Begitu banyak tokoh pemikir ekonomi Indonesia seperti Mohammad Hatta, Mubyarto, Sri Edi Swasono, Emil Salim yang membahas ide-ide mengenai
cooperation yang merupakan ide dasar dari koperasi. Berbagai kebijakan pemerintah pun dikeluarkan untuk mengembangkan koperasi di Indonesia di
antaranya adalah diterbitkannya undang-undang koperasi yang berubah-ubah sesuai pemerintahan yang berkuasa. Hal tersebut juga menyebabkan timbul
tenggelamnya koperasi di Indonesia. Perkembangan koperasi memang tidak berjalan mulus namun, setelah dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 12 Tahun
1967 koperasi mulai berkembang lagi. Sampai akhirnya UU koperasi diperbaharui dengan UU No. 25 tahun 1992 yang masih berlaku hingga sekarang.
D. Peraturan Hukum Mengenai Koperasi
Secara gamblang telah dinyatakan dalam Pasal 33 Ayat 1 UUD 1945, perekonomian seperti apa yang seharusnya dijalankan di Indonesia. Perekonomian
tersebut dijalankan berdasarkan atas asas kekeluargaan. Koperasi kemudian mencuat sebagai bentuk usaha yang special, karena bentuk usaha inilah satu-
satunya di Indonesia yang sesuai dengan cita-cita bangsa. Koperasi di Indonesia menganut asas kekeluargaan. Hal ini diatur dalam Pasal 2 Undang-Undang Nomor
25 Tahun 1992 Tentang Perkoperasian, yang menyatakan bahwa koperasi berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 berdasar atas asas
kekeluargaan.
6
Dengan asas kekeluargaan, telah mencerminkan adanya kesadaran dari budi hati nurani manusia untuk mengerjakan segala sesuatu dalam koperasi
6
Pasal 2 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian,
Universitas Sumatera Utara
oleh semua untuk semua, di bawah pimpinan pengurus serta penilikan dari para anggota atas dasar keadilan dan kebenaran serta keberanian berkorban bagi
kepentingan bersama.
7
Asas kekeluargaan tersebut memiliki suatu karakteristik khas bangsa Indonesia, yaitu kerjasama atau kegotongroyongan. Di dalam kerjasama atau
gotong royong tersebut tercermin bahwa di dalam koperasi telah terdapat kesadaran semangat kerjasama dan tanggung jawab bersama terhadap akibat dari
karya, yang dalam hal ini bertitik berat pada kepentingan kebahagiaan bersama, ringan sama dijinjing berat sama dipikul. Dengan demikian maka kedudukan
koperasi akan semakin kuat dan pelaksanaan kerjanya akan semakin lancar karena para anggotanya dukung-mendukung dan dengan penuh kegairahan kerja serta
tanggung jawab berjuang mencapai tujuan koperasi.
8
Asas kekeluargaan ini merupakan faham yang dinamis, artinya timbul dari semangat yang tinggi untuk secara bekerjasama dan tanggung jawab bersama
berjuang menyukseskan tercapainya segala sesuatu yang menjadi cita-cita dan tujuan bersama dan berjuang secara manunggal untuk mengatasi resiko yang
diderita koperasinya sebagai akibat usahanya untuk kepentingan bersama. Dasar hukum keberadaan Koperasi di Indonesia adalah Undang-undang
Nomor 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian dan Pasal 33 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945. Landasan hukum koperasi di Indonesia sangat
kuat dikarenakan koperasi ini telah mendapatkan tempat yang pasti. Namun demikian perlu disadari bahwa perubahan sistem hukum dapat berjalan lebih cepat
7
G. Kartasapoetra, dkk, Op. Cit. , hlm. 18
8
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
dari pada perubahan alam pikiran dan kebudayaan masyarakat, sehingga koperasi dalam kenyataannya belum berkembang secepat yang diinginkan meskipun
memiliki landasan hukum yang kuat.
E. Aspek Dalam Hubungan Hukum Yang Terjadi Karena Adanya