tersebut menggunakan uang tunai yang rata-rata jumlah transaksi tahunnya mencapai 6,2 juta kali transaksi dengan nilai Rp 260.000.000.000.000 dua ratus enam triliun rupiah,
dengan asumsi peningkatan nilai 10 setiap tahunnya. Saat ini tercatat sebagian besar transaksi retail sudah dikonversikan ke dalam
bentuk elektronis, dimana informasi telah disimpan dalam chip atau server untuk kemudian ditransmisikan ke sistem informasi terbuka seperti internet. Inilah yang disebut
uang elektronik e-money yang bisa mengurangi peredaran uang tunai di masyarakat. Berkurangnya penggunaan uang tunai dinilai baik untuk perekonomian, sehingga Bank
Indonesia berusaha mendorong perkembangan perkembangan e-money di Indonesia.
2.2. Dasar Hukum Sistem Pembayaran Menggunakan Kartu APMK
Dan Uang Elektronik E-Money
Tidak semua kartu digolongkan sebagai alat pembayaran menggunakan kartu dan juga uang elektronik. Kartu member pelanggan, kartu diskon atau voucher yang
dikeluarkan oleh perusahaan-perusahaan retail tidak dapat digolongkan sebagai alat pembayaran menggunakan kartu maupun uang elektronik. Sebab kartu jenis ini tidak
mensyaratkan adanya pengisian uang melalui pulsa atau rekening di bank. Alat pembayaran menggunakan kartu kartu kredit, ATMDebit serta uang
elektronik diatur dalam sejumlah regulasi Peraturan Bank Indonesia PBI, sebagai berikut :
1. PBI Nomor 630PBI2004 tentang Penyelenggaraan Kegiatan Alat
Pembayaran Menggunakan Kartu
2. PBI Nomor 752PBI2005 tentang Penyelenggaraan Kegiatan Alat
Pembayaran Menggunakan Kartu 3.
PBI Nomor 108PBI2008 tentang Perubahan atas PBI Nomor 752PBI2005 tentang Penyelenggaraan Kegiatan Alat Pembayaran
Menggunakan Kartu 4.
PBI Nomor 104PBI2008 tentang Laporan Penyelenggaraan Kegiatan Alat Pembayaran Menggunakan Kartu oleh Bank Perkreditan Rakyat
BPR dan Lembaga Selain Bank 5.
PBI Nomor 1111PBI2009 tentang Penyelenggaraan Kegiatan Alat Pembayaran Menggunakan Kartu
6. PBI Nomor 1112PBI2009 tentang Uang Elektronik Electronic
Money 7.
PBI Nomor 142PBI2012 tentang Perubahan atas PBI Nomor 1111PBI2009.
Tentang Penyelenggaraan Kegiatan Alat Pembayaran Menggunakan Kartu kartu kredit, ATMkartu debit dan uang elektronik e-money juga diatur dalam Surat Edaran
Bank Indonesia SE BI, yaitu :
23
11
1. SE BI Nomor 759DASP2005 tentang Tata Cara Penyelenggaraan
Kegiatan Alat Pembayaran Menggunakan Kartu 2.
SE BI Nomor 760DASP2005 tentang Prinsip Perlindungan Nasabah dan
Kehati-hatian serta
Peningkatan Keamanan
dalam Penyelenggaraan Kegiatan Alat Pembayaran Menggunakan Kartu
23
11
R. Serfianto, dkk, Op. Cit. Hlm 61
3. SE BI Nomor 761DASP2005 tentang Pengawasan Penyelenggaraan
Kegiatan Alat Menggunakan Kartu 4.
SE BI Nomor 818DASP2006 tentang perubahan atas SE BI Nomor 760DASP2005 tentang Prinsip Perlindungan Nasabah dan Kehati-
hatian serta Peningkatan Keamanan dalam Penyelenggaraan Kegiatan Pembayaran Menggunakan Kartu
5. SE BI Nomor 1004UKMI2008 tentang Laporan Penyelenggaraan
Kegiatan Alat Pembayaran Menggunakan Kartu oleh Bank Perkreditan Rakyat BPR dan Lembaga Selain Bank LSB
6. SE
BI Nomor
1007DASP2008 tentang
Pengawasan Pengelenggaraan Kegiatan Alat Pembayaran Menggunakan Kartu
7. SE Bi Nomor 1020DASP2008 tentang Perubahan Kedua atas SE BI
Nomor 720DASP2005 tentang Prinsip Perlindungan Nasabah dan Kehati-hatian serta Peningkatan Keamanan dalam Penyelenggaraan
Kegiatan Alat Pembayaran Menggunakan Kartu 8.
