Sistem Pengendalian Intern SPI Dalam Sistem Akuntansi Penerimaan

6 Secara umum unsur sistem pengendalian intern yang baik dalam suatu sistem akuntansi menurut Mulyadi 2001 : 1. Penggunaan Wewenang Secara Tepat Dalam organisasi, setiap transaksi hanya terjadi atas dasar otorisasi dari pejabat yang memiliki wewenang untuk menyetujui terjadinya transaksi tersebut. Oleh karena itu dalam organisasi harus dibuat sistem yang mengatur pembagian wewenang untuk otorisasi atas terlaksananya setiap transaksi. Dengan adanya pembagian wewenang ini akan mempermudah jika akan dilakukan audit trail, karena otorisasi membatasi aktivitas transaksi hanya pada orang-orang yang terpilih. Otorisasi mencegah terjadinya penyelewengan transaksi kepada orang lain.

2. Pembagian Tugas

Pembagian tugas memisahkan fungsi operasi dan penyimpanan dari fungsi akuntansi pencatatan. Dan suatu fungsi tidak boleh melaksanakan semua tahap suatu transaksi. Dengan pemisahakn fungsi operasi dan penyimpanan dari fungsi pencatatan, catatan akuntansi yang disiapkan dapat mencerminkan transaksi yang sesungguhnya terjadi pada fungsi operasi dan fungsi penyimpanan. Jika semua fungsi disatukan, akan membuka kemungkinan terjadinya pencatatan transaksi yang sebenarnya tidak terjadi, sehingga informasi akuntansi yang dihasilkan tidak dapat dipercaya kebenarannya, dan sebagai akibatnya kekayaan organisasi tidak terjamin keamanannya. 3. Dokumen dan Catatan yang Memadai Prosedur harus mencakup perancangan dan penggunaan dokumen dan catatan yang memadai untuk membantu meyakinkan adanya pencatatan transaksi dan kejadian secara memadai. Prinsip tertentu menandai penggunaan dokumen dan catatan yang memadai adalah dengan memberikan nomor urut, dibuat pada saat yang sama ketika terjadi transaksi atau segera sesudahnya mempunyai ketepaan waktu, dan dibuat cukup sederhana agar benar-benar mudah dimengerti. Selanjutnya dokumen dan catatan yang memadai akan menghasilkan informasi yang 7 teliti dan dapat dipercaya mengenai kekayaan, utang, pendapatan dan biaya suatu organisasi. 4. Keamanan yang memadai terhadap aset dan catatan Keamanan yang memadai meliputi pembatasan akses ke tempat penyimpanan aset dan catatan perusahaan untuk menghindari terjadinya pencurian aset dan datainformasi perusahaan. Contohnya adalah dengan mengunci pintu ruangan dan terminal komputer, ruang penyimpanan berkas data yang cukup untuk melindungi dari kehilangan. 5. Pengecekan independen terhadap kinerja Semua catatan mengenai aktiva yang ada harus dibandingkan dicek secara periodik dengan aktiva yang ada secara fisik. Pengecekkan ini harus dilakukan oleh suatu unit organisasi yang independen dengan mengecek kecermatan data antara hasil dua orang atau lebih atas satu transaksi yang sama, namun tidak saling mempengaruhi karena mereka bekerja tidak terkait selain unit fungsi penyimpanan, unit fungsi operasi dan unit fungsi pencatatan untuk menjaga objektivitas pemeriksaan.

3. METODE PENELITIAN

3.1 Data dan Metode Pengumpulan Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Data Primer Data primer diperoleh dengan cara wawancara dan observasi. Wawancara dilakukan kepada petugas terkait pada Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah DPPKAD dan panitia penyelenggara acara adat. Observasi transaksi yang menimbulkan pendapatan retribusi potong hewan dilakukan di tiga Desa berbeda yaitu: Bori’ Simbuang, To’Yasa Akung, dan Karua To’ Tabang. Observasi aktivitas mencakup aktivitas petugas pemungut Retribusi dan Wajib Pajak yang ada pada lokasi Pemungutan Retribusi Potong Hewan di Kabupaten Toraja Utara. Penelitian dilakukan 8 hanya di tiga Desa dikarenakan keterbatasan waktu penelitian dan pada saat penelitian ini berlangsung acara adat yang melakukan kegiatan pemotongan hewan terjadi di tiga Desa tersebut. Data yang diperoleh berupa data jumlah hewan yang dipotong dalam acara adat tersebut, pembayaran, dan mekanisme pembayaran tarif Retribusi Potong Hewan, pihak-pihak yang terlibat dalam aktivitas pemungutan Retribusi, dan dokumen-dokumen yang digunakan dalam penerimaan Retribusi. 2. Data Sekunder Data sekunder yang digunakan yaitu struktur organisasi terkait fungsi penerimaan Retribusi Potong Hewan, Prosedur, Dokumen dan Catatan pemungutan Retribusi, dan Peraturan Daerah tentang Retribusi Potong Hewan pada Dinas Pendapatan,Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah DPPKAD Pemerintah Kabupaten Toraja Utara.

3.2 Metode Analisis

Metode analisis data yaitu analisis kualitatif mengenai SPI dalam Sistem Penerimaan Retribusi Potong Hewan. Langkah analisis yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu : 1. Mengidentifikasi komponen sistem akuntansi dalam sistem penerimaan retribusi potong hewan 2. Menggambarkan flowchart dari prosedur penerimaan retribusi potong hewan 3. Mengidentifikasi keberadaan SPI dalam sistem penerimaan retribusi potong hewan dengan mengacu pada prinsip-prinsip SPI menurut Mulyadi