23 b. Kekurangan Strategi Modeling
Kekurangan dari penggunaan strategi modeling menurut Sriyono 1992: 118 antara lain pemecahan masalah yang disampaikan oleh
model belum tentu cocok dengan keadaan yang ada di kehidupan sehari-hari
dan rasa
malu serta
takut akan
mengakibatkan ketidakwajaran dalam mendemonstrasikan peran, sehingga hasilnya pun
kurang memenuhi harapan. Jadi, kekurangan dari startegi modeling adalah kemungkinan ketidakcocokan yang disampaikan model dengan
masalah kehidupan
yang terjadi
sehingga pesan
tidak dapat
tersampaikan dengan baik. Maka dari itu konselor harus memilih film yang sesuai dengan keadaan yang dialami konseli.
B. Konsep Tentang Konseling Kelompok
1. Pengertian Konseling Kelompok
Konseling merupakan suatu upaya pemberian bantuan kepada individu yang membutuhkan konseli yang diberikan oleh orang
yang ahli dan terlatih konselor yang dilakukan secara tatap muka. Konseling diberikan seorang konselor yang terlatih dan
berpengalaman terhadap individu-individu yang membutuhkannya agar individu tersebut berkembang potensinya secara optimal, mampu
mengatasi masalahnya, dan mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan yang dinamis di sekitarnya Septri Rahayu Purwanti, 2013: 36.
24 Pada masa ini pemberian layanan konseling terhadap individu yang
memiliki masalah sama tidak harus dilakukan sendiri-sendiri karena dianggap kurang efisien terhadap waktu yang digunakan oleh karena itu
dapat dilakukan secara berkelompok yang disebut konseling kelompok. Konseling kelompok, menurut Pauline Harrison dalam M. Edi
Kurnanto, 2013: 7 adalah konseling yang terdiri dari 4-8 konseli yang bertemu dengan 1-2 konselor. Dalam prosesnya, konseling kelompok
dapat membicarakan beberapa masalah seperti kemampuan dalam membangun hubungan dan komunikasi, pengembangan harga diri, dan
keterampilan-keterampilan dalam mengatasi masalah. Konseling kelompok menurut Mc Clure dalam Gladding, 1994,
”Ada kecenderungan alami bagi orang untuk berkumpul dalam suatu kelompok
untuk tujuan
saling menguntungkan.
Melalui konseling
kelompok, individu dapat mencapai tujuan dan berhubungan dengan orang lain dengan cara-
cara inovatif dan produktif”. Menurut Sugiyanto 2012: 1 konseling kelompok adalah sebagai
suatu proses pertalian pribadi interpersonal relationship antara seorang atau beberapa konselor dengan sekelompok konseli yang dalam proses
pertalian itu
konselor berupaya
membantu menumbuhkan
dan meningkatkan kemampuan konseli untuk menghadapi dan mengatasi
persoalan atau hal-hal yang menjadi kepedulian masing-masing konseli melalui pengembangan pemahaman, sikap keyakinan dan perilaku konseli
yang tepat dengan cara memanfaatkan suasana kelompok.
25 Berdasarkan pemaparan para ahli di atas maka dapat disimpulkan
bahwa konseling kelompok adalah sebuah proses konseling yang dilakukan secara kelompok yang dilakukan 4-8 orang konseli dan 1-2
orang konselor yang memiliki tujuan saling membantu dan memecahkan masalah yang dialami konseli. Konselor bertugas untuk membantu konseli
untuk menumbuhkan dan meningkatkan kemampuan konseli dalam pemahaman, sikap, keyakinan, perilaku konseli serta membantu konseli
memecahkan masalah yang dihadapi.
2. Tujuan Layanan Konseling Kelompok