SE BI Nomor 1110DASP2009 tentang Pengyelenggaraan Kegiatan Alat Pembayaran Menggunakan Kartu
9. SE BI Nomor 1110DASP2009 tentang Uang Elektronik Electronic
Money 10.
SE BI Nomor 1322DASP2011 tentang Implementasi Teknologi Chip dan Penggunaan Personal Identification Number PIN pada
Kartu ATM danatau Kartu Debit yang Diterbitkan di Indonesia
Pada awal mula, PBI dan SE BI menggolongkan kartu ATM, kartu debet, kartu kredit, dan kartu prabayar uang elektronik dalam satu kategori yaitu alat pembayaran
menggunakan kartu APMK. Namun, sejak pemberlakuan PBI Nomor 1111PBI2009 dan PBI Nomor 1112PBI2009, terjadi perubahan dimana produk kartu ATM, kartu
kredit, dan kartu debit digolongkan sebagai APMK, tetapi kartu prabayar digolongkan sebagai uang elektronik.
24
12
Perubahan penggolongan tersebut dilatarbelakangi bahwa uang elektronik e- money tidak hanya diterbitkan oleh bank saja, tetapi juga diterbitkan oleh lembaga selain
bank. Selain itu, uang elektronik juga memiliki perbedaan dengan alat pembayaran menggunakan kartu, karena pemegang kartu uang elektronik tidak harus menjadi nasabah
atau membuka rekening di bank tertentu seperti pemegang alat pembayaran menggunakan kartu lainnya.
Alat pembayaran menggunakan uang elektronik telah berkembanag pesat sehingga memerlukan perhatian khusus dari sisi pengaturan dan pengawasan.
Sehubungan dengan hal tersebut, pengaturan uang elektronik e-money diatur lebih lengkap dalam peraturan tersendiri yang terpisah dari pengaturan alat pembayaran
menggunakan kartu. Penyelenggaraan alat pembayaran menggunakan kartu yang sebelumnya diatur dalam PBI Nomor 1111PBI2009 telah mengalami perubahan
berdasarkan PBI Nomor 142PBI2012. Pembaharuan tersebut dikarenakan banyaknya khasus pelanggaran dan tindak pidana terhadap kartu kredit. Perubahan tersebut ditujukan
untuk penyempurnaan regulasi kartu kredit yang dalam pelaksanaannya telah menimbulkan sejumlah dampak negative di masyarakat. Penyempurnaan ini diperlukan
24
12
Ibid Hlm. 63
dalam rangka mendorong pertumbuhan yang lebih sehat dalam transaksi pembayaran menggunakan kartu dan menekan keluhan dari pengguna alat pembayaran menggunakan
kartu khususnya pemegang kartu e-money. Penyelenggaraan alat pembayaran menggunakan kartu yang diselenggarakan oleh
bank wajib menerapkan manajemen risiko sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia yang mengatur manajemen risiko. Selain itu penyelenggaraan berupa Lembaga Selain Bank
LSB yaitu telekomunikasi, juga diwajibkan menerapkan manajemen risiko sesuai ketentuan manajemen risiko bagi Lembaga Selain Bank LSB. Apabila belum
mencantumkan ketentuan yang mangatur mengenai manajemen risiko untuk LSB, penerapan manajemen risiko bagi LSB tunduk pada ketentuan Peraturan Bank Indonesia
PBI yang mengatur mengenai manajemen risiko, dan prinsip-prinsip perlindungan konsumen sesuai dengan peraturan yang dikeluarkan oleh Otoritas Jasa Keuangan tentang
perlindungan konsumen sektor jasa keungan.
3. Perbedaan Anatara Alat Pembayaran Menggunakan Kartu APMK