83
BAB IV PERLINDUNGAN HUKUM BAGI NASABAH KOPERASI KREDIT
SIMPAN PINJAM ATAS PELEMAHAN NILAI TUKAR MATA UANG INDONESIA TERHADAP MATA UANG DUNIA STUDI PADA
KOPERASI KREDITCU SEIA SEKATA DOLOK MASIHUL
A. Kedudukan Para Pihak Dalam Perjanjian Kredit
Perjanjian kredit simpan pinjam merupakan salah satu bentuk perjanjian baku. Perjanjian baku telah dikenal dalam masyarakat dan sangat berperan
terutama dalam dunia usaha. Perjanjian baku adalah suatu perjanjian yang didalamnya telah terdapat syarat-syarat tertentu yang dibuat oleh salah satu pihak,
yang umumnya disebut perjanjian adhesie atau perjanjian baku. Nama perjanjian adhesie adalah yang paling tua yang oleh Salcilles, ahli hukum Perancis yang
besar, dilaksanakan dalam masyarakat dan begitu cepat menjadi terkenal “contract d’adhesian”, “adhesion contract”. Dalam tahun-tahun kemudian
istilah perjanjian baku mulai dikenal dalam masyarakat, bahwa yang terpenting dalam kedua hal atau istilah di atas terdapat aspek-aspek yang berbeda. Yang
pertama sifat adhesie yaitu: “take it or leave it”. Pihak lawan dari yang menyusun kontrak, umumnya disebut “adherent”, berhalangan dengan yang menyusun
kontrak, ia tidak mempunyai pilihan. Dalam hal penyusun kontrak mempunyai kedudukan monopoli, atau dengan demikian dikehendaki bahwa perusahaan lain
supaya mempergunakan syarat-syarat yang sama Terserah mau mengikuti atau
Universitas Sumatera Utara
menolak. Penyusun kontrak bebas dalam membuat redaksinya, sehingga pihak lawan berada dalam keadaan di bawah kekuasaannya.
Menurut Abdul Kadir Muhammad, istilah perjanjian baku dialih bahasakan dari istilah yang dikenal dalam bahasa Belanda yaitu “standard
contract”. Kata baku atau standar artinya tolak ukur yang dipakai sebagai patokan atau pedoman bagi setiap konsumen yang mengadakan hubungan hukum dengan
pengusaha, yang dibakukan dalam perjanjian baku ialah meliputi model, rumusan, dan ukuran. Model, rumusan, dan ukuran tersebut sudah dibakukan dan tidak
dapat diganti, diubah atau dibuat lagi dengan cara lain karena pihak pengusaha sudah mencetaknya dalam bentuk formulir yang berupa blanko naskah perjanjian
lengkap didalamnya sudah dilampiri dengan naskah syarat-syarat perjanjian atau yang disebut dengan dokumen bukti perjanjian yang memuat tentang syarat-syarat
baku yang wajib dipenuhi oleh pelanggan. Pihak pengusaha dalam merumuskan atau menuangkan syarat-syarat perjanjian tersebut biasanya menggunakan bentuk
nomor-nomor atau Pasal-Pasal atau klausula-klausula tertentu yang mengandung arti tertentu pula, yang pada dasarnya hanya dipahami oleh pihak pengusaha dan
ini merupakan kerugian bagi konsumen karena konsumen sulit atau tidak bisa memahaminya dalam waktu yang singkat.
