dalam  rangka  mendorong  pertumbuhan  yang  lebih  sehat  dalam  transaksi  pembayaran menggunakan kartu dan menekan keluhan dari pengguna alat pembayaran menggunakan
kartu khususnya pemegang kartu e-money. Penyelenggaraan alat pembayaran menggunakan kartu yang diselenggarakan oleh
bank wajib menerapkan manajemen risiko sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia yang mengatur  manajemen  risiko.  Selain  itu  penyelenggaraan  berupa  Lembaga  Selain  Bank
LSB  yaitu  telekomunikasi,  juga  diwajibkan  menerapkan  manajemen  risiko  sesuai ketentuan  manajemen  risiko  bagi  Lembaga  Selain  Bank  LSB.  Apabila  belum
mencantumkan  ketentuan  yang  mangatur  mengenai  manajemen  risiko  untuk  LSB, penerapan manajemen risiko bagi LSB tunduk pada ketentuan Peraturan Bank Indonesia
PBI  yang  mengatur  mengenai  manajemen  risiko,  dan  prinsip-prinsip  perlindungan konsumen sesuai dengan peraturan yang dikeluarkan oleh Otoritas Jasa Keuangan tentang
perlindungan konsumen sektor jasa keungan.
3. Perbedaan Anatara Alat Pembayaran Menggunakan Kartu APMK
Dan Uang Elektronik E-Money
Uang  elektronik  e-money  dalam  penerapannya  pada  saat  bertransaksi  dengan alat pembayaran sering disebut dan dikenal dengan stored valueprepaid cash card kartu
prabayar ketika dibedakan dengan alat pembayaran menggunakan kartu APMK seperti kartu kredit, kartu debet, danatau kartu ATM, karena metode dan instrument pembayaran
yang berbeda kartu kredit, kartu debet, danatau kartu ATM. Dalam kegiatan pembayaran atau transaksi uang elektronik merupakan kegiatan prabayar anatara pemegang kartu dan
penerbit,  dimana  pemegang  kartu  mendepositkan  atau  menyimpan  terlebih  dahulu
sejumlah  dana  kepada  server  penerbit  baik  Bank  maupun  Lembaga  Selain  Bank sebelum  menggunakan  kartu  uang  elektronik  e-money  tersebut.  Dari  perbedaan-
perbedaan antara uang elektronik dan alat pembayaran menggunkan kartu tersebut, maka pengaturannya  pun  dipisahkan,  sehingga  memperjelas  status  hukum  sebagai  alat
pembayaran menggunakan kartu atau uang elektronik. Perbedaan antara uang elektronik dan alat pembayaran menggunakan kartu kartu
kredit, kartu debit danatau kartu ATM lebih jelas dan rinci akan dijelaskan dalam tabel berikut :
No Perbedaan
E-money Uang Elektronik
APMK Alat Pembayaran
Menggunakan Kartu 1
Keamanan Tidak menggunakan Personal
Identification Number PIN Menggunakan Personal
Identification Number PIN 2
Penerbit Bisa diterbitkan oleh Bank
maupun Lembaga Selain Bank Bisa diterbitkan oleh Bank
maupun Lembaga Selain Bank 3
Informasi Pemegang Kartu
Ada dan Tidak ada Informasi tentang Identitas Pemegang kartu.
Ada informasi tentang pemegang kartu.
4 Otorisasi transaksi
Pada saat transaksi tidak menggunakan PIN atau
tandatangan Pemegang kartu Pada saat transaksi harus
menggunkan PIN atau tandatangan dari pemegang kartu
5 Resiko penyalagunaan
Pemegang kartu uang elektronik bertanggung jawab sepenuhnya
atas semua resiko Untuk sebagian penyalagunaan
Bank bisa bertanggungjawab.
6 Status pemegang kartu
Bisa sebagai Nasabah Bank penerbit maupun tidak.
Harus menjadi Nasabah Bank tertantu.
7 Tipe transaksi
Prabayar pada saat transaksi bisa secara On-line maupun Off-line
Akses pada saat transaksi harus secara On-line
8 Letak Dana
Tersimpan dalam media penyimpanan Dana
Tersimpan dalam rekening Bank Penerbit
9 Proses Transaksi
Langsung, tanpa harus ada persetujuan
Harus mendapat persetujuan dari rekening nasabah
10 Hubungan Hukum
antara Pemegang Kartu dengan Penerbit
Hubungan Jual Beli Simpan Menyimpan Uang
Tabel  II:  Perbedaan  Uang  Elektronik  e-money  dan  Alat  Pembayarn Menggunakan Kartu APMK
1
Keamanan  :  Pada  saat  pemegang  kartu  Uang  Elektronik  e-money  melakukan
transaksi  berbeda  dari  segi  keamanan  dengan  transaksi  menggunakan  Alat  Pembayara Menggunakan  Kartu  APMK  karena  proses  transaksi  dengan  menggunakan  uang
elektronik  tidak  membutuhkan  Personal  Identification  Number  PIN,  dibandingkan dengan  Alat  Pembayarn  Menggunakan  Kartu  APMK  yang  membutuhkan  Personal
Identification Number PIN untuk proses transaksi sesuai dengan Romawi I.B.1-2 Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 1322DASP2011 tentang Implementasi Teknologi Chip
dan Penggunaan Personal Identification Number PIN  pada Kartu ATM danatau Kartu Debit yang Diterbitkan di Indonesia.
25
13
2
Penerbit  :  lembaga  yang  dapat  menerbitkan  Uang  Elektronik  e-money  bisa  Bank
maupun Lembaga Selain Bank sesuai dengan Pasal 5 ayat 1 Peraturan Bank Indonesia Nomor  168PBI2014  tentang  Perubahan  atas  Peraturan  Bank  Indonesia    Nomor
1112PBI2009  Tentang    Uang  Elektronik  Electronic  Money  yang  berbunyi  demikian “Kegiatan sebagai Penerbit dapat dilakukan oleh Bank atau Lembaga Selain Bank” hal
ini sama seperti penerbit dalam Alat Pembayaran Menggunakan Kartu APMK dimana
25
13
Romawi I.B.1-2 Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 1322DASP2011
dikatakan  dalam  Pasal  5  ayat  1  Peraturan  Bank  Indonesia  Nomor  1111PBI2009 tentang Penyelenggaraan Kegiatan Alat Pembayaran Menggunakan Kartu yang berbunyi
demikan  “  Kegiatan  sebagai  Penerbit  dapat  dilakukan  oleh  Bank  atau  Lembaga  Selain Bank”
26
14
namun disni terdapat perbedaan yang mendasar, dimana dalam proses penerbitan Uang  Elektronik  e-money  pemegang  tidak  perlu  menjadi  nasabah  pada  bank  penerbit,
berbeda halnya dengan proses penerbitan Alat Pembayaran Menggunakan Kartu APMK dimana  pemegang  kartu  harus  menjadi  nasabah  bank  penerbit  baru  bisa  menjadi
pemegang kartu pembayaran. 3
Informasi  Pemegang  Kartu  :  Perbedaan  antara  informasi  pemegang  kartu  uang
elektronik  e-money dengan pemegang Alat Pembayaran Menggunakan Kartu APMK adalah  informasi  pemegang  kartu  Uang  elektronik  e-money  ada  yang  tercatat  maupun
tidak  tercatat  pada  penerbit,  sesuai  dengan  bunyi  pasal  1A  ayat  1    Peraturan  Bank Indonesia  Nomor  168PBI2014  tentang  Perubahan  atas  Peraturan  Bank  Indonesia
Nomor  1112PBI2009  tentang  Uang  Elektronik  e-money  berbeda  dengan  Alat Pembayarn Menggunakan Kartu APMK dimana semua data tentang informasi disimpan
oleh penerbit, perbedaan ini disebabkan karena adanya perbedaan substansial antara uang elektronik e-money dan Alat Pembayaran Menggunakan Kartu APMK.
4
Otorisasi Transaksi : karena uang elektronik e-money merupakan produk stored value
sehingga dalam melakukan transaksi tidak memerlukan proses otorisasi dan tidak terkait secara  langsung  dengan  rekening  nasabah  di  bank  ketika  melakukan  transaksi,  saldo
rekening  tidak  terpotong,  berbeda  dengan  transaksi  menggunakan  Alat  Pembayaran Menggunakan  Kartu  APMK  dimana  tersambung  langsung  dengan  rekening  nasabah,
26
14
R. Serfianto, dkk, Op. Cit. Hlm. 63
sehingga  pada  saat  melakukan  transaksi  memerlukan  Personal  Identification  Number PIN danatau Tanda Tangan sebagai otorisasi transaksi.
5
Resiko Penyalagunaan : penyalagunaan yang terjadi pada uang elektronik sangat mudah
terjadi,  karena  sistem  keamanan  yang  belum  bisa  melindungi  pemegang  kartu  uang elektronik, dimana pada saat kartu e-money dicuri atau hilang bisa digunakan oleh orang
lain  dengan  mudah  dan  gampang,  karena  tidak  terhubungan  dengan  rekening,  sehingga tidak memerlukan Personal Identification Number PIN danatau Tanda Tangan sebagai
otorisasi transaksiuntuk menyetujui transaksi, artinya kerugianresiko penyalagunaan ini sepenuhnya ditanggung oleh pemegang kartu uang elektronik e-money, berbeda dengan
Alat Pembayaran Menggunakan Kartu APMK dimana telah dijelaskan dalam berbagai regulasi  peraturan  salah  satunya  menurut  Suarat  Edaran  Bank  Indonesia  Nomor
1417DASP2012  tanggal  7  juni  2012  Perihal  Perubahan  atas  Surat  Edaran  Bank Indonesia  Nomor  1110DASP2009  tanggal  13  April  2009  perihal  Penyelenggaraan
Kegiatan  Alat  Pembayaran  dengan  Menggunakan  Kartu,  prinsip  perlindungan  nasabah dalam  Romawi  VII.A  diubah  sehingga  bunyinya  sebagai  berikut  :  prinsip  perlindungan
nasabah penerbit
wajib menerapkan
prinsip perlindungan
nasabah dalam
menyelenggarakan kegiatan Alat Pembayaran Menggunakan Kartu APMK yang anatara lain dilakukan dengan :
a. Menyampaikan  informasi  tertulis  kepada  pemegang  kartu  atas  APMK  yang
diterbitkan.  Informasi  tersebut  wajib  disampaikan  dengan  menggunakan  Bahasa Indonesia  yang jelas dan mudah dimengerti, ditulis dalam huruf dan angka  yang
mudah  dibaca  oleh  pemegang  kertu  dan  disampaikan  secara  benar  dan  tepat waktu.
Dari  sini  terlihat  bawa  ketika  terjadi  penyalagunakan  terhadap  pengguna  alat pembayaran  menggunakan  kartu  hak-haknya  sebagai  konsumen  dapat  dilindungi
sehingga  resiko  kerugian  yang  dialaminya  tidak  ditanggung  sendirian,  tetapi  dapat dibantu oleh bank penerbit.
6
Status  Pemegang  Kartu  :  status  pemegang  kartu  antara  Uang  elektronik  e-money
berbeda dengan status pemegang Alat Pembayaran Menggunakan Kartu APMK dimana untuk  menjadi  pemegang  kartu  uang  elektronik,  seseorang  tidak  perlu  menjadi  nasabah
bank  yang  menerbitkan  uang  elektronik,  hal  ini  disebabkan  karena  uang  elektronik merupakan kartu prabayar, selain itu untuk menjadi pemegang kartu uang elektronik bisa
juga  menjadi  nasabah  bank  penerbit,  tetapi  uang  elektronik  tidak  terhubung  dengan rekening milik nasabah, berbeda dengan Alat Pembayaran Menggunakan Kartu APMK
dimana  untuk  memiliki  alat  pembayarn  menggunakan  kartu  Kartu  Kredit,  Kartu  Debit danatau ATM harus menjadi nasabah bank tertentu yang akan menerbitkan kartunya hal
ini  disebabkan  karena  dana  dari  Alat  Pembayaran  Menggunakan  Kartu  ini  tersimpan didalam  rekening  nasabah,  sehingga  pada  saat  transaksi  saldo  akan  langsung
terpotongterdebit dari reneking atau simpanan milik pemegang kartu. 7
Tipe Transaksi : Tipe transaksi dari uang Elektronik e-money adalah prabayar dimana
salah  satu  sifat  dari  kartu  prabayar  adalah  pada  saat  transaksi,  perpindahan  dana  dalam bentuk  elektronik  value  dari  kartu  e-money  milik  konsumen  kepada  termidal  merchant
dapat dilakukan secara off-line, dalam hal verifikasi cukup dilakukan pada level merchant point of sale tanpa harus on-line ke computer issuer, berbeda dengan tipe transaksi Alat
Pembayaran  Menggunakan  Kartu  APMK  yaitu  secara  akses,  dimana  pada  saat transaksi, instrument kartu digunakan untuk melakukan akses secara on-line ke computer
issuer  untuk  mendapat  otorisasi  melakukan  pembayaran  atas  beban  rekening  nasabah, baik  berupa  rekening  simpanan  Kartu  Debet,  maupun  rekening  pinjaman  Kartu
Kredit.  Setelah  di  otorisasi  oleh  issuer,  rekening  nasabah  kemudian  akan  langsung  di debet.  Dengan  demikian  pembayaran  atau  transaksi  menggunakan  kartu  kredit,  kartu
debet danatau kartu ATM mensyaratkan adanya komunikasi on-line ke computer issuer. 8
Letak  Dana  :  Letak  dana    dari  Uang  elektronik  e-money  berbeda  dengan  letak  dana
dari  Alat  Pembayaran  Menggunakan  Kartu,  dimana  untuk  uang  elektronik  Nilai  uang telah tercatat dalam instrument e-money Kartu yang sering dikenal dengan nama stored
value, sehingga dana yang tercatat sepenuhnya berada dalam penguasaan konsumen atau pemegang  kartu  uang  elektronik,  dibandingkan  dengan  Alat  Pembayaran  Menggunakan
Kartu APMK dimana tidak ada pencatatan dana yang tersimpan dalam instrument kartu, hal ini mengakibatkan dana sepenuhnya berada dalam pengelolaan bank Penerbit Kartu
sepanjang belum ada otorisasi dari nasabah untuk melakukan pembayaran. 9
Proses  Transaksi  :  uang  elektronik  e-money  merupakan  kartu  prabayar  dimana
pengelolaan  dana  sepenuhnya  berada  dalam  pengawasan  pemegang  kartu,  dan  semua dana  atau  simpanan  juga  berada  dalam  pengawasan  pemegang  kartu,  dana  dalam  uang
elektronik tersimpan dalam instrument e-money, sehingga pada saat transaksi tidak perlu memerlukan  otorisasi  berupa  Personal  Identification  Number  PIN  danatau  Tanda
Tangan  untuk  menyetujui  transaksi  yang  akan  dan  sedang  dilakukan,  berbeda  dengan Alat  Pembayaran Menggunakan Kartu APMK  dimana setiap transaksi  yang dilakukan
tidak  bisa  secara  langsung,  melainkan  membutuhkan  otorisasi  berupa  Personal Identification Number PIN danatau Tanda Tangan untuk menyetujui transaksi, hal ini
disebabkan karena dananya tidak tersimpan dalam instrument kartu melainkan tersimpan
dalam  rekening  nasabah,  dalam  hal  ini  bank  penerbit  yang  memiliki  kewenangan  untuk mengawasi  dan  mengelola  sebelum  adanya  otorisasi  dari  nasabah  pada  saat  melakukan
transaksi. 10
Hubungan Hukum antara pemegang kartu dengan Penerbit : Pada penggunaan uang
elektronik,  karena  sifatnya  yang  prabayar  maka  hubungan  hukum  antara  penerbit  dan pemegang  kartu  bersifat  jual  beli.  dimana  penerbit  menjual  sebuah  alat  penyimpan  data
berupa kartu prabayar stored value card berbeda dengan Alat Pembayarn Menggunakan Kartu  APMK  dimana  hubungan  hukum  antara  pemegang  kartu  dengan  bank  penerbit
didasari  pada  perjanjian  simpan  menyimpan  uang  sesuai  dengan  Pasal  1  angka  5  UU Perbankan  salah  satu  bentuk  simpanan  adalah  tabungan  pada  bank.  APMK  hanya
merupakan  fasilitas  yang  diberikan  kepada  nasabahpengguna  jasa  bank  untuk memudahkan penggunaan simpanan mereka tersebut.
27
15
4. Pihak-Pihak Dalam Transaksi Uang Elektronik