EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 3E (LC 3E) DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN KLASIFIKASI SISWA PADA MATERI POKOK HIDROKARBON

(1)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Belajar adalah suatu proses kompleks yang terjadi pada diri setiap orang sepan-jang hidupnya. Proses belajar terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan lingkungannya. Oleh karena itu belajar dapat terjadi kapan saja dan di mana saja. Salah satu pertanda seseorang telah belajar adalah adanya perubahan tingkah laku pada diri orang itu yang mungkin disebabkan oleh terjadinya per-ubahan pada tingkat pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Pemilihan metode pembelajaran yang tepat pada proses pembelajaran dapat memberikan hasil yang maksimal.

Kimia adalah salah satu mata pelajaran dalam rumpun sains yang sangat erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Banyak siswa menganggap mata pela-jaran kimia merupakan salah satu bidang ilmu IPA yang tergolong sulit untuk di-pahami. Hal ini menyebabkan siswa lebih banyak mempelajari konsep-konsep dan prinsip-prinsip sains secara verbalistis. Cara pembelajaran seperti itu menyebab-kan siswa pada umumnya hanya mengenal banyak peristilahan sains secara hafal-an thafal-anpa makna.


(2)

Hasil observasi di SMA Negeri 7 Bandar Lampung, diperoleh bahwa metode pembelajaran yang diterapkan guru mata pelajaran kimia adalah metode ceramah, tanya jawab dan latihan soal. Proses pembelajaran yang dilakukan hanya melibat-kan siswa sebagai pencatat, penghafal dan pembelajaran seolah-olah hanya terjadi di dalam sekolah tanpa adanya keterkaitan dengan lingkungan di sekitar mereka. Guru lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran sebagai pemberi pengetahuan bagi siswa, akibatnya siswa hanya sebatas memperoleh informasi/ konsep saja tanpa dilatih untuk menemukan pengetahuan dan konsep tersebut, siswa kurang dapat berkembang dan menggali potensi dirinya.

Kegiatan pembelajaran tersebut tidak sejalan dengan proses pembelajaran yang seharusnya diterapkan pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yaitu proses pembelajaran yang menempatkan siswa sebagai pusat pembelajaran (student centered). Guru hanya berperan sebagai fasilitator dan motivator.

Sehubungan dengan permasalahan tersebut, maka diperlukan suatu model pembel-ajaran yang berpusat pada kegiatan atau aktivitas siswa (student centered) untuk menemukan suatu konsep, khususnya pada materi pokok hidrokarbon. Salah satu model pembelajaran yang dapat menarik minat siswa untuk turut berperan aktif dalam proses penemuan konsep adalah model pembelajaran LC 3E . LC 3E merupakan model pembelajaran yang mengharuskan siswa membangun sendiri pengetahuannya dengan memecahkan permasalahan yang dibimbing langsung oleh guru.


(3)

Karplus dan Their dalam Fajaroh dan Dasna (2007) fase-fase pembelajaran LC 3E meliputi: (1) fase eksplorasi (exploration) ; (2) fase penjelasan (explaination); dan (3) fase penerapan konsep (elaboration). Pada fase eksplorasi (exploration), guru memberi kesempatan pada siswa untuk bekerja sama dalam kelompok-kelompok kecil untuk menguji prediksi, melakukan dan mencatat pengamatan melalui ke-giatan seperti praktikum. Fase penjelasan konsep (explaination), siswa lebih aktif untuk mengenal suatu konsep berdasarkan pengetahuan yang telah diperoleh se-belumnya di dalam fase eksplorasi. Terakhir, fase aplikasi konsep (elaboration), siswa menerapkan konsep pada contoh kejadian yang lain, baik yang sama ting-katannya ataupun yang lebih tinggi tingting-katannya.

Dalam usaha yang dilakukan untuk memperbaiki proses pembelajaran, maka da-lam proses pembelajarannya siswa diberi kesempatan untuk mengembangkan ber-bagai kemampuan siswa, diantaranya kemampuan mengamati dan menafsirkan pengamatan terhadap fenomena alam, mencari, mengumpulkan, mengidentifikasi dan memilih informasi yang tepat, meramalkan, menggunakan alat/bahan, me-nerapkan konsep, merencanakan penelitian, berkomunikasi, dan mengajukan pertanyaan. Kemampuan ini tidak lain merupakan indikator-indikator keterampil-an proses sains (KPS). Oleh karena itu, dengketerampil-an menggunakketerampil-an model pembelajar-an LC 3E berbasis keterampilpembelajar-an proses sains (KPS) siswa dapat menemukpembelajar-an konsepnya sendiri dari fakta dan mampu menentukan perbedaan, mengontraskan ciri-ciri, mencari kesamaan, membandingkan dan menentukan dasar penggolong-an terhadap suatu obyek (klasifikasi). Dengpenggolong-an demikipenggolong-an, konsep-konsep kimia akan lebih bermakna bagi siswa dan tidak hanya sekedar menjadi hafalan yang membebani siswa.


(4)

Beberapa hasil penelitian yang mengkaji tentang penerapan model pembelajaran LC 3E adalah Aqiqoh (2009) yang melakukan penelitian pada siswa SMAN 10 Bandar Lampung, menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan pe-nerapan model pembelajaran LC 3E dapat meningkatkan aktivitas dan penguasaan konsep pada materi hidrokarbon. Serta Fitri (2011) yang dilakukan pada siswa SMA Budaya Bandar Lampung, menunjukkan bahwa penerapan model pembel-ajaran LC 3E dapat meningkatkan keterampilan berkomunikasi dan penguasaan konsep pada materi reaksi oksidasi reduksi.

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka perlu dilakukan penelitian dengan judul ” Efektivitas Model Pembelajaran Learning Cycle 3E (LC 3E) Dalam Meningkatkan Keterampilan Klasifikasi Siswa Pada Materi Pokok Hidrokarbon”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah model pembelajaran LC 3E efektif dalam me-ningkatkan keterampilan klasifikasi siswa pada materi pokok hidrokarbon”. C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan Efektivitas model pembel-ajaran LC 3E dalam meningkatkan keterampilan klasifikasi siswa pada materi pokok hidrokarbon”.


(5)

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:

1. Guru, yaitu sebagai bahan pertimbangan dalam pemilihan dan penerapan model pembelajaran yang sesuai dengan materi pembelajaran kimia, terutama pada materi pokok hidrokarbon.

2. Siswa, yaitu untuk meningkatkan keterampilan proses sains siswa, terutama pada materi pokok hidrokarbon.

3. Sekolah, yaitu menjadi informasi dan sumbangan pemikiran dalam upaya meningkatkan mutu pembelajaran kimia di sekolah.

4. Peneliti lain, yaitu sebagai bahan/gambaran untuk dapat mengembangkan penelitian sejenis dengan ruang lingkup yang lebih luas.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah:

1. Efektivitas model pembelajaran LC 3E ditunjukkan dengan adanya perbeda-an yperbeda-ang signifikperbeda-an (N-gain signifikperbeda-an) perbeda-antara kelas eksperimen dperbeda-an kelas kontrol.

2. Model pembelajaran LC 3E adalah salah satu model pembelajaran berbasis konstruktivisme yang terdiri dari 3 fase yaitu (1) Fase eksplorasi

(exploration); (2) Fase penjelasan konsep (explaination); (3) Fase penerapan konsep (elaboration).