Menurut Mariam Darus Badrulzaman, pengertian perjanjian baku adalah perjanjian yang isinya dibakukan dan dituangkan dalam bentuk formulir dan
formulir itu bermacam-macam bentuknya, ada yang terdiri dari beberapa lembar folio dan ada pula yang hanya satu lembar folio. Perbuatan-perbuatan hukum
sejenis yang selalu terjadi secara berulang-ulang dan teratur yang melibatkan
Universitas Sumatera Utara
banyak orang, menimbulkan kebutuhan untuk mempersiapkan isi perjanjian itu terlebih dahulu dan kemudian dibakukan dan seterusnya dicetak dalam jumlah
banyak sehingga mudah menyediakannya setiap saat jika masyarakat membutuhkan. Atas dasar itu dapat kita rumuskan perjanjian standar adalah
perjanjian tertulis yang bentuk dan isinya telah dipersiapkan terlebih dahulu, yang mengandung syarat-syarat baku, yang dibuat oleh salah satu pihak kemudian
disodorkan kepada pihak lain untuk, disetujui lawan janjinya. Disini terlihat sifat adanya perjanjian baku, yaitu perjanjian yang diperuntukkan bagi setiap debitur
yang melibatkan diri dalam perjanjian sejenis ini. Tanpa memperhatikan perbedaan kondisi antara debitur yang satu dengan yang lain. Jika debitur
menyetujui salah satu dari syarat-syaratnya, maka debitur hanya mungkin bersikap menerima atau tidak menerimanya sama sekali, kemungkinan untuk
mengadakan perubahan isi sama sekali tidak ada. Menurut Mariam Darus Badrulzaman perjanjian baku dapat dibedakan
menjadi empat jenis, yaitu :
75
1. Perjanjian baku sepihak atau perjanjian adhesi adalah perjanjian yang isinya
ditentukan oleh pihak yang kuat kedudukannya didalam perjanjian itu. Pihak yang kuat disini ialah pihak kreditur yang lazimnya mempunyai posisi
ekonomi kuat dibandingkan pihak debitur. 2.
Perjanjian baku timbal balik adalah perjanjian baku yang isinya ditentukan oleh kedua pihak, misalnya perjanjian baku yang pihak-pihaknya terdiri dari
75
Mariam Darus Badrulzaman, Kumpulan Pidato Pengukuhan. Bandung, Alumni, 1981, hal. 99-100.
Universitas Sumatera Utara
pihak majikan kreditur dan pihak lainnya buruh debitur. Kedua pihak lazimnya terikat dalam organisasi, misalnya pada perjanjian buruh kolektif.
3. Perjanjian baku yang ditetapkan pemerintah, ialah perjanjian baku yang
isinya ditentukan pemerintah terhadap perbuatan-perbuatan hukum tertentu, misalnya perjanjian-perjanjian yang mempunyai obyek hak-hak atas tanah.
4. Perjanjian baku yang ditentukan di lingkungan notaris atau advokat adalah
perjanjian-perjanjian yang konsepnya sejak semula sudah disediakan untuk memenuhi permintaan dari anggota masyarakat yang minta bantuan notaris
atau advokat yang bersangkutan. Ada 5 ciri dari perjanjian baku yaitu:
76
1. Isinya ditetapkan secara sepihak oleh pihak yang posisi ekonominya kuat.
Di dalam pembuatan suatu perjanjian baku hanya ditetapkan oleh salah satu pihak saja dan biasanya pihak yang membuat adalah pihak yang posisinya
relative kuat, hal ini dimaksudkan agar pihak-pihak yang posisinya lemah mau atau tunduk pada semua ketentuan yang telah disebutkan dalam
perjanjian baku tersebut. Isi dari perjanjian tersebut adalah klausula-klausula baku yang merupakan ketentuan-ketentuan atau syarat-syarat yang dibuat oleh
salah satu pihak dan dikehendaki oleh perusahaan yang dituangkan kedalam suatu dokumen perjanjian yang mengikat serta wajib dipenuhi oleh konsumen.
Hal ini menyebabkan konsumen berada dalam posisi yang lemah karena harus mengikuti semua yang telah ditetapkan oleh suatu perusahaan, oleh karena itu
76
Kedudukan Hukum Para Pihak Dalam Perjanjian Dengan PT. Telkom, Repository Usu, hlm. 44-46.
