Kesulitan pembelajaran mahasiswa berdasarkan hasil wawancara
b. GKI 319, ruang kuliah ini berada di gedung kuliah satu lantai tiga, ruang kuliah
ini cukup luas namun tidak dilengkapi dengan kaca, tidak memiliki ruang ganti, penerangan yang baik dan ventilasi yang cukup. Ruangan ini dilengkapi oleh tape
dan AC yang berjumlah 4. c.
Stage Tari Tedjakusuma, stage tari adalah gedung pertunjukan satu yang dimiliki Jurusan Pendidikan Seni Tari, proses pemberian materi dilakukan diatas
panggung, ventilasi dan penerangan yang kurang, tape yang tidak ditempatkan secara permanen di gedung ini.
d. Pendapa Tedjakusuma, ruang kuliah ini berada di luar ruangan berada di tengah-
tengah wilatah kampus FBS UNY, karena tempat yang berada di luar sehingga tidak adanya ruang ganti dan tape yang tidak tersedia di tempat.
e. Laboratorium Karawitan, ruang kuliah ini terletak di gedung C14 lantai satu,
ruangan ini dilengkapi oleh kaca namun hanya sebagian. Memiliki AC dan ruang ganti serta tape yang selalu tersedia di ruangan.
f. Gedung pertunjukan dua, ruang kuliah ini terletak di gedung C14 lantai dua,
ruangan ini adalah ruang pertunjukan kedua setelah stage tari Tedjakusuma. Proses pemberian materi dilakukan di atas panggung, dengan ukuran panggung
yang lebih kecil dibandingkan dengan panggung yang berada di stage tari Tedjakusama. ventilasi kurang, tersedia kipas angin, tape yang selalu tersedia.
Peneliti melakukan pengamatan pada aktivitas mahasiswa dalam berbagai kesempatan seperti sebelum mahasiswa menerima materi. Pada situasi ini kegiatan
mahasiswa menunjukan berbagai aktivitas seperti mengobrol, latihan materi tari lain yang akan diujikan dan bermain HP. Pengamatan tersebut menunjukan tidak adanya
kesiapan mahasiswa untuk menerima materi tari, tidak adanya pemanasan sebelum menerima materi serta kurangnya mempersiapkan alat-alat penunjang pembelajaran
seperti sampur dan keris. Dalam menerima materi ada beberapa mahasiswa yang tidak menggunakan
properti keris. Metode mengajar yang diberikan dosen dalam memberikan materi yaitu dengan cara menyebutkan nama ragam sekaligus memperagakannya. Sesekali
mahasiswa melakukan tanya jawab sesama teman maupun dosen. Setelah mahasiswa menerima materi, beberapa mahasiswa langsung berganti pakaian karena harus
bersiap-siap untuk melanjutkan kuliah yang lain, namun ada beberapa mahasiswa yang melakukan pengulangan materi yang telah didapatkan. Dalam pengamatan ini
peneliti tidak melihat adanya mahasiswa yang mencatat urutan dari materi yang baru didapatkan.
Peneliti juga melakukan pengamatan lain dalam proses latihan diluar jam kuliah, yaitu pada saat latihan yang dilakukan sehari sebelum ujian berlangsung.
Aktivitas mahasiswa dalam proses latihan ini menunjukan adanya mahasiswa yang masih belum hafal, melakukan gerak yang tidak maksimal, seperti tidak mendhak,
tidak menggunakan properti keris, tidak melakukan jengkeng dengan benar dan tidak memunculkan ekspresi atau pasemon ketika latihan. Selesai melakukan latihan satu
putaran mahasiswa tidak melakukan evaluasi sesama pasangan. Hal-hal tersebut lebih didominasi oleh mahasiswa dengan latar belakang non SMKI mahasiswa
tersebut belum memiliki kesadaran atau kebiasaan belajar yang baik. Dilihat dari ruangan latihan maupun ruang kuliah yang didapatkan terlalu
sempit apabila dilakukan untuk tari berpasangan dan menggunakan pola, sehingga