Dinamika Psikologis KAJIAN TEORI

20 pemeliharaan, penempatan anak dalam masyarakat, pemuas kebutuhan perorangan, dan kontrol sosial. Menurut Syamsu Yusuf 2007: 38-39, secara psikososiologis keluarga memiliki beberapa fungsi sebagai berikut: a. Pemberi rasa aman bagi anak dan anggota keluarga lainnya. b. Sumber pemenuhan kebutuhan, baik fisik maupun psikis. c. Sumber kasih sayang dan penerimaan d. Model pola perilaku yang tepat bagi anak untuk belajar menjadi anggota masyarakat yang baik. e. Pemberi bimbingan bagi pengembangan yang secara sosial dianggap tepat. f. Pembentuk anak dalam memecahkan masalah yang dihadapinya dalam rangka menyesuaikan dirinya terhadap kehidupan. g. Pemberi bimbingan dalam belajar ketrampilan motorik, verbal dan sosial yang dibutuhkan untuk penyesuaian diri. h. Stimulator bagi pengembangan kemampuan anak untuk mencapai prestasi, baik di sekolah maupun masyarakat. i. Pembimbing dalam mengembangkan aspirasi. j. Sumber persahabatan atau teman bermain bagi anak sampai cukup usia untuk mendapatkan teman di luar rumah, atau apabila persahabatan di luar rumah tidak memungkinkan. Berdasarkan pemaparan dari 2 tokoh diatas dapat disimpulkan bahwa keluarga memiliki beberapa fungsi yang harus dilaksanakan demi 21 mempertahankan kelangsungan hidup keluarganya. Fungsi-fungsi tersebut meliputi, fungsi pengaturan seksual, reproduksi, kasih sayang, sosialisasi, pemeliharaan, bimbingan, stimulator, penempatan anak dalam masyarakat, pemuas kebutuhan perorangan baik fisik maupun psikis, dan kontrol sosial.

C. Broken Home

1. Pengertian

Broken Home Berdasarkan Kamus Besar Psikologi Chaplin, 2006: 71, broken home berarti keluarga retak atau rumah tangga berantakan. Jadi broken home adalah keluarga atau rumah tangga tanpa hadirnya salah seorang dari kedua orang tua ayah atau ibu yang disebabkan karena meninggal, perceraian, atau meninggalkan rumah. William J. Goode 2007:184-185 mendefinisikan broken home sebagai pecahnya suatu unit keluarga, terputusnya atau retaknya struktur peran sosial jika satu atau beberapa anggota keluarga gagal menjalankan kewajiban peran mereka. Menurut Sofyan S. Willis 2011: 66 keluarga pecah broken home dapat dilihat dari dua aspek, yaitu. a. Keluarga pecah karena strukturnya tidak utuh sebab salah satu dari kepala keluarga meninggal dunia atau telah bercerai. b. Orang tua tidak bercerai akan tetapi struktur keluarga tidak utuh lagi karena ayah atau ibu sering tidak dirumah, dan atau tidak memperlihatkan hubungan kasih sayang lagi. Misalnya sering bertengkar sehingga keluarga itu tidak sehat secara psikologis. 22 Berdasarkan uraian beberapa ahli diatas dapat disimpulkan bahwa broken home adalah retaknya struktur keluarga karena salah satu atau beberapa anggota keluarga gagal menjalankan kewajiban peran mereka karena meninggal dunia, perceraian, meninggalkan rumah, pertengkaran atau tidak memperlihatkan kasih sayang lagi dalam keluarga . 2. Kriteria Keluarga