3. Pembelajaran konvensional merupakan pembelajaran yang selama ini diguna-kan di SMA Negeri 7.


(6)

4. Keterampilan klasifikasi adalah keterampilan menentukan perbedaan,

mengontraskan ciri-ciri, mencari kesamaan, membandingkan dan menentukan dasar penggolongan terhadap suatu obyek.


(7)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pembelajaran Konstruktivisme

Menurut Sagala (2011:88) konstruktivisme merupakan landasan berfikir (filosofi) pendekatan kontekstual yaitu pengetahuan dibangun sedikit demi se-dikit, hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas (sempit) dan tidak dengan tiba-tiba. Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep atau kaidah yang siap untuk diambil dan diingat. Tetapi manusia harus mengkonstruksi pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata. Siswa perlu dibiasakan untuk memecahkan masalah, menemukan sesuatu yang berguna bagi dirinya, dan bergelut dengan ide-ide, yaitu siswa harus mengkonstruksikan pengetahuan dibenak mereka sendiri. Landasan berfikir konstruktivisme adalah lebih menekankan pada strategi memperoleh dan mengingat pengetahuan. Menurut Sardiman (2009:37) secara sederhana konstruktivisme itu beranggapan bahawapengetahuan kita merupakan konstruksi dari kita yang mengetahui sesuatu. Pengetahuan itu bukanlah sesuatu fakta yang tinggal ditemukan, melainkan suatu perumusan yang diciptakan orang yang sedang mempelajarinya. Jadi seseorang yang belajar itu membentuk pengertian.


(8)

Menurut pandangan dan teori konstruktivisme, belajar merupakan proses aktif dari si subjek belajar untuk merekonstruksi makna, sesuatu entah itu teks, kegiatan dialog, pengalaman fisik dan lain-lain. Belajar merupakan proses mengasimilasi-kan dan menghubungmengasimilasi-kan pengalaman atau bahan yang dipelajarinya dengan pengertian yang sudah dimiliki, sehingga pengertiannya menjadi berkembang. Menurut Slavin (Trianto, 2011:74) teori pembelajaran konstruktivisme: merupakan teori pembelajaran kognitif yang baru dalam psikologi

pendidikan yang menyatakan bahwa siswa harus menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan aturan-aturan lama dan merevisinya apabila aturan-aturan itu tidak sesuai lagi. Bagi siswa agar benar-benar memahami dan dapat menerapkan pengetahuan, mereka harus bekerja memecahkan masalah, menemukan sesuatu untuk dirinya, berusaha dengan susah payah dengan ide-ide. Setiap pendekatan pembelajaran tentunya memiliki karakteristik dan prinsip ter-sendiri, adapun prinsip-prinsip konstruktivisme menurut Suparno (1997:73), diantaranya yaitu:

1. pengetahuan dibangun oleh siswa secara aktif; 2. tekanan dalam proses belajar terletak pada siswa; 3. mengajar adalah membantu siswa belajar;

4. tekanan dalam proses belajar lebih pada proses bukan pada hasil akhir; 5. kurikulum menekankan partisipasi siswa;

6. guru adalah fasilitator.

Jadi menurut teori konstruktivisme, belajar adalah kegiatan yang aktif di mana siswa membangun sendiri pengetahuannya. Siswa juga mencari sendiri makna dari sesuatu yang mereka pelajari.


(9)

B. Learning Cycle 3E (LC 3E)

Learning Cycle (LC) merupakan salah satu model perencanaan yang telah diakui dalam pendidikan, khususnya pendidikan IPA. Model ini merupakan model yang mudah untuk digunakan oleh guru dan dapat memberikan kesempatan untuk me-ngembangkan kreativitas belajar IPA pada setiap siswa. Model LC termasuk ke pendekatan kontruktivisme karena siswa sendiri yang mengkonstruksi pemaha-mannya.

Sadirman (2009:38) berpendapat bahwa proses mengajar bukanlah kegiatan me-mindahkan pengetahuan dari guru ke subjek belajar/siswa, tetapi suatu kegiatan yang memungkinkan subjek belajar merekonstruksi sendiri pengetahuannya. Me-ngajar dalah bentuk partisipasi dengan subjek belajar dalam membentuk penge-tahuan, dan membuat makna, mencari kejelasan dan menentukan justifikasi. Prin-sip penting, berfikir lebih bermakna daripada mempunyai jawaban yang benar atas sesuatu. Karena itu guru dalam hal ini berperan sebagai mediator dan fasilitator untuk membantu optimalisasi belajar siswa.

Model pembelajaran ini memiliki tiga langkah sederhana, yaitu pertama, fase plorasi, dalam fase ini guru menggali pengetahuan awal siswa. Kedua, fase eks-planasi. Ketiga, fase penerapan konsep dimaksudkan mengajak siswa untuk me-nerapkan konsep pada contoh kejadian yang lain, baik yang sama tingkatannya ataupun yang lebih tinggi tingkatannya.


(10)

Karplus dan Their (Fajaroh dan Dasna, 2007:96) mengungkapkan bahwa: Siklus Belajar (Learning Cycle) atau dalam penulisan ini disingkat LC adalah suatu model pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered). LC merupakan rangkaian tahap-tahap kegiatan (fase) yang diorganisasi sedemikian rupa sehingga pebelajar dapat menguasai kompetensi-kompetensi yang harus dicapai dalam pembelajaran dengan jalan berperanan aktif. Learning Cycle 3 Fase (LC 3E) terdiri dari fase-fase eksplorasi (exploration), penjelasan konsep (concept introduction/ explaination), dan penerapan konsep (elaboration).

Pada fase eksplorasi, siswa diberi kesempatan untuk memanfaatkan panca indera-nya semaksimal mungkin dalam berinteraksi dengan lingkungan melalui kegiatan-kegiatan seperti melakukan eksperimen, menganalisis artikel, mendiskusikan fenomena alam atau perilakuk sosial, dan lain-lain. Dari kegiatan ini diharapkan timbul ketidakseimbangan dalam struktur mentalnya (cognitive disequilibrium) yang ditandai dengan munculnya pertanyaan-pertanyaan yang mengarah pada ber-kembangnya daya nalar tingkat tinggi (high level reasoning) yang diawali dengan kata-kata seperti mengapa dan bagaimana. Munculnya pertanyaan-pertanyaan tersebut sekaligus merupakan indikator kesiapan siswa untuk menempuh fase pengenalan konsep.

Pada fase penjelasan konsep, diharapkan terjadi proses menuju kesetimbangan antara konsep-konsep yang telah dimiliki siswa dengan konsep-konsep yang baru dipelajari melalui kegiatan-kegiatan yang membutuhkan daya nalar seperti me-nelaah sumber pustaka dan berdiskusi.

Pada fase terakhir, yakni penerapan konsep, siswa diajak menerapkan pemahaman konsepnya melalui berbagai kegiatan-kegiatan seperti problem solving atau me-lakukan percobaan lebih lanjut. Pada fase penerapan konsep dapat meningkatkan


(11)

pemahaman konsep dan motivasi belajar, karena siswa mengetahui penerapan nyata dari konsep yang mereka pelajari. (Fajaroh dan Dasna, 2007:96)

LC 3E melalui kegiatan dalam tiap fase mewadahi siswa untuk secara aktif mem-bangun konsep-konsepnya sendiri dengan cara berinteraksi dengan lingkungan fisik maupun sosial. Implementasi LC 3E dalam pembelajaran sesuai dengan pandangan konstruktivisme menurut Hudojo (Fajaroh dan Dasna, 2007:99), antara lain :

1. siswa belajar secara aktif. Siswa mempelajari materi secara bermakna dengan bekerja dan berpikir. Pengetahuan dikonstruksi dari pengalaman siswa,

2. informasi baru dikaitkan dengan skema yang telah dimiliki

siswa.Informasi baru yang dimiliki siswa berasal dari interpretasi individu, 3. orientasi pembelajaran adalah investigasi dan penemuan yang merupakan

pemecahan masalah.

Fajaroh dan Dasna (2007:99) menyatakan bahwa LC 3E merupakan strategi jitu bagi pembelajaran sains di sekolah menengah karena dapat dilakukan secara luwes dan memenuhi kebutuhan nyata guru dan siswa. Dilihat dari dimensi guru, penerapan strategi ini memperluas wawasan dan meningkatkan kreativitas guru dalam merancang kegiatan pembelajaran. Ditinjau dari dimensi siswa, penerapan strategi ini memberi keuntungan berikut:

a. meningkatkan motivasi belajar karena pebelajar dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran,

b. membantu mengembangkan sikap ilmiah pebelajar, c. pembelajaran menjadi lebih bermakna.


(12)

Adapun kekurangan penerapan strategi ini yang harus selalu diantisipasi

diperkirakan menurut Soebagio (Fajaroh dan Dasna, 2007:100) sebagai berikut: a. efektivitas pembelajaran rendah jika guru kurang menguasai materi dan

langkah-langkah pembelajaran,

b. menuntut kesungguhan dan kreativitas guru dalam merancang dan melak-sanakan proses pembelajaran,

c. memerlukan pengelolaan kelas yang lebih terencana dan terorganisasi, d. memerlukan waktu dan tenaga yang lebih banyak dalam menyusun

rencana dan melaksanakan pembelajaran.

Lingkungan belajar yang perlu diupayakan agar LC 3E berlangsung secara konstruktivistik adalah:

a. tersedianya pengalaman belajar yang berkaitan dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa,

b. tersedianya berbagai alternatif pengalaman belajar jika memungkinkan, c. terjadinya transmisi sosial, yakni interaksi dan kerja sama individu dengan

lingkungannya,

d. tersedianya media pembelajaran,

e. kaitkan konsep yang dipelajari dengan fenomena sedemikian rupa sehing-ga siswa terlibat secara emosional dan sosial yang menjadikan pembelajaran berlangsung menarik dan menyenangkan.

C. Keterampilan Proses Sains

Menurut Depdikbud (Dimyati dan Mudjiono 1999:141) pendekatan keterampilan proses dapat diartikan sebagai wawasan atau anutan pengembangan keterampilan-keterampilan intelektual, sosial dan fisik yang bersumber dari kemampuan-kemampuan mendasar yang pada prinsip nya telah ada dalam diri siswa.


(13)

Menurut Djamarah (2010:88) keterampilan proses bertujuan untuk meningkatkan kemampuan anak didik menyadari, memahami dan menguasai rangkaian bentuk kegiatan yang berhubungan dengan hasil belajar yang telah dicapai anak didik. Menurut Dimyati dan Mudjiono (1999:141) ada berbagai keterampilan dalam ke-terampilan proses, keke-terampilan-keke-terampilan tersebut terdiri dari:

1. Keterampilan dasar (basic skills), meliputi mengobservasi, mengklasifikasi, memprediksi, mengukur, menyimpulkan dan mengkomunikasikan.

2. Keterampilan terintegrasi (integrated skills), meliputi mengidentifikasi varia- bel, membuat tabulasi data, menyajikan data dalam bentuk grafik, menggam- barkan hubungan antar variabel, mengumpulkan dan mengolah data, meng- analisa penelitian, mengidentifikasi variabel secara operasional serta meran- cang penelitian dan melaksanakan eksperimen

Menurut Djamarah (2010:89) kegiatan keterampilan proses dapat dilaksanakan dengan bentuk-bentuk seperti pada Tabel 1 berikut:

Tabel 1. Bentuk Pelaksanaan Kegiatan Keterampilan Proses Dasar

Keterampilan Dasar Kegiatan

Mengamati (Observasi)

Anak didik dapat melakukan suatu kegiatan belajar melalui proses melihat, mendengar, merasa (kulit meraba), mencium/membau, mencicip/mengecap, mengukur, dan menggumpulkan data/informasi. Klasifikasi

(Mengelompokkan)

Anak didik dapat melakukan suatu kegiatan belajar melalui proses menentukan perbedaan, mengontraskan ciri-ciri, mencari kesamaan, membandingkan dan menentukan dasar penggolongan terhadap suatu obyek. Menafsirkan Anak didik dapat melakukan suatu kegiatan belajar

melalui proses menaksir, memberi arti, mencari hubungan antar dua hal (misalnya ruang/waktu), dan menemukan pola.

Meramalkan (Memprediksi)

Anak didik dapat melakukan suatu kegiatan belajar me-lalui proses mengantisipasi (berdasarkan kecenderung-an/pola/hubungan antar data/hubungan antar informasi).


(14)

Tabel 1. Lanjutan

Menyimpulkan Anak didik dapat melakukan suatu kegiatan belajar melalui proses membuat suatu kesimpulan tentang suatu benda atau fenomena setelah mengumpulkan,

menginterpretasi data dan informasi.

Mengkomunikasikan Anak didik dapat melakukan suatu kegiatan belajar melalui proses berdiskusi, mendeklamasikan, bertanya, melaporkan data dalam bentuk lisan, tulisan, dan gambar.

D. Pembelajaran Konvensional

Menurut Sudaryo (1990) bahwa secara tradisional (konvensional) mengajar diarti-kan sebagai upaya penyampaian atau penanaman pengetahuan pada anak. Dalam pengertian ini anak sebagai obyek yang sifatnya pasif, pengajaran berpusat pada guru (teacher oriented) dan guru memegang peranan utama dalam proses pembel-ajaran.

Roy Killen (Wina Sanjaya, 2010:127) mengemukakan bahwa ada dua pendekatan dalam pembelajaran yaitu pendekatan yang berpusat pada guru (teacher-centred approaches) dalam hal ini pendekatan konvensional dan pendekatan yang ber-pusat pada siswa (student-centred approaches).

E. Kerangka Pemikiran

Hasil belajar yang dicapai oleh siswa ada kaitannya dengan kegiatan pembelajaran yang direncanakan oleh seorang guru. Dengan perencanaan yang matang sebelum melakukan kegiatan pembelajaran akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa dalam pencapaian tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.


(15)

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan efektivitas model LC 3E dalam meningkatkan keterampilan klasifikasi siswa pada materi pokok hidrokarbon. Se-bagai variabel bebasnya adalah model pembelajaran (X), dan variabel terikatnya adalah keterampilan klasifikasi pada materi pokok hidrokarbon (Y). Data diambil dari dua kelas, satu kelas sebagai eksperimen dan satu kelas sebagai kelas kontrol. Kelas eksperimen diberi perlakuan dengan menerapkan model pembelajaran LC 3E dan kelas kontrol menggunakan pembelajaran konvensional.

Masing-masing kelas diberi soal pretest yang sama. Soal pretest yang diberikan disusun untuk mengukur keterampilan proses sains siswa dengan model pembel-ajaran yang mereka alami sebelumnya.

Pembelajaran konvensional memiliki beberapa kelebihan antar lain, lebih mudah direncanakan, siswa juga dapat secara cepat memperoleh informasi dari gurunya dalam proses pembelajaran, latihan soal pada pembelajaran konvensional dapat mengembangkan kemandirian siswa di luar pengawasan guru, dapat merangsang siswa dalam melakukan aktivitas belajar, namun pembelajaran konvensional cen-derung membosankan karena hanya menekankan pada materi pelajaran sehingga siswa tidak dapat mengembangkan keterampilan sains siswa. Siswa lebih cende-rung menghafal materi, bukan memahami. Selain itu, siswa menjadi pasif dalam pembelajaran karena guru lebih mendominasi.

Model Pembelajaran LC 3E memiliki beberapa kelebihan antara lain dapat me-ningkatkan motivasi belajar karena siswa dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran dalam artian siswa lebih mendominasi dibandingkan guru sehingga siswa dapat mengembangkan ide-ide atau daya pikir yang mereka miliki,


(16)

mem-bantu mengembangkan sikap ilmiah siswa sehingga tidak hanya penguasan kon-sep siswa yang ditingkatkan namun kemampuan ilmiah atau sains akan mening-kat. Sehingga dari kemampuan sains ini siswa dapat mengintegrasikan teori dan praktek yang memungkinkan mereka menggabungkan pengetahuan lama dan baru, dimana pada akhirnya memotivasi guru dan siswa untuk belajar. Pembel-ajaran menjadi lebih bermakna karena pembelPembel-ajaran dilakukan secara bertahap dimulai dari eksplorasi, penjelasan konsep dan penerapan konsep.

Hubungan kedua model pembelajaran dengan keterampilan klasifikasi siswa pada materi hidrokarbon dapat digambarkan pada gambar 1 sebagai berikut:

X1 Y1

Y2 > Y1

X2 Y2

Gambar 1. Model teoritis antara variabel bebas dan variabel terikat Keterangan:

X1 = Pembelajaran konvensional X2 = Pembelajaran LC 3E

Y1 = Keterampilan klasifikasi siswa pada materi pokok hidrokarbon yang menggunakan pembelajaran konvensional

Y2 = Keterampilan klasifikasi siswa pada materi pokok hidrokarbon yang diterapkan pembelajaran LC 3E


(17)

G. Anggapan Dasar

Anggapan dasar dalam penelitian ini adalah:

1. Semua siswa siswi kelas X semester genap SMA Negeri 7 Bandar Lampung tahun pelajaran 2011/2012 yang menjadi objek penelitian mempunyai ke-mampuan dasar yang sama dalam penguasaan konsep kimia dan keterampilan proses sains.

2. Faktor-faktor lain yang mempengaruhi peningkatan hasil belajar kimia siswa kelas X semester genap SMAN 7 Bandar Lampung tahun pelajaran

2011/2012 diabaikan. H. Hipotesis

Hipotesis dari penelitian ini adalah: “model pembelajaran LC 3E efektif dalam meningkatkan keterampilan klasifikasi siswa pada materi pokok hidrokarbon”.


(18)

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMA Negeri 7 Bandar Lampung tahun pelajaran 2011/2012 yang berjumlah 342 siswa dan tersebar da-lam sembilan kelas yaitu kelas X1 sampai X9.

2. Sampel

Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling. Pengambilan sampel ini didasarkan pada kemampuan akademik siswa yang dilihat dari nilai uji blok pada materi sebelumnya yaitu reaksi redoks. Alasan digunakan-nya cara ini adalah agar diperoleh sampel dengan kemampuan akademik relatif sa-ma. Berdasarkan hal tersebut, diketahui bahwa kelas X7 dan X8 mempunyai nilai yang hampir sama (data nilai uji blok siswa terlampir). Maka, dua kelas tersebut ditentukan kelas X7 sebagai kelas kontrol dan kelas X8 sebagai kelas eksperimen.


(19)

B. Jenis dan Variabel Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuasi eksperimen dengan menggunakan non equivalent control group desain yang bertujuan untuk mendeskripsikan efektivitas model pembelajaran LC 3E dalam meningkatkan keterampilan klasifikasi siswa pada materi pokok hidrokarbon.

Dalam penelitian ini terdiri dari satu variabel bebas dan satu variabel terikat. Se-bagai variabel bebas adalah model pembelajaran yang digunakan, yaitu model LC 3E dan pembelajaran konvensional. Sebagai variabel terikat adalah keterampilan klasifikasi siswa pada materi pokok hidrokarbon.

C. Desain Penelitian

Rancangan penelitian yang digunakan adalah non equivalent control group desain yaitu desain kuasi eksperimen dengan melihat perbedaan nilai pretest maupun posttest antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Desain penelitian tersebut dapat dijelaskan pada Tabel 2 berikut ini.

Tabel 2. Desain penelitian

Kelas Pretest Perlakuan Posttest

Kelas eksperimen O1 X O2

Kelas kontrol O1 - O2

Keterangan:

X: Pembelajaran menggunakan model pembelajaran LC 3E O1: Pretest yang diberikan sebelum perlakuan


(20)

D. Alur Penelitian

Alur pada penelitian ini sebagai berikut:

Gambar 2. Alur penelitian Observasi

Kelas Kontrol Tes awal

(Pretest)

Kelas Eksperimen

Pembelajaran konvensional

Pembelajaran LC 3E

Tes akhir (Postest)

Analisis data Instrumen dan Validitas


(21)

E. Data

1. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang bersifat kuantitatif. Data kuantitatif diperoleh dari hasil tes sebelum pembelajaran (pretest) dan setelah pembelajaran (posttest).

2. Sumber data dibagi menjadi dua yaitu : a. Data primer yang meliputi :

1) Data hasil pretest dan posttest kelompok kontrol 2) Data hasil pretest dan posttest kelompok eksperimen b. Data sekunder yang meliputi :

1) Lembar kinerja guru 2) Lembar observasi siswa 3. Teknik pengumpulan data

Dalam penelitian ini, digunakan metode tes untuk memperoleh data nilai keterampilan klasifikasi kelas eksperimen dan kelas kontrol. Metode tes yang digunakan adalah pretest dan posttest.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan suatu alat untuk mengumpulkan data dalam suatu penelitian. Bentuk instrumen pada penelitian ini adalah:

1. Pada kelas eksperimen menggunakan LKS dengan model pembelajaran LC 3E. 2. Kedua kelas memiliki rencana pelaksanaan pembelajaran yang berbeda.

3. Soal pretest dan posttest yang terdiri dari 5 soal essay untuk mengukur keterampilan klasifikasi siswa.


(22)

Validitas

Penelitian ini menggunakan Validitas isi. Validitas isi adalah kesesuaian antara instrumen dengan ranah atau domain yang diukur (Ali M. 1992). Adapun peng-ujian validitas isi ini dilakukan dengan cara judgment. Dalam hal ini pengpeng-ujian dilakukan dengan menelaah kisi-kisi, terutama kesesuaian antara tujuan peneliti-an, tujuan pengukurpeneliti-an, indikator, dan butir-butir pertanyaannya. Bila antara un-sur-unsur itu terdapat kesesuaian, maka dapat dinilai bahwa instrumen dianggap valid untuk digunakan dalam mengumpulkan data sesuai kepentingan penelitian yang bersangkutan.

Oleh karena dalam melakukan judgment diperlukan ketelitian dan keahlian pe-nilai, maka peneliti meminta ahli untuk melakukannya. Dalam hal ini dilakukan oleh dosen pembimbing penelitian untuk mengujinya.

G. Pelaksanaan Penelitian

Prosedur pelaksanaan di kelas dikelompokkan menjadi dua yaitu model ajaran LC 3E dan pembelajaran konvensional. Pada kelas X7 diterapkan pembel-ajaran konvensional dan kelas X8 diterapkan model pembelpembel-ajaran LC 3E. Prose-dur pelaksanaannya sebagai berikut:

1. Melakukan pretest dengan soal yang sama pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

2. Pelaksanaan pembelajaran pada materi pokok hidrokarbon sesuai model pembelajaran yang ditetapkan pada masing-masing kelas. Pelaksanaan pembelajaran pada masing-masing kelas sebagai berikut:


(23)

a. Kelas eksperimen

Sebelum dilakukan kegiatan pembelajaran, guru mengelompokkan siswa dalam 8 kelompok secara heterogen berdasarkan kemampuan kognitif siswa. Dengan prosedur pembelajaran kelas eksperimen sebagai berikut : 1) Fase eksplorasi (Exploration)

a) Setelah guru menyampaikan indikator dan tujuan pembelajaran b) Membagikan LKS dan bahan bacaan tambahan kepada setiap siswa

untuk bahan diskusi dan arahan penyusunan percobaan.

c) Siswa diberi kesempatan untuk memanfaatkan panca inderanya se-maksimal mungkin dalam berinteraksi dengan lingkungan melalui kegiatan-kegiatan seperti praktikum, menganalisis artikel, mendiskusi-kan fenomena alam, mengamati fenomena alam atau perilaku sosial, dan lain-lain.

2) Fase Penjelasan Konsep (Explanation)

a) Memantau kegiatan siswa dalam kelompok

b) Memberikan bantuan kepada siswa yang mengalami kesulitan dalam mendiskusikan pertanyaan – pertanyaan dalam LKS

c) Pada fase ini, terjadi proses menuju kesetimbangan antara konsep-konsep yang telah dimiliki siswa dengan konsep-konsep-konsep-konsep yang baru dipelajari melalui kegiatan-kegiatan yang membutuhkan daya nalar seperti menelaah sumber pustaka dan berdiskusi.

d) Siswa mengenal istilah-istilah yang berkaitan dengan konsep-konsep baru yang sedang dipelajari


(24)

e) Meminta siswa pada setiap kelompok untuk menyusun hasil diskusi dan pengamatannya secara sistematis.

f) Meminta siswa pada setiap kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi dan pengamatannya.

3) Fase Penerapan Konsep (Elaboration)

Siswa diajak menerapkan pemahaman konsepnya melalui kegiatan-kegiatan seperti problem solving (menyelesaikan problem-problem nyata yang berkaitan) atau melakukan percobaan lebih lanjut

b. Kelas Kontrol

Langkah-langkah pembelajaran pada kelas kontrol adalah 1) Kegiatan Awal

Guru menyampaikan indikator dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Guru memberikan pertanyaan kepada siswa untuk mengetahui kemampuan awal siswa mengenai materi yang akan diajarkan.

2) Kegiatan Inti

a) Guru memberikan uraian materi dan penjelasan mengenai materi yang diajarkan.

b) Pembelajaran diselingi dengan memberikan pertanyaan – pertanyaan kepada siswa mengenai materi yang diajarkan.

c) Guru memberikan waktu kepada siswa untuk mendiskusikan pertanyaan yang diberikan guru dengan teman ataupun dengan menelaah literatur.

d) Guru memberikan respon terhadap hasil yang dikemukakan siswa dan meluruskan jawaban – jawaban siswa yang mungkin muncul.


(25)

3) Kegiatan Akhir

a) Guru membimbing siswa membuat kesimpulan tentang materi yang diajarkan.

b) Menutup pelajaran dengan memberikan tugas siswa mengenai materi yang telah dipelajari dan siswa ditugaskan untuk membaca materi pertemuan selanjutnya.

H. Teknik Analisis Data

1. Gain ternormalisasi

Untuk mengetahui efektivitas dari kedua model pembelajaran terhadap peningkat-an keterampilpeningkat-an klasifikasi materi hidrokarbon, maka dilakukpeningkat-an peningkat-analisis skor gain ternormalisasi. Rumus gain ternormalisasi menurut Meltzer adalah sebagai berikut:

N − ��� =nilai maksimum − nilai nilai − nilai

2. Uji normalitas

Uji normalitas digunakan untuk menentukan statistik yang akan digunakan dalam mengolah data, yang paling penting adalah untuk menentukan apakah mengguna-kan statistik parametrik atau nonparametrik.

Untuk menguji normalitas data sampel yang diperoleh yaitu gain ternormalisasi dapat digunakan uji Chi-Kuadrat. Uji normalitas ini dilakukan juga untuk melihat apakah sampel berasal dari populasi berdistribusi normal atau tidak. Rumusan hipotesis untuk uji ini adalah:


(26)

H0 : sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal H1 : sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal Langkah-langkah uji normalitas adalah sebagai berikut: a) Menyusun data dan mencari nilai tertinggi dan terendah. b) Membuat interval kelas dan menentukan batas kelas. c) Menghitung rata-rata dan simpangan baku.

d) Membuat tabulasi data kedalam interval kelas.

e) Menghitung nilai z dari setiap batas kelas dalam Sudjana (2002) dengan rumus: Z=

dimana S adalah simpangan baku dan adalah rata-rata sampel

f) Mengubah harga Z menjadi luas daerah kurva normal dengan menggunakan tabel.

g) Menghitung frekuensi harapan berdasarkan kurva dalam Sudjana (2002) � = ∑ ��−��

��

� �=

Dengan:

� = Chi–kuadrat

Oi = frekuensi pengamatan Ei = frekuensi yang diharapkan

h) Membandingkan harga Chi–kuadrat dengan tabel Chi–kuadrat � dengan taraf signifikan 5%

i) Menarik kesimpulan, jika �ℎ� ��< � �� maka databerdistribusi normal atau terima H0


(27)

3. Uji Homogenitas

Uji ini untuk mengetahui apakah data yang dibandingkan memiliki nilai rata-rata dan varians identik. Hipotesis untuk uji Homogenitas :

Ho = data penelitian mempunyai variansi yang homogen H1 = data penelitian mempunyai variansi yang tidak homogen.