Universitas Sumatera Utara
konsumen harus dilindungi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2. Masyarakat debitur sama sekali tidak ikut menentukan isi perjanjian itu.
Setiap isi perjanjian yang telah ditetapkan oleh pelaku usaha dilarang mencantumkan klausula-klausula baku yang letak atau bentuknya sulit terlihat
atau tidak dapat dibaca secara jelas, atau yang pengungkapannya sulit dimengerti oleh pihak lain dan setiap pelaku usaha dilarang membuat
pernyataan yang tidak benar atau menyesatkan mengenai isi perjanjian. Sehingga dalam hal ini setiap isi perjanjian yang dibuat oleh pelaku usaha
walaupun dibuat secara sepihak juga harus memperhatikan hak-hak dari masyarakat debitur yang akan melakukan penandatanganan pada suatu
perjanjian. 3.
Terdorong oleh kebutuhannya debitur terpaksa menerima perjanjian itu. Semakin pesatnya perkembangan manusia pada saat ini, semakin banyak pula
kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhi oleh debitur masyarakat. Dengan kompleknya atau banyaknya kebutuhan-kebutuhan harus mereka penuhi
sampai-sampai tidak memikirkan cara bagaimana yang harus ditempuh dan tidak banyak merugikan mereka, sehingga seringkali dari masyarakat terdesak
oleh kebutuhan yang memaksa, mereka menerima saja setiap penawaran yang ditawarkan oleh pelaku usaha. Dari sinilah pelaku usaha mulai memainkan
usahanya seperti tindakan para pelaku usaha yang senantiasa mengambil kesempatan dari masyarakat debitur yang berada dalam posisi lemah, karena
pihak debitur masyarakat membutuhkan sesuatu baik barang maupun jasa
Universitas Sumatera Utara
yang ditawarkan oleh pelaku usaha sehingga masyarakat harus mengikuti kehendak pelaku usaha apabila masyarakat tersebut menginginkan barang
atau jasa tersebut. 4.
Bentuknya tertulis. Setiap perjanjian yang disajikan oleh suatu perusahaan pasti bentuknya tertulis, hal ini memudahkan para debitur untuk melakukan
penandatanganan atau persetujuan terhadap isi perjanjian yang telah dibuat oleh setiap pelaku usaha. Jadi apabila debitur telah membaca dan menyetujui
apa yang ada dalam perjanjian maka ia tinggal menandatangani dan pihak pelaku usaha tidak perlu lagi menjelaskan.
5. Dipersiapkan terlebih dahulu secara massal atau konfektif. Lazimnya dalam
bentuk formulir yang jumlahnya lebih dari satu, karena pelaku usaha sudah dari awal mempersiapkan perjanjian-perjanjian tersebut secara massal, ini
untuk menjaga apabila perjanjian baku tersebut dibutuhkan oleh banyak debitur sehingga perusahaan tidak perlu lagi membuat perjanjian baku yang
isinya sama dengan perjanjian yang dibuat, dan hal ini juga tidak menyulitkan baik dari pihak perusahaan dan pihak debitur. Pada masa yang akan datang,
sebagai akibat dari globalisasi, perjanjian baku dengan bentuk formulir ini secara luas menguasai dunia bisnis di Indonesia.
Perjanjian standar sangat efisien, karena klausula-klausula yang dimasukkan dalam perjanjian seperti itu telah atau dikemudian hari bisa
diharapkan mendapat penafsiran yang baku, sehingga sangat menghemat kata-kata dalam suatu perjanjian dan dengan sendirinya mengikuti perjanjian tersebut
adalah merupakan kepastian. Dengan menutup perjanjian standar seperti yang
Universitas Sumatera Utara
mereka tutup, mereka boleh diharapkan paling tidak si pengusaha yang menyiapkan perjanjian tersebut tahu sampai seberapa jauh hak dan kewajiban
mereka.
77
Koperasi kredit CU. SEIA SEKATA merupakan koperasi yang melayani masyarakat dalam bidang simpan pinjam. Kopereasi kredit CU. SEIA SEKATA
pada awalnya diprakarsai oleh tokoh-tokoh masyarakat dan pendidik dilingkungan Batu 12 dan SMP Cinta Kasih, mereka sepakat mendirikan sebuah lembaga yang
diberi nama SEIA SEKATA, yang berfungsi sebagai alat pemersatu masyarakat dilingkungan tersebut.
78
Dalam menjalankan fungsinya pertama sekali dibuat dilingkungan SMP Cinta Kasih yang sekaligus menjadi kantornya. Pada tanggal 17 Juli 1999 kantor
dipindahkan kedepan sekolah dengan menggunakan rumah penduduk sebagai tempat pelayanan anggota. Tahun 2002 didirikan kantor yang tidak jauh dari
tempat tersebut dan kantor itulah yang menjadi kantor koperasi kredit CU. SEIA SEKATA, dan kemudian tahun 2010 dibangun kantor kembali pada lokasi yang
sama setelah kantor bertambah luas yang kemudian diresmikan pada tanggal 11 Desember 2012. Pada tanggal 12 April 2005 memperoleh badan hukum dari
Dinas PERINDAGKOP Kabupaten Serdang Bedagai dan diperbaharui menjadi badan hukum tingkat provinsi pada tanggal 14 April 2008.
Anggota dalam koperasi kredit CU. SEIA SEKATA adalah masyarakat sekitar lingkungan koperasi ini dengan menyimpan dana atau iuran wajib sebesar
77
Kedudukan Hukum Para Pihak Dalam Perjanjian Dengan PT. Telkom http:repository.usu.ac.idbitstream123456789218643chapter20ii.pdf, diunduh tanggal 1
Juni 2014.
78
Hasil Wawancara Tanggal 28 Mei 2014, Dengan Narasumber Ika Andal Febriyanti S. Spd Selaku Pengurus Harian Koperasi Kredit CU. SEIA SEKATA.
Universitas Sumatera Utara
Rp. 35.000 tiga puluh lima ribu rupiah dan sukarela tanpa ada batasan tergantung kemauan dari anggota koperasi. Modal kopersi didapatkan dari
anggota dan anggota yang menyimpan dananya pada koperasi kredit CU. SEIA SEKATA ini akan mendapatkan keuntungan suku bunga disesuaikan dengan
jumlah simpanan. Jenis simpan pinjam yang terdapat dalam koperasi kredit CU. SEIA SEKATA adalah:
79
1. Jenis simpanan saham terdiri dari:
a. simpanan pokok yang artinya hanya dibayar sekali saja untuk setiap
anggota koperasi. b.
simpanan wajib adalah jenis simpanan yang wajib disetor anggota setiap bulannya sebesar tiga puluh lima ribu rupiah.
c. simpanan sukarela adalah jenis simpanan yang tidak ditentukan besaran
dan batasannya tergantung kemauan anggota koperasi sendiri.
80
2. Jenis simpanan non saham terdiri dari:
a. simpanan bunga harian yang bisa diambil oleh anggota kapan saja.
b. simpanan sukarela artinya anggota yang menyimpan dengan sistem
kontrak dengan keuntungan bunga 1 setiap bulannya bagi anggota yang menyimpan.
c. simpanan seia sekata pendidikan anak yakni simpanan pendidikan buat
anak dibawah 17 tahun yang kontrak simpanannya selama 3 tahun dengan tingkat suku bunga 8,4.
79
Hasil Wawancara Tanggal 28 Mei 2014, Dengan Narasumber Ika Andal Febriyanti S. Spd Selaku Pengurus Harian Koperasi Kredit CU. SEIA SEKATA.
80
Hasil Wawancara Tanggal 28 Mei 2014, Dengan Narasumber Ika Andal Febriyanti S. Spd Selaku Pengurus Harian Koperasi Kredit CU. SEIA SEKATA.
Universitas Sumatera Utara
d. simpanan seia sekata pendidikan anak cerdas yakni simpanan pendidikan
buat anak dibawah 17 tahun simpanan dengan target setiap tahap pendidikan dengan suku bunga 10,8.
e. simpanan hari raya adalah simpanan yang dipersiapkan untuk hari raya
minimal seratus ribu rupiah dengan biaya adiminstrasi sepuluh ribu rupiah perbulannya dengan suku bunga 9,6 dan dapat diambil 20 hari sebelum
hari raya. f.
simpanan tahun baru yakni simpanan yang dipersiapkan buat tahun baru dengan minimal seratus ribu rupiah dengan biaya adiminstrasi sepuluh
ribu rupiah perbulannya dengan suku bunga 9,6 dan dapat diambil 20 hari sebelum tahun baru.
g. simpanan hari tua yakni simpanan dengan sistem kontrak setiap lima tahun
dengan tingkat suku bunga 8,4 pertahun dan bunga dapat diambil setelah jatuh tempo.
81
3. Jenis pinjaman terdiri dari:
a. pinjaman produktif adalam pinjaman yang digunakan buat usaha.
b. pinjaman kesejahteraan yakni pinjaman yang digunakan untuk membantu
mensejahterakan kehidupan anggota koperasi.
82
Syarat yang harus dilengkapi bagi anggota yang ingin meminjam dana dari koperasi yakni harus melengkapi syarat-syarat layanan pinjamannya disesuaikan
dengan dana tahapan pinjaman. Mengenai agunan atas dana yang ingin dipinjam
81
Hasil Wawancara Tanggal 28 Mei 2014, Dengan Narasumber Ika Andal Febriyanti S. Spd Selaku Pengurus Harian Koperasi Kredit CU. SEIA SEKATA.
82
Hasil Wawancara Tanggal 28 Mei 2014, Dengan Narasumber Ika Andal Febriyanti S. Spd Selaku Pengurus Harian Koperasi Kredit CU. SEIA SEKATA.
Universitas Sumatera Utara
oleh anggota koperasi kredit CU. SEIA SEKATA terdapat ketentuan untuk pinjaman dasar sebesar satu juta rupiah tidak dikenakan agunan, dan untuk
pinjaman selanjutnya anggota koperasi harus menyerahkan agunan baik berupa dana simpanan yang terdapat dalam kopersi maupun benda bergerak sebagau
jaminan dari dana yang dipinjam oleh anggota. Koperasi kredit CU. SEIA SEKATA menjamin agunan milik masyarakat tidak akan diagunkan kembali
kepada pihak lain dan akan mengembalikan agunan milik masyarakat setelah semua kredit dibayar lunas oleh anggota yang meminjam sesuai dengan yang
terdapat dalam surat perjanjian pinjaman.
83
Dana minimal pinjaman yang terdapat pada koperasi kredit CU. SEIA SEKATA adalah sebesar satu juta rupiah dan maksumal pinjaman yang terdapat
koperasi kredit CU. SEIA SEKATA tidak terbatas, namun sampai saat ini dana pinjaman terbesar yang dipinjam anggota adalah sebesar dua ratus lima puluh juta
rupiah dan tahapan pembayaran sesuai dengan besar dana pinjaman. Keterlambatan pembayaran kredit pada koperasi kredit CU. SEIA SEKATA ini
dikenakan denda perbulannya 5 dari bunga yang tertunggak.
84
Berkaitan dengan perjanjian kredit simpan pinjam dalam perkoperasian termasuk juga sebagai salah satu bentuk kontrak baku. Dalam hal ini koperasi
kredit CU. SEIA SEKATA yang beralamat di Desa Batu13, Kecamatan. Dolok Masihul Kabupaten Serdang Bedagai merupakan pihak pertama yang membuat isi
kontrak perjanjian simpan dan kemudian masyarakat yang menjadi pihak kedua
83
Hasil Wawancara Tanggal 28 Mei 2014, Dengan Narasumber Ika Andal Febriyanti S. Spd Selaku Pengurus Harian Koperasi Kredit CU. SEIA SEKATA.
84
Hasil Wawancara Tanggal 28 Mei 2014, Dengan Narasumber Ika Andal Febriyanti S. Spd Selaku Pengurus Harian Koperasi Kredit CU. SEIA SEKATA.
Universitas Sumatera Utara
sebagai nasabah atau anggota koperasi kredit CU. SEIA SEKATA, maka masing- masing pihak yang ada dalam perjanjian simpan pinjam ini tentu saja mempunyai
kedudukan yang berbeda, adapun kedudukan masing-masing pihak dalam perjanjian simpan pinjam ini yakni:
1. Kedudukan nasabah atau anggota koperasi dalam perjanjian kredit simpan
pinjam merupakan investor atau orang yang menempatkan dananya dalam koperasi kredit CU. SEIA SEKATA ini, dimana mereka sebenarnya
mempunyai kedudukan yang tidak seimbang atau pihak yang lebih lemah. Hal ini dikarenakan sifat kontrak perjanjian pinjaman itu sendiri merupakan
kontrak baku yang dimana pihak nasabah atau investor tidak ikut dalam merumuskan isi dalam kontrak tersebut, para nasabah hanya mempunyai
pilihan untuk menerima dan menyetujui serta menandatangani kontrak baku tersebut atau meninggalkan dan menolak kontrak tersebut. Namun walaupun
posisi nasabah dalam kontrak ini lebih lemah tetapi nasabah tidak perlu takut, karena semua sistem dalam koperasi kredit CU. SEIA SEKATA ini telah
dijamin pelaksanaannya dan mempunyai status badan hukum dan pengawasannya di awasi oleh dinas terkait Kabupaten Serdang Bedagai.
2. Kedudukan pengelola atau pengurus koperasi adalah pihak yang mengelola
dana yang disimpankan oleh anggota koperasi. Pengurus atau pengelola koperasi berkewajiban untuk mengelola dana milik anggota tersebut dengan
sebaik-baiknya dan memberikan laporan setiap bulannya kepada nasabah mengenai perkembangan simpanannya. Kedudukan pengelola atau pengurus
koperasi dalam kontrak perjanjian simapanan ini lebih diuntungkan karena
Universitas Sumatera Utara
pihak pengelola atau pengurus koperasilah yang merumuskan dan membuat isi kontrak tersebut. Namun pengelola atau pengurus koperasi juga harus
melihat ketentuan-ketentuan yang telah diatur dalam undang-undang agar nantinya kontrak yang dirumuskan tersebut tidak bertentangan dengan norma
dan peraturan perundang-undangan yang ada. Berdasarkan kedudukan masing-masing pihak yang telah diuraikan dalam
penjelasan diatas, maka ada ketidakseimbangan antara para pihak, terutama antara nasabah dengan pengelola atau pengurus koperasi dimana nasabah tidak ikut
dalam merumuskan kontrak perjanjian pinjaman yang akan di setujuinya. Sehingga bila dipandang dari sudut pandang hukum, maka kontrak perjanjian
perjanjian pinjaman yang termasuk dalam salah satu bentuk kontrak baku ini tidak terdapat asas persamaan hak dalam hukum equality in law. Namun karena
nasabah menyetujui dan menandatangani kontrak tersebut tanpa paksaan dari pihak manapun maka kontrak perjanjian simpanan ini tetap menjadi undang-
undang bagi mereka yang bersepakat untuk melakukan perjanjian pinjaman tersebut pacta sun servanda.
B. Peranan Lembaga Penjamin Simpanan Dalam Melindungi Dana