9
sehingga diperoleh kemudahan untuk mencampurnya, maka kedua material harus dipanaskan dulu sebelum dicampur. Karena dicampur dalam keadaan panas maka
seringkali disebut sebagai “Hotmix”. Pekerjaan pencampuran dilakukan di pabrik pencampur, kemudian dibawa ke lokasi dan di hampar dengan mempergunakan
alat penghampar paving machine sehingga diperoleh lapisan lepas yang seragam dan merata untuk selanjutnya dipadatkan dengan mesin pemadat dan akhirnya
diperoleh lapisan padat aspal beton. Jenis dan Fungsi Lapisan Perkerasan silvia Sukirman, 1992, hal 9
2.5. Metode Desain Campuran
Metode yang digunakan untuk mendesain campuran aspal, ada bermacam-macam, tetapi metode yang banyak digunakan adalah ; Metoda
Marshall , Metoda Hubbard – field , Metoda Hveem dan Metoda Triaxial. Walaupun metoda ini berbeda satu sama lain, tetapi ke empat metoda ini
mempunyai tujuan yang sama : • Menjamin campuran cukup kuat untuk menahan beban lalu lintas
tanpa berdeformasi. • Untuk memperlihatkan campuran cukup aspal untuk menjamin
keawetannya. • Untuk memperlihatkan campuran padat mempunyai cukup rongga
untuk menjamin aspal tidak keluar kepermukaan selama masa layannya.
Diantara metoda ini, metode marshall paling banyak digunakan secara luas. Metode ini deiperkenalkan oleh BRUCE MARSHALL seorang insinyur
yang bekerja pada Missipi State Highway Department. Uji stabilitas dengan metode Marshall, menggunakan benda uji campuran
agregat dengan gradasi sesuai spesifikasi dan aspal keras dengan tingkat penetrasi tertentu. Untuk satu benda uji diperlukan ± 1200 gram agregat yang dipanaskan
pada suhu tertentu dan dicampur aspal panas pada suhu yang menghasilkan kekentalan viskositas aspal 170 ± 120 centistokes kinematik.
10
Benda uji yang telah didinginkan pada suhu ruang selama ± 24 jam, dikeluarkan dari cetakan dan dilakukan pengukuran perhitungan untuk
mendapatkan besar-besaran benda uji seperti : • bulk spesific gravity of compacted mixture ASTM D118 ASTM D 2726
• maximum spesific gravity of mixture ASTM D 2041 • vold in mineral aggregate VMA
• vold in mixture VIM
Tabel 2.2. Kriteria Desain Aspal Beton untuk Jalan Raya Asphalt Institute
Mix Criteria
Traffic Category Light
Medium Heavy
Number of Compaction Blows
2 x 35 2 x 50
2 x 75 Minimum Marshall Stability
kN 3.3
5.3 8
Marshall Flow mm 2.0 – 4.5
2.0 – 4.0 2.0 – 3.5
Void Content 3.0 – 5.0
3.0 – 4.0 3.0 – 4.0
Void in Mixed Aggregate Max. size of aggregate
Min. Void
in Mixed
Aggregate 25
13 19
14 12.5
15 9.5
16 4.75
18 2.36
21 1.18
23.5
Sumber : Asphalt Institute
Bentuk uji dengan kadar aspal yang berbeda-beda diuji stabilitasnya untuk mendapatkan nilai stabilitas dan flow. Untuk mendapatkan kadar aspal optimum,
dibuat 7 grafik terhadap kadar aspal yaitu : stabilitas, flow, VIM, VMA, air void, Marshall quotient dan kepadatan. Nilai kadar aspal optimum diperoleh dari harga