Untuk uji homogenitas dua peubah terikat digunakan rumus yang terdapat dalam sudjana (2002) :

F= 2 2 2 1 s s

Keterangan : F = Kesamaan dua varians 2

1

s = varians kelas eksperimen 2

2

s = varians kelas kontrol Kriteria : Pada taraf 0.05,

Dengan kriteria uji adalah terima jika : �( − � ) � − ,� − < � < �( − �) � − ,� − 4. Pengujian hipotesis

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis statistik, hipotesis dirumuskan dalam bentuk pasangan hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternatif (H1).

H0 : Rata-rata N-gain keterampilan klasifikasi dengan model pembelajaran LC 3E lebih rendah atau sama dengan rata-rata N-gain keterampilan klasifikasi dengan pembelajaran konvensional pada materi pokok hidrokarbon. H0 : µ1 ≤ µ2


(28)

H1 :Rata-rata N-gain keterampilan klasifikasi dengan model pembelajaran LC 3E lebih tinggi dari pada rata-rata N-gain dengan pembelajaran konvensional pada materi pokok hidrokarbon.

H1 : µ1 > µ2 Keterangan:

µ1 : Rata-rata keterampilan klasifikasi pada kelas yang diterapkan model LC 3E µ2 : Rata-rata keterampilan klasifikasi pada kelas dengan pembelajaran

konvensional

Uji statistik ini sangatlah bergantung pada homogenitas kedua varians data, karena jika kedua varians kelas sampel homogen (σ12 = σ22), maka uji yang dilakukan menggunakan rumus sebagai berikut :

ℎ� ��

=

� ̅̅̅̅− �̅̅̅̅ �� √ +

�� �

=

� − �� + � − + � − �

Keterangan:

�̅ = nilai rata-rata kelas eksperimen � = Simpangan baku gabungan �̅ = nilai rata-rata kelas kontrol s12= varians kelas eksperimen

= Jumlah siswa kelas eksperimen s22= varians kelas kontrol n2 = Jumlah siswa kelas kontrol

Dengan kriteria uji :

Terima H0 jika thitung < t(1-α) dan tolak sebaliknya. dk = (n1 + n2 – 2) α = 0,05


(29)

Sedangkan jika kedua varians kelas sampel tidak homogen (σ12 ≠σ22), maka uji yang dilakukan menggunakan rumus sebagai berikut :

 

2

2 2 1 2 1 2 1 ' n s n s X X t    Keterangan :

t‘ = perbedaan dua rata-rata n2 = Jumlah siswa kelas kontrol 1

X = Nilai rata-rata kelas eksperimen s2 = Varians 2

X = Nilai rata-rata kelas kontrol s12= varians kelas eksperimen n1 = Jumlah siswa kelas eksperimen s22= varians kelas kontrol Kriteria uji: tolak H0 jika

,

� . + � .

� + �

dan terima H0 jika sebaliknya, dengan

� =

� =

= −� , � − = −� , � −


(30)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A.Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data, pengujian hipotesis, dan pembahasan dalam penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa: “model pembelajaran LC 3E efek-tif dalam meningkatkan keterampilan klasifikasi siswa pada materi hidrokarbon”.

B.Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, disarankan bahwa:

1. Model pembelajaran LC 3E dapat dipakai sebagai alternatif model pembel-ajaran bagi guru dalam membelajarkan materi pokok hidrokarbon dan materi lain dengan karakteristik yang sama.

2. Agar penerapan pembelajaran LC 3E berjalan efektif, hendaknya guru

me-nguasai kelas dengan baik sehingga pengelolaan waktu dalam proses pembel-ajaran menjadi maksimal dan efisien.


(31)

DAFTAR PUSTAKA

Ali, M. 1992. Strategi Penelitian Pendidikan. Angkasa. Bandung.

Aqiqoh, S. 2009. Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle 3 Fase Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Penguasaan Konsep Pada Materi Hidrokarbon (PTK Kelas X7 SMA Negeri 10 Bandar Lampung Tp 2009- 2010). Skripsi. FKIP Unila. Bandar Lampung.

Arikunto, S. 1988. Pengelolaan Kelas dan Siswa Sebuah Pendekatan Evaluatif. Rajawali Pers. Jakarta.

Dimyati dan Mudjiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta. Djamarah, S.B. 2010. Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif. Rineka

Cipta. Jakarta.

Fajaroh dan Dasna. 2007. Pembelajaran dengan Model Siklus Belajar (learning cycle). Universitas Negeri malang. Malang.

Fatimah, R. 2011. Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle 3 Fase (LC 3E) Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Dan Penguasaan Konsep Pada Materi Pokok Hidrokarbon (PTK pada siswa Kelas X4 SMA Gajah Mada Bandar Lampung Tp 2010-2011). Skripsi. FKIP Unila. Bandar Lampung. Fitri, U. 2011. Efektivitas Pembelajaran Learning Cycle 3 E Untuk

Meningkatkan Keterampilan Berkomunikasi dan Penguasaan Konsep Reaksi Oksidasi Reduksi. Skripsi. FKIP Unila. Bandar Lampung. Johari, J.M.C. 2007. Kimia SMA dan MA kelas X. Esis. Jakarta.

Nazir, M. 1983. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Darussalam. Purba, M. 2004. Kimia SMA Kelas X. Erlangga. Jakarta.

Sagala, S. 2011. Konsep dan Makna pembelajaran. Alfabeta. Bandung. Sanjaya, W. 2010. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses


(32)

Sardiman, A.M. 2009. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Rajawali Pers. Jakarta.

Sudaryo. 1990. Strategi Belajar Mengajar. IKIP Semarang Press. Semarang. Sudjana, N. 2002. Metode Statistika Edisi keenam. PT. Tarsito. Bandung. Suparno, P. 1997. Filsafat Konstruktivisme Dalam Pendidikan. Kanisius. Yogyakarta.


(33)

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 3E (LC 3E) DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN

KLASIFIKASI SISWA PADA MATERI POKOK HIDROKARBON

(Skripsi)

Oleh

AGNES TRIHARWANTI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(34)

i ABSTRAK

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 3E (LC 3E) DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN

KLASIFIKASI SISWA PADA MATERI POKOK HIDROKARBON

Oleh

AGNES TRIHARWANTI

Berdasarkan hasil observasi di SMAN 7 Bandar Lampung, pembelajaran yang dilakukan masih menggunakan pembelajaran dengan guru sebagai pusat ajaran (teacher centered) dan kurang melibatkan siswanya dalam proses pembel-ajaran. Akibatnya siswa hanya sebatas memperoleh informasi/ konsep saja tanpa dilatih untuk menemukan pengetahuan dan konsep tersebut, siswa kurang dapat berkembang dan menggali potensi dirinya. Salah satu model pembelajaran yang dapat menarik minat siswa untuk turut berperan aktif dalam proses penemuan konsep adalah model pembelajaran LC 3E. Model pembelajaran LC 3E terdiri dari 3 fase yaitu fase eksplorasi (exploration), fase penjelasan konsep (

explaina-tion) dan fase penerapan konsep (elaboration).

Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan efektivitas model pembelajaran LC 3E dalam meningkatkan keterampilan klasifikasi siswa pada materi pokok hidrokarbon.


(35)

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 7 Bandar Lampung tahun pelajaran 2011-2012 yang tersebar dalam sembilan kelas yaitu X1 sampai X9. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Pene-litian ini menggunakan metode kuasi eksperimen dengan Non equivalent control group design. Efektivitas model pembelajaran LC 3E diukur berdasarkan pening-katan N-gain yang signifikan.

Berdasarkan uji hipotesis yang dilakukan, diketahui bahwa kelas dengan model pembelajaran LC 3E memiliki keterampilan klasifikasi siswa yang lebih tinggi daripada kelas dengan pembelajaran konvensional. Dimana rerata N-gain untuk keterampilan klasifikasi siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol masing-masing adalah 0,504 dan 0,382. Hal ini menunjukkan bahwa model pembelajaran LC 3E lebih efektif dalam meningkatkan keterampilan klasifikasi siswa pada materi hidrokarbon.


(36)

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 3E (LC 3E) DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN

KLASIFIKASI SISWA PADA MATERI POKOK HIDROKARBON

Oleh

AGNES TRIHARWANTI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan Pendidikan MIPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(37)

Judul Skripsi : EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 3E (LC 3E) DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN

KLASIFIKASI SISWA PADA MATERI POKOK HIDROKARBON

Mahasiswa : Agnes Triharwanti Nomor Pokok Mahasiswa : 0743023002

Program Studi : Pendidikan Kimia Jurusan : Pendidikan MIPA

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing

Dr. Ratu Beta Rudibyani, M.Si. Dra. Nina Kadaritna, M.Si. NIP 19570201 198103 2 001 NIP 19600407 198503 2 003

2. Ketua Jurusan Pendidikan MIPA

Dr. Caswita, M.Si.


(38)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Dr. Ratu Beta Rudibyani, M.Si. ______________

Sekretaris : Dra. Nina Kadaritna, M.Si. ______________

Penguji

Bukan Pembimbing : Drs.Tasviri Efkar, M.S. ______________

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Bujang Rahman, M.Si. NIP 19600315 198503 1 003


(39)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan disuatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila ternyata kelak dikemudian hari terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya diatas, maka saya akan bertanggung jawab sepenuhnya.

Bandar Lampung, Oktober 2012

Agnes Triharwanti NPM 0743023002


(40)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Labuhan Ratu Satu pada tanggal 04 Agustus 1989, anak ketiga dari empat bersaudara, dari pasangan Bapak Suwandi dan Ibu Hartati. Penulis mengawali pendidikan formal di SD Negeri 2 Labuhan Ratu Satu yang diselesaikan pada tahun 2001. Tahun 2001 diterima di SMP Negeri 1 Way Jepara yang diselesaikan pada tahun 2004. Tahun 2004 masuk SMA Negeri 1 Way Jepara yang diselesaikan tahun 2007 dan pada tahun yang sama penulis diterima di Universitas Lampung Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jurusan Pendidikan MIPA Program Studi Pendidikan Kimia.

Penulis pernah mengikuti Kuliah Kerja Lapangan ke Jakarta, Bandung dan Yogyakarta pada tahun 2009 dan telah menyelesaikan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMA Negeri 7 Bandar Lampung.


(41)

PERSEMBAHAN

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang selalu memberikan limpahan rahmat dan karunia-Nya. Dengan kerendahan hati saya

persembahkan lembaran-lembaran sederhana ini kepada:

Teristimewa untuk Ayah dan Ibuku tercinta, yang telah

sabar membesarkan, mendidik, memberiku semangat, kehangatan, cinta dan kasih sayang, dan tiada henti

mendoakanku dalam setiap sujudnya.

Kakak dan Adikku tersayang...

Terima kasih atas keceriaan dan semangat yang telah kalian berikan.

 Sahabat-sahabatku yang selalu menghiasi hari-hariku dengan

canda dan tawa. Terima kasih atas doa, inspirasi, dan semangat yang telah kalian berikan.


(42)

MOTTO

Jika Anda menginginkan sesuatu yang belum pernah anda miliki, Anda harus bersedia melakukan sesuatu

yang belum pernah Anda lakukan. (Thomas Jefferson)

Hanya orang takut yang bisa berani, karena keberanian adalah melakukan sesuatu yang ditakutinya. Maka, bila merasa takut, Anda akan punya kesempatan untuk bersikap

berani. (Mario Teguh)

Selalu bersyukur setiap menghadapi kesulitan, karena dibalik semua itu tersimpan pelajaran yang sangat berharga...


(43)

iii SANWACANA

Alhamdulillah. Segala puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “Efektivitas Model Pembelajaran Learning Cycle 3E (LC 3E) Dalam Meningkat-kan Keterampilan Klasifikasi Siswa Pada Materi Pokok Hidrokarbon”.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung. 2. Bapak Drs. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA.

3. Ibu Dr. Noor Fadiawati, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Kimia.

4. Ibu Dr. Ratu Betta Rudibyani, M.Si., selaku Pembimbing I yang telah memberikan banyak masukan, bimbingan, semangat dan membantu penulis dalam menyusun skripsi ini.

5. Ibu Dra. Nina Kadarina, M.Si., selaku Pembimbing Akademik dan

Pembimbing II atas kesediaannya untuk memberikan bimbingan, saran, dan kritik dalam proses penyelesaian kuliah dan penyusunan skripsi ini.

6. Bapak Drs. Tasviri Efkar, M.S., selaku Pembahas atas segala masukan dan saran kepada penulis dalam menyusun skripsi ini.

7. Bapak dan Ibu dosen di Program Studi Pendidikan Kimia dan seluruh staf di Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Universitas Lampung.


(44)

iv 8. Bapak Drs. Suharto, M.Pd. selaku Kepala SMA Negeri 7 Bandar Lampung

yang telah memberikan izin melaksanakan penelitian. Ibu Dra. Ambarwati, selaku guru mitra dan siswa-siswi kelas X7 dan X8 SMA Negeri 7 Bandar Lampung T.A 2011/2012 atas bantuan dan kerja samanya selama penelitian. 9. Kedua orang tuaku yang sudah menjadi sumber inspirasi dan semangat

hidupku. Terima kasih untuk segala do’a, semangat, kasih sayang, kesabaran serta materi yang telah diberikan untuk harapan dan keberhasilanku. Kakak-kakakku tersayang; Mba Nita, Mba Feri, Mas Noni serta Adikku Liliek atas keceriaan, semangat dan do’a kalian.

10.Sahabat-sahabatku; Ika, Puspita, Rohma,dan Yayuk. Terimakasih atas semangat, dukungan, bantuan, dan do’a dalam penulisan skripsi ini. Canda, tawa, susah, senang, semoga akan selamanya tejalin diantara kita.

Semoga Allah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua, dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua, Amin.

Bandar Lampung, Oktober 2012 Penulis


(45)

vi DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Ruang Lingkup Penelitian ... 5

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 7

A. Pembelajaran Konstruktivisme ... 7

B. Learning Cycle 3E (LC 3E)... 9

C. Keterampilan Proses Sains ... 12

D. Pembelajaran Konvensional ... 14

E. Kerangka Pemikiran ... 14

F. Anggapan Dasar ... 17

G. Hipotesis ... 17

III. METODOLOGI PENELITIAN ... 18

A. Populasi dan Sampel Penelitian ... 18

1. Populasi ... 18


(46)

vii

B. Jenis dan Variabel Penelitian ... 19

C. Desain Penelitian ... 19

D. Alur Penelitian ... 20

E. Data ... 21

F. Instrumen Penelitian... 21

G. Pelaksanaan Penelitian ... 22

H. Teknik Analisis Data ... 25

1. Gain ternormalisasi ... 25

2. Uji normalitas ... 25

3. Uji homogenitas ... 27

4. Pengujian hipotesis ... 27

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 30

A. Hasil Penelitian ... 30

B. Pembahasan ... 35

V. SIMPULAN DAN SARAN ... 41

A. Simpulan ... 41

B. Saran ... 41

DAFTAR PUSTAKA ... 42

LAMPIRAN 1. Silabus Kelas Eksperimen ... 44

2. Silabus Kelas Kontrol ... 49

3. RPP Kelas Eksperimen ... 53

4. RPP Kelas Kontrol ... 88

5. Lembar Kerja Siswa Kelas Eksperimen ... 98

6. Kisi-Kisi Soal Pretest/Posttest ... 145


(47)

viii

8. Rubrik Penilaian Pretes/Posttest ... 150

9. Analisis Data Keterampilan Klasifikasi ... 153

10. Daftar Nilai Uji Blok Kimia Reaksi Redoks ... 163

11. Lembar Aktivitas Siswa ... 164

12. Lembar Kinerja Guru Mengajar ... 171

13. Surat Izin Penelitian ... 178

14. Surat Keterangan Melaksanakan Penelitian ... 178

15. Daftar Hadir Seminar Proposal ... 179


(48)

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Model teoritis antara variabel bebas dan variabel terikat ... 16

2. Alur penelitian ... 20

3. Grafik nilai rata-rata keterampilan klasifikasi ... 31


(49)

ix

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Bentuk pelaksanaan kegiatan keterampilan proses sains ... 13

2. Desain penelitian ... 19

3. Data nilai keterampilan klasifikasi ... 30

4. Nilai Chi-kuadrat (χ2) keterampilan klasifikasi ... 33

5. Nilai varians N-gain keterampilan klasifikasi ... 34


(1)

iv 8. Bapak Drs. Suharto, M.Pd. selaku Kepala SMA Negeri 7 Bandar Lampung

yang telah memberikan izin melaksanakan penelitian. Ibu Dra. Ambarwati, selaku guru mitra dan siswa-siswi kelas X7 dan X8 SMA Negeri 7 Bandar Lampung T.A 2011/2012 atas bantuan dan kerja samanya selama penelitian. 9. Kedua orang tuaku yang sudah menjadi sumber inspirasi dan semangat

hidupku. Terima kasih untuk segala do’a, semangat, kasih sayang, kesabaran serta materi yang telah diberikan untuk harapan dan keberhasilanku. Kakak-kakakku tersayang; Mba Nita, Mba Feri, Mas Noni serta Adikku Liliek atas keceriaan, semangat dan do’a kalian.

10.Sahabat-sahabatku; Ika, Puspita, Rohma,dan Yayuk. Terimakasih atas semangat, dukungan, bantuan, dan do’a dalam penulisan skripsi ini. Canda, tawa, susah, senang, semoga akan selamanya tejalin diantara kita.

Semoga Allah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua, dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua, Amin.

Bandar Lampung, Oktober 2012 Penulis


(2)

vi DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Ruang Lingkup Penelitian ... 5

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 7

A. Pembelajaran Konstruktivisme ... 7

B. Learning Cycle 3E (LC 3E)... 9

C. Keterampilan Proses Sains ... 12

D. Pembelajaran Konvensional ... 14

E. Kerangka Pemikiran ... 14

F. Anggapan Dasar ... 17

G. Hipotesis ... 17

III. METODOLOGI PENELITIAN ... 18

A. Populasi dan Sampel Penelitian ... 18

1. Populasi ... 18


(3)

vii

B. Jenis dan Variabel Penelitian ... 19

C. Desain Penelitian ... 19

D. Alur Penelitian ... 20

E. Data ... 21

F. Instrumen Penelitian... 21

G. Pelaksanaan Penelitian ... 22

H. Teknik Analisis Data ... 25

1. Gain ternormalisasi ... 25

2. Uji normalitas ... 25

3. Uji homogenitas ... 27

4. Pengujian hipotesis ... 27

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 30

A. Hasil Penelitian ... 30

B. Pembahasan ... 35

V. SIMPULAN DAN SARAN ... 41

A. Simpulan ... 41

B. Saran ... 41

DAFTAR PUSTAKA ... 42

LAMPIRAN 1. Silabus Kelas Eksperimen ... 44

2. Silabus Kelas Kontrol ... 49

3. RPP Kelas Eksperimen ... 53

4. RPP Kelas Kontrol ... 88

5. Lembar Kerja Siswa Kelas Eksperimen ... 98

6. Kisi-Kisi Soal Pretest/Posttest ... 145


(4)

viii

8. Rubrik Penilaian Pretes/Posttest ... 150

9. Analisis Data Keterampilan Klasifikasi ... 153

10. Daftar Nilai Uji Blok Kimia Reaksi Redoks ... 163

11. Lembar Aktivitas Siswa ... 164

12. Lembar Kinerja Guru Mengajar ... 171

13. Surat Izin Penelitian ... 178

14. Surat Keterangan Melaksanakan Penelitian ... 178

15. Daftar Hadir Seminar Proposal ... 179


(5)

x DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Model teoritis antara variabel bebas dan variabel terikat ... 16

2. Alur penelitian ... 20

3. Grafik nilai rata-rata keterampilan klasifikasi ... 31


(6)

ix DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Bentuk pelaksanaan kegiatan keterampilan proses sains ... 13

2. Desain penelitian ... 19

3. Data nilai keterampilan klasifikasi ... 30

4. Nilai Chi-kuadrat (χ2) keterampilan klasifikasi ... 33

5. Nilai varians N-gain keterampilan klasifikasi ... 34


Dokumen yang terkait

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 3E PADA MATERI KESETIMBANGAN KIMIA DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGKOMUNIKASIKAN DAN PENGUASAAN KONSEP

0 3 35

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 3E PADA MATERI KESETIMBANGAN KIMIA DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PENGUASAAN KONSEP

0 24 44

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 3E (LC 3E) DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI SISWA PADA MATERI POKOK HIDROKARBON

0 12 52

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 3E PADA MATERI POKOK KESETIMBANGAN KIMIA DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

0 9 48

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 3E PADA MATERI HUKUM-HUKUM DASAR KIMIA DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGKOMUNIKASIKAN DAN INFERENSI

0 12 1

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 3E PADA MATERI REAKSI OKSIDASI-REDUKSI DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGKOMUNIKASIKAN DAN PENGUASAAN KONSEP PADA SISWA

0 10 54

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 3E PADA MATERI REAKSI OKSIDASI- REDUKSI DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN INFERENSI DAN PENGUASAAN KONSEP

0 8 61

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 3E DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGKOMUNIKASIKAN DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA PADA MATERI ASAM BASA

0 4 43

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 3E PADA MATERI KESETIMBANGAN KIMIA DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGKOMUNIKASIKAN DAN INFERENSI

0 12 43

EFEKTIVITAS MODEL LEARNING CYCLE 3E PADA MATERI TERMOKIMIA DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGKOMUNIKASIKAN DAN INFERENSI

0 14 34