pihak pengelola atau pengurus koperasilah yang merumuskan dan membuat isi kontrak tersebut. Namun pengelola atau pengurus koperasi juga harus
melihat ketentuan-ketentuan yang telah diatur dalam undang-undang agar nantinya kontrak yang dirumuskan tersebut tidak bertentangan dengan norma
dan peraturan perundang-undangan yang ada. Berdasarkan kedudukan masing-masing pihak yang telah diuraikan dalam
penjelasan diatas, maka ada ketidakseimbangan antara para pihak, terutama antara nasabah dengan pengelola atau pengurus koperasi dimana nasabah tidak ikut
dalam merumuskan kontrak perjanjian pinjaman yang akan di setujuinya. Sehingga bila dipandang dari sudut pandang hukum, maka kontrak perjanjian
perjanjian pinjaman yang termasuk dalam salah satu bentuk kontrak baku ini tidak terdapat asas persamaan hak dalam hukum equality in law. Namun karena
nasabah menyetujui dan menandatangani kontrak tersebut tanpa paksaan dari pihak manapun maka kontrak perjanjian simpanan ini tetap menjadi undang-
undang bagi mereka yang bersepakat untuk melakukan perjanjian pinjaman tersebut pacta sun servanda.
B. Peranan Lembaga Penjamin Simpanan Dalam Melindungi Dana
Nasabah Koperasi Kredit CU. Seia Sekata
Industri perbankan merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam perekonomian nasional demi menjaga keseimbangan kemajuan dan
kesatuan ekonomi nasional. Stabilitas industri perbankan sangat mempengaruhi stabilitas perekonomian secara keseluruhan.
Universitas Sumatera Utara
Pada tahun 1998, krisis moneter dan perbankan yang menghantam Indonesia, yang ditandai dengan dilikuidasinya 16 bank, mengakibatkan
menurunnya tingkat kepercayaan masyarakat pada sistem perbankan. Untuk mengatasi krisis yang terjadi, pemerintah mengeluarkan beberapa kebijakan
diantaranya memberikan jaminan atas seluruh kewajiban pembayaran bank, termasuk simpanan masyarakat blanket guarantee. Hal ini ditetapkan dalam
Keputusan Presiden Nomor 26 Tahun 1998 tentang Jaminan Terhadap Kewajiban Pembayaran Bank Umum dan Keputusan Presiden Nomor 193 Tahun 1998
tentang Jaminan Terhadap Kewajiban Pembayaran Bank Perkreditan Rakyat. Dalam pelaksanaannya, blanket guarantee memang dapat menumbuhkan
kembali kepercayaan masyarakat terhadap industri perbankan, namun ruang lingkup penjaminan yang terlalu luas menyebabkan timbulnya moral hazard baik
dari sisi pengelola bank maupun masyarakat. Untuk mengatasi hal tersebut dan agar tetap menciptakan rasa aman bagi nasabah penyimpan serta menjaga
stabilitas sistem perbankan, program penjaminan yang sangat luas lingkupnya tersebut perlu digantikan dengan sistem penjaminan yang terbatas.
Pasal 37 B Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998
disebutkan bahwa setiap bank wajib menjamin dana masyarakat yang disimpan pada bank yang bersangkutan dan untuk menjamin simpanan masyarakat tersebut
akan dibentuk Lembaga Penjamin Simpanan LPS. Lahirnya Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan mengamanatkan pembentukan suatu
Lembaga Penjamin Simpanan LPS sebagai pelaksana penjaminan dana
Universitas Sumatera Utara
masyarakat. Pada tanggal 22 September 2004, Presiden Republik Indonesia mengesahkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 tentang Tahun 2004
Lembaga Penjamin Simpanan. Berdasarkan Undang-Undang tersebut, LPS, suatu lembaga independen yang berfungsi menjamin simpanan nasabah penyimpan dan
turut aktif dalam memelihara stabilitas sistem perbankan sesuai dengan kewenangannya, dibentuk.
