasa, PT Pustaka
Binaman Pressindo, Jakarta
Lupiyoadi, Rambal, 2001, Manajemen Pemasaran Jasa, Salemba Empat,
Jakarta
Abriyanto, Dwiko, 2007, General Hotel Knowledge, International Hotel Management School, Surakarta
(1)
Solo salah satunya, Solo mempunyai nilai budaya tinggi sehingga menjadi nilai tersendiri untuk kota wisata.
c. Biaya promosi Internasional mahal
Untuk mengadakan promosi di pameran dagang internasional membutuhkan dana yang besar, karena untuk menyewa booth dengan tempat yang strategis dan juga biaya operasional pada saat pameran.
(2)
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari uraian mengenai kegiatan promosi Internasional pada Hotel Best Western Premier Solo, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Kegiatan promosi Internasional pada Hotel Best Western Premier Solo Dalam melaksanakan kegiatan promosi Internasional ASEAN Tourism Forum (ATF) dan Malaysia association of tour and travel Agent (Matta Travel Fair) Hotel Best Western Premier Solo menggunakan beberapa media promosi diantaranya periklanan (advertising), penjualan perorangan (personal selling), promosi penjualan (sales promotion). Dari media promosi tersebut Hotel Best Western Premier Solo sangat terbantu dalam pelaksanaan promosi internasional dan para buyer dapat menikmati layanan member web Best Western dunia setelah buyer menginap di Hotel Best Western Premier Solo.
1. Hambatan yang dihadapi Hotel Best Western Premier Solo dalam kegiatan promosi internasional
a. Persaingan
Para pesaing Hotel Best Western Premier adalah hotel yang memiliki jaringan Internasional (International Chain hotel) dan sudah berdiri lama di kota Solo, sedangkan Best Western termasuk brand
(3)
baru di Solo, dan belum banyak masyarakat mengenal Best Western selain daripada itu ada beberapa hotel yang mempunyai brand lokal dan jaringan yang kuat di Solo, strategi pemasaran yang diterapkan oleh brand lokal tersebut dengan menurunkan harga sehingga harga yang dijual menjadi lebih rendah dibanding dengan harga yang dijual oleh Best Western.
b. Ketersediaan agen
Kebanyakan dari para pengunjung pameran adalah agen-agen yang ada di ASEAN dan para agen tersebut belum terlalu mengenal Indonesia yang mempunyai banyak kota dengan potensi pariwisata yang menarik, para agen tersebut hanya mengenal pulau bali sebagai obyek kunjungan utama pariwisata di Indonesia. Indonesia memiliki banyak tempat wisata yang menarik untuk dikunjungi, kota Solo salah satunya, Solo mempunyai nilai budaya tinggi sehingga menjadi nilai tersendiri untuk kota wisata.
c. Biaya promosi Internasional mahal
Untuk mengadakan promosi di pameran dagang internasional membutuhkan dana yang besar, karena untuk menyewa booth dengan tempat yang strategis dan juga biaya operasional pada saat pameran.
(4)
B. SARAN
Setelah mengetahui kegiatan promosi internasional dan hambatan yang dihadapi Hotel Best Western Premier Solo, penulis dapat memberikan saran-saran sebagai berikut :
1. Kegiatan promosi internasional
a. Diharapkan dapat menarik buyer yang datang berkunjung sehingga buyer dapat mengenal Hotel Best Western Premier Solo.
b. Diharapkan agar Hotel Best Western Premier Solo dapat selalu mengikuti kegiatan promosi internasional yang diadakan secara rutin dan para sales yang ikut dalam kegiatan promosi internasional dapat menjalin hubungan baik dengan buyer, sehingga buyer dapat memberikan pesanan di kemudian hari.
c. Diharapkan Hotel Best Western Premier Solo agar tetap konsisten untuk melestarikan budaya tradisional khas Solo yang melakat pada konsep Hotel Best Western Premier Solo.
2. Untuk mengatasi hambatan Kegiatan promosi Internasional a. Persaingan
Degan tetap konsisten menjaga harga jual kepada para tamu tapi di imbangi dengan peningkatan di kualitas service kepada tamu, sehingga tamu yang menginap di Hotel Best Western Premier Solo merasa puas, dan akan kembali untuk menginap di Hotel Best Western Premier Solo pada kunjungan berikutnya.
(5)
b. Ketersediaan agen
Dengan menjalin hubungan baik dengan Travel agen di kawasan ASEAN dan lebih mengenalkan kota Solo sebagai kota yang menarik untuk dikunjungi dan mempunyai nilai budaya tinggi sehingga menjadi kota wisata agar lebih dikenal wisatawan domestik maupun mancanegara.
c. Biaya promosi Internasional
Pada saat pameran dengan booth yang kurang strategis, diharapkan para sales yang ikut dalam kegiatan promosi tersebut dapat lebih aktif melakukan sales call saat acara berlangsung untuk menarik para buyer.
(6)
i
DAFTAR PUSTAKA
Murti, Hari, 2007, Panduan Magang Kerja dan Penulisan Tugas D3 Bisnis Internasional, Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret, Surakarta
Budiarto, Teguh dan Fendy Ciptono, 2001, Pemasaran Internasional, BPFE, Yogyakarta
Wilson, Aubrey , 1982, Manajemen Pemasaran Jasa, PT Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta
Lupiyoadi, Rambal, 2001, Manajemen Pemasaran Jasa, Salemba Empat, Jakarta
Abriyanto, Dwiko, 2007, General Hotel Knowledge, International Hotel Management School, Surakarta