LATAR BELAKANG T1 232008141 Full text
2
dimata masyarakat desa, menyelenggarakan pesta adat merupakan kewajiban dan tanggung jawab yang tidak dapat dielakkan. Upacara acara adat yang terkenal
yang dalam penyelenggaraannya memakan biaya yang cukup besar. Selain itu, juga didukung oleh frekuensi terjadinya pesta adat ini. Hal ini dapat dilihat jelas
pada acara pemotongan hewan, yang dari segi kuantitas tidak sedikit hewan yang dikurbankan hal ini tentunya juga disesuaikan dengan strata sosial seseorang di
dalam masyarakat Toraja Utara. Retribusi Pajak potong hewan dipungut pada setiap pemotongan hewan pada upacara adat
Rambu Tuka’ dan Rambu Solo’. Rambu Tuka’ adalah pesta adat pengucapan syukur, keselamatan, kegembiraan,
kesukaan, dan kebahagiaan. Rambu Solo’ adalah pesta kedukaan, upacara
pemakaman atau kematian. Retribusi Pajak Potong Hewan merupakan salah satu jenis pajak yang memberikan kontribusi yang paling besar Okta,2011. Natalia
2008 menyebutkan bahwa pajak potong hewan tidak potensial sebagai sumber PAD meskipun kontribusi terhadap PAD mencapai 13 pada tahun 2001-2006
Natalia, 2008. Adapun penelitian Dengen 2005 menyatakan bahwa pemungutan pajak
potong hewan termasuk efektif yaitu mencapai 73,87 dari target pada tahun 2004 namun penetapan target pajak potong hewan pada tahun tersebut tidak
didasarkan pada potensi riil. Hasil analisis SWOT oleh Dengen 2005 menyimpulkan perlunya upaya peningkatan penerimaan pajak potong hewan
dengan meningkatkan pengawasan, melakukan pemeriksaan dan pencocokan laporan penerimaan pajak dari pemungut pajak dengan pelaksana upacara adat,
peningkatan manajemen sumber daya manusia, dan perubahan tarif pajak. Kesimpulan ini relevan dengan fenomena ketidakpercayaan masyarakat terhadap
pengendalian intern dalam sistem pemungutan retribusi tersebut. Lebang, Inspektur Daerah Tana Toraja mensinyalir adanya peluang kebocoran yang besar
dalam sistem tersebut yang menghambat penerimaan daerah tempo online, 1990. Namun penilitian Manukallo 2005 menyimpulkan bahwa tidak terdapat
kelemahan dalam Sistem Pemungutan Pajak Potong Hewan dari Pesta Adat Tana Toraja. Penelitian tersebut dilakukan dengan penelitian lapangan dan wawancara,
3
namun pada penelitian lapangan yang dilakukan hanya mengumpulkan data dari BPKD Kabupaten Tana Toraja dan hanya melakukan wawancara dengan bidang
pendapatan daerah, tanpa mengamati secara langsung aktivitas-aktivitas yang terjadi dan pihak-pihak mana saja yang terlibat dalam Sistem Pemungutan Pajak
Potong Hewan Pesta Adat Tana Toraja tersebut. Penelitian ini hendak menambahkan pendekatan dalam menganalisis
sistem pemungutan retribusi potong hewan dengan melakukan observasi dan rekonsiliasi data. Adapun rumusan persoalan penelitian adalah: 1 Bagaimana
sistem akuntansi penerimaan Retribusi Potong Hewan yang diterapkan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Toraja Utara? 2 Bagaimana sistem pengendalian
intern SPI dalam sistem akuntansi penerimaan Retribusi Potong Hewan di Toraja Utara?. Penelitian ini diharapkan dapat memberi gambaran kepada
masyarakat dan memberi masukan kepada Pemerintah mengenai kelemahan pengendalian internal dalam sistem pemungutan retribusi potong hewan untuk
menjadi pertimbangan dalam pengelolaan sumber PAD tersebut.