Adapun yang menjadi fungsi, tugas wewenang lembaga penjamin simpanan yakni:
1. Fungsi Lembaga Penjamin Simpanan LPS
a. menjamin simpanan nasabah penyimpan.
b. turut aktif dalam memelihara stabilitas sistem perbankan sesuai dengan
kewenangannnya. 2.
Tugas Lembaga Penjamin Simpanan LPS a.
merumuskan dan menetapkan kebijakan pelaksanaan penjaminan simpanan.
b. melaksanakan penjaminan simpanan.
c. merumuskan dan menetapkan kebijakan dalam rangka turut aktif
memelihara stabilitas sistem perbankan. d.
merumuskan, menetapkan, dan melaksanakan kebijakan penyelesaian bank gagal yang tidak berdampak sistemik. melaksanakan penanganan
bank gagal yang berdampak sistemik. 3.
Wewenang Lembaga Penjamin Simpanan LPS a.
menetapkan dan memungut premi penjaminan.
Universitas Sumatera Utara
b. menetapkan dan memungut kontribusi pada saat bank pertama kali
menjadi peserta. c.
melakukan pengelolaan kekayaan dan kewajiban. d.
mendapatkan data simpanan nasabah, data kesehatan bank, laporan keuangan bank, dan laporan hasil pemeriksaan bank sepanjang tidak
melanggar kerahasiaan bank. e.
melakukan rekonsiliasi, verifikasi, danatau konfirmasi atas data tersebut. f.
menetapkan syarat, tata cara, dan ketentuan pembayaran klaim. g.
menunjuk, menguasakan, danatau menugaskan pihak lain untuk bertindak bagi kepentingan danatau atas nama lembaga penjamin simpanan, guna
melaksanakan sebagian tugas tertentu. h.
melakukan penyuluhan kepada bank dan masyarakat tentang penjaminan simpanan, dan
i. menjatuhkan sanksi administratif.
Undang-Undang Nomor 24 tahun 2004 tentang Lembaga Penjamin Simpanan, yang diuandangkan pada tanggal 22 September 2004. Sesuai dengan
ketentuan, Undang- Undang tersebut baru mulai efektif 12 dua belas bulan setelah diundangkan atau pada tanggal 22 September 2005, dengan kata lain LPS
akan mulai beroperasi pada tanggal tersebut dan program penjaminan pemerintah blanket guarantee dengan sendirinya akan berakhir.
LPS adalah badan hukum yang independen, transparan dan akuntabel dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya. LPS bertanggung jawab kepada
Presiden. Yang menjadi objek dalam LPS adalah sesuai dengan ketentuan
Universitas Sumatera Utara
Undang-Undang yakni setiap bank yang melakukan kegiatan usaha di wilayah Indonesia wajib menjadi peserta penjaminan, kecuali badan kredit desa. Setiap
bank wajib menyampaikan persyaratan dan laporan yang ditetapkan oleh LPS termasuk membayar kontribusi kepesertaan dan premi penjaminan. Apabila tidak
dipenuhi, tidak menggugurkan kepesertaannya namun dikenakan sanksi administratif, denda dan pidana
.
Nilai simpanan yang dijamin untuk setiap nasabah pada satu bank paling banyak Rp.100.000.000 seratus juta rupiah. Pemberlakuan nilai simpanan yang
dijamin tersebut adalah secara bertahap yaitu : a.
Periode 22-09-2005 sd 21-03-2006, seluruh simpanan dijamin. b.
Periode 22-03-2006 sd 21-09-2006, simpanan yang dijamin paling tinggi Rp.5 Milyar.
c. Periode 22-09-2006 sd 21-03-2007, simpanan yang dijamin paling tinggi
Rp.1 Milyar d.
Periode 21-03-2007 dan seterusnya, simpanan yang dijamin paling tinggi Rp.100 juta.
Jumlah simpanan yang dijamin tersebut dapat diubah apabila dipenuhi salah satu atau lebih kriteria berikut :
a. Terjadi penarikan dana perbankan dalam jumlah besar secara bersamaan.
b. Terjadi inflasi yang cukup besar dalam beberapa tahun
c. Jumlah nasabah yang dijamin seluruh simpanannya menjadi kurang dari
90 dari jumlah nasabah penyimpan seluruh bank.
Universitas Sumatera Utara
Simpanan yang dijamin adalah seluruh tabungan dan deposito yang tercatat di bank tanpa membedakan kepemilikan, kecuali:
a. Data simpanan tidak tercatat pada bank.
b. Milik pihak yang mendapat keuntungan tidak wajar misalnya
memperoleh hasil bunga jauh diatas tingkat pasar c.
Milik pihak yang menyebabkan keadaan bank menjadi tidak sehat kolaps Cara penetapan premi yang sama untuk setiap bank tersebut dapat diubah
sehingga tingkat premi menjadi berbeda antara satu bank dan bank yang lain berdasarkan skala risiko kegagalan bank. Namun perbedaan tingkat premi yang
terendah dan yang tertinggi tidak melebihi 0,5 . Selain membayar premi penjaminan, bank juga diwajibkan membayar kontribusi kepesertaan sebesar 0,1
satu perseribu dari modal sendiri equitas BPR pada akhir tahun fiskal sebelumnya atau dari modal disetor bagi bank baru. Besarnya premi penjaminan
adalah sama untuk setiap bank yaitu sebesar 0,1 satu perseribu dari rata-rata saldo bulanan total simpanan dalam setiap periode. Premi penjaminan tersebut
dibayarkan dimuka 2 kali dalam 1 tahun yaitu periode 1 Januari sampai 30 Juni dibayarkan paling lambat tanggal 31 Januari dan periode 1 Juli sampai 31
Desember dibayarkan paling lambat 31 Juli. Besarnya premi penjaminan tersebut dapat diubah apabila dipenuhi sekurang-kurangnya satu kriteria berikut:
a. Terjadi perubahan nilai simpanan yang dijamin untuk setiap nasabah pada
satu bank. b.
Akumulasi cadangan penjaminan telah melampaui tingkat sasaran sebesar 2,5 dari total simpanan di setiap bank.
Universitas Sumatera Utara
c. Terjadi perubahan tingkat risiko kegagalan pada industri perbankan.
Namun karena koperasi desa bukanlah objek dari jaminan LPS maka koperasi kredit CU. SEIA SEKATA dalam hal ini mempunyai dua program untuk
melindungi dana nasabahnya, ada pun dua program tersebut yakni: 1.
Daperma adalah dana perlindungan bersama yang bertujuan melindungi simpanan dan pinjaman anggota serta menyantuni keluarga anggota.
Jumlah simpanan yang disantuni dan dilindungi adalah: a.
Santunan simpanan saham maksimal sebesar Rp. 30.000.000 b.
Perlindungan piutang anggota maksimala Rp. 100.000.000 dengan catatan perlindungan pinjaman ini berlaku sampai umur sebelum 70
tahun, tetapi apabila belum lunas akan menjadi tanggung jawab ahli waris anggota.
2. Dakesma adalah bentuk pelayanan kesejahteraan social yang dibangun
dari kekuatan swadaya seluruh anggota koperasi dibawah Badan Koordinasi Pusat Koperasi Kredit Sumatera Utara BK3D dengan
ketentuan sebagai berikut: a.
Jumlah iuran setoran Dakesma ditetapkan sebesar Rp. 40.000 setiap tahun perorang yang ditagih dari anggota, dan dapat berubah seiring
kenaikan santunan. b.
Setiap anggota yang meninggal dunia, berhak dan akan menerima santunan Dakesma sebesar Rp. 4.000.000 yang akan diserahkan
pengurus kepada ahli waris yang ditunjuk oleh atas nama yang bersangkutan pada saat acara duka.
Universitas Sumatera Utara
C. Bentuk Perlindungan Hukum Yang Diberikan Koperasi Kredit Seia