Cara Melaksanakan Pemadatan Benda Uji

24 f. Timbang dalam air untuk mendapatkan isi. g. Timbang benda uji dalam kondisi kering permukaan jenuh. h. Rendamlah benda uji aspal panas atau benda uji ke dalam bak perendam Water Bath selama 24 jam dengan suhu tetap 60 ± 1 C. Sebelum melakukan pengujian bersihkan batang penuntun guide rod dan permukaan dalam dari kepala penekan test head. Lumasi batang penuntun sehingga kepala penekan yang atas dapat meluncur bebas, bila dikehendaki kepala penekan direndam bersama-sama benda uji pada suhu antara 21 – 38 C. Keluarkan benda uji dari bak perendam dan biarkan ± 30 menit sampai suhu sampel menurun, dan letakkan ke dalam segmen bawah kepala penekan. Pasang segmen atas di atas benda uji, letakkan keseluruhannya dalam mesin penguji. Pasang arloji kelelehan flow meter pada kedudukan di atas salah satu batang penuntun dan atur kedudukannya jarum penunjuk pada angka nol, sementara selubung tangkai arloji sleeve dipegang teguh terhadap segmen atas kepala penekan breaking head. Tekan selubung tangkai arloji kelelehan tersebut pada segmen atas dari kepala penekan selama pembebanan berlangsung. i. Sebelