28
3. Persentase balita gizi buruk
0,4 0,01
0,01 0,02
0,03 3.1 Jumlah balita gizi buruk balita
11 3
7 12
7
Sumber : Dinkes Kab. Buleleng, Tahun 2011
Pada tabel di atas tampak bahwa Angka Kematian Bayi per 1000 Kelahiran Hidup berfluktuasi selama lima tahun terakhir, dengan kisaran antara 2,81-7,1. Nilai angka
kematian bayi tersebut cukup memprihatinkan.Selain menghadapai pesoalan masih cukup tingginya Angka Kematian Bayi, Kabupaten Buleleng juga masih menghadapi
permasalahan berupa adanya balita menderita gizi buruk. Oleh karena itu dalam lima tahun kedepan, Angka Kematian Bayi dan indikator-indikator kesehatan lainnya akan
diupayakan diperbaiki secara signifikan melalui perbagai upaya promotif, preventif maupun kuratif, dengan mendekatkan pelayanan kesehatan paripurna kepada seluruh
masyarakat dan memaksimalkan upaya kesehatan lingkungan.
4.2. Analisis Situasi
Analisis situasi dilakukan terhadap aspek eksternal sebagai peluang ataupun ancaman serta aspek internal yang dapat menjadi kekuatan ataupun kelemahan, sehingga dapat diketahui
kecenderungan yang harus dilakukan dalam pembangunan rumah sakit.
1 Aspek Eksternal a. Kebijakan
Salah satu penjabaran isu pokok pembangunan kesehatan nasional yang tertuang dalam RENSTRA Kementerian Kesehatan Tahun 2005 adalah terbatasnya aksesibilitas
terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas, terutama pada kelompok rentan seperti penduduk miskin, daerah tertinggal, terpencil, perbatasan, dan kepulauan terdepan.
Untuk mengatasi isu pokok tersebut, maka ditetapkan visi, misi, dan tujuan berupa terselenggaranya pembangunan kesehatan secara berhasil guna dan berdaya guna dalam
rangka mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Tujuan di atas kemudian didukung dengan Prioritas Nasional Bidang Kesehatan yang
dijabarkan dalam bentuk program dan kegiatan Kementerian Kesehatan 2010-2014, yaitu untuk meningkatkan pelayanan kesehatan yang merata, terjangkau, bermutu dan
berkeadilan, serta berbasis bukti, dengan pengutamaan pada upaya promotif –preventif.
Tanggung jawab pemerintah dan pemerintah daerah dalam pembangunan kesehatan dan meningkatkan pelayanan kesehatan adalah menyediakan Rumah Sakit berdasarkan
29
kebutuhan masyarakat serta menjamin pembiayaan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit bagi fakir miskin, atau orang tidak mampu sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan. Secara lokal, Pemerintah Provinsi Bali menempatkan bidang kesehatan sebagai program
prioritas pembangunan. Bahkan dalam RPJMD Provinsi Bali, urusan kesehatan dikelompokkan ke dalam urusan wajib program prioritas pembangunan, di samping
urusan wajib lainnya. Hal yang sama juga dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Buleleng. Beberapa
kebijakan bidang kesehatan yang telah ditetapkan antara lain : 1 RPJPD Kabupaten Buleleng Tahun 2005-2025; agenda peningkatan aksesibilitas dan
kualitas kesehatan: meningkatkan kuantitas dan kualitas personil paramedis; meningkatkan kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana kesehatan; meningkatkan
pelayanan gizi; meningkatkan kualitas kesehatan lingkungan; mencegah dan memberantas penyakit menular; meningkatkan kesehatan ibu dan anak;
meningkatkan pembangunan kesehatan dan pembangunan manajemen kesehatan. 2 RPJM Kabupaten Buleleng Tahun 2012-2017 :
Tujuan; meningkatkan pelayanan pendidikan dan kesehatan yang berkualitas serta terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat.
Sasaran; meningkatnya derajat kesehatan masyarakat. Agenda Prioritas; peningkatan aksesibilitas dan kualitas kesehatan.
Jika dikaji berdasarkan kebijakan pembangunan bidang kesehatan di atas, baik secara nasional maupun di lingkup daerah Provinsi Bali dan Kabupaten Buleleng kiranya
sangat dibutuhkan pembangunan fasilitas kesehatan rumah sakit non kelas agar dapat melayani seluruh lapisan masyarakat. Untuk itu, pembangunan sebuah RS Kelas D
Pratama di Kabupaten Buleleng menjadi hal yang sangat mendesak. Dalam operasionalnya, RS Kelas D Pratama adalah rumah sakit umum yang
mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan kesehatan tingkat pertama dan spesialis dasar yang hanya menyediakan pelayanan perawatan kelas 3 tiga. Tujuan
pembangunannya diarahkan untuk memberikan pelayanan gawat darurat, pelayanan rawat jalan, dan rawat inap serta pelayanan penunjang lainnya untuk peningkatan akses
bagi masyarakat dalam rangka menjamin upaya pelayanan kesehatan perorangan.
30
b. Demografi