Metode Desain Campuran TINJAUAN PUSTAKA

10 Benda uji yang telah didinginkan pada suhu ruang selama ± 24 jam, dikeluarkan dari cetakan dan dilakukan pengukuran perhitungan untuk mendapatkan besar-besaran benda uji seperti : • bulk spesific gravity of compacted mixture ASTM D118 ASTM D 2726 • maximum spesific gravity of mixture ASTM D 2041 • vold in mineral aggregate VMA • vold in mixture VIM Tabel 2.2. Kriteria Desain Aspal Beton untuk Jalan Raya Asphalt Institute Mix Criteria Traffic Category Light Medium Heavy Number of Compaction Blows 2 x 35 2 x 50 2 x 75 Minimum Marshall Stability kN 3.3 5.3 8 Marshall Flow mm 2.0 – 4.5 2.0 – 4.0 2.0 – 3.5 Void Content 3.0 – 5.0 3.0 – 4.0 3.0 – 4.0 Void in Mixed Aggregate Max. size of aggregate Min. Void in Mixed Aggregate 25 13 19 14 12.5 15 9.5 16 4.75 18 2.36 21 1.18 23.5 Sumber : Asphalt Institute Bentuk uji dengan kadar aspal yang berbeda-beda diuji stabilitasnya untuk mendapatkan nilai stabilitas dan flow. Untuk mendapatkan kadar aspal optimum, dibuat 7 grafik terhadap kadar aspal yaitu : stabilitas, flow, VIM, VMA, air void, Marshall quotient dan kepadatan. Nilai kadar aspal optimum diperoleh dari harga 11 rata-rata kadar aspal pada nilai maksimum grafik stabilitas, kepadatan, VIM, VMA, Marshall quotient, dan flow.

2.6. Karakteristik dan Perilaku Campuran

Campuran perkerasan yang diproduksi di laboratorium, diuji dan dianalisis untuk diketahui karakteristik campuran tersebut apakah memenuhi spesifikasi yang telah ditetapkan. Karakteristik campuran perkerasan akan mempengaruhi perilaku campuran tersebut. Karakteristik campuran perkerasan antara lain : rongga dalam campuran VIM, rongga antar partikel agregat VMA, kepadatan dan kadar aspal.

A. Rongga dalam Campuran VIM

Besarnya kandungan rongga dihitung berdasarkan berat jenis bulk campuran dan berat jenis maksimum campuran dianggap tidak ada rongga. Rongga dalam campuran dinyatakan sebagai persentase kepadatan yang merupakan fungsi dari kepadatan dan kadar aspal. Campuran yang baik, mempunyai persentase rongga antar 3 - 5, ini dimaksudkan untuk memberikan keleluasaan campuran mendapatkan pemadatan tambahan akibat beban lalu lintas tanpa terjadi flushing. Persentase rongga yang terlalu besar, menyebabkan perkerasan mudah ditembus air dan udara sehingga mempercepat oksidasi dan pengerasan aspal yang berakibat menurunkan keawetan perkerasan.

B. Kepadatan Density

Kepadatan campuran berpengaruh pada keutuhan susunan campuran. Kepadatan campuran di lapangan didasarkan pada kepadatan campuran yang dibuat di laboratorium.

C. Rongga antar Mineral Agregat VMA

Besarnya nilai VMA dinyatakan sebagai persentase dari volume total. VMA menyatakan ruang yang tersedia untuk menampung aspal efektif dan 12 rongga yang diperlukan dalam campuran. Semakin besar nilai VMA, memungkinkan penyelimutan aspal efektif menjadi lebih besar.

D. Kadar Aspal

Kadar aspal dalam campuran perkerasan, dipengaruhi oleh gradasi agregat dan daya serap agregat. Campuran yang menggunakan agregat dengan gradasi senjang, umumnya memerlukan jumlah aspal yang lebih banyak dibandingkan dengan campuran bergradasi menerus. Secara teknis, kadar aspal dalam campuran perkerasan ada 2 macam, yaitu kadar aspal total dan kadar aspal efektif.

2.7. Persyaratan Aspal Beton Bina Marga

Aspal Beton yang digunakan di Indonesia, persyaratannya ditentukan oleh Bina Marga. Lapis Aspal Beton LASTON adalah suatu lapisan pada konstruksi jalan raya yang terdiri dari campuran aspal keras dan agregat yang bergradasi menerus, dicampur, dihampar dan dipadatkan dalam keadaan panas pada suhu tertentu DEPARTEMEN P.U. DIRJEN BINA MARGA, 2010.Agregat bergradasi menerus dimaksudkan sebagai campuran fraksi agregat kasar, agregat halus dan mineral filler.

2.8. Parameter pengujian Marshall

Sifat-sifat campuran aspal panas dapat dianalisa dari beberapa pengujian marshall yang diperoleh dari perhitungan specific gravity, pengujian stabilitas dan flow campuran.DPU, 2009 1. Kepadatan Marshall Density Parameter ini pertama sekali dibutuhkan untuk control pemadatan, dimana kepadatan dari sampel materialagregat padat tersebut mencapai 95 dari kepadatan kering maksimum. 2. Berat Jenis Bulk Agregat Bulk specific Gravity Agrégate 3. Berat Jenis Efektif Agregat Effective Spesific Gravity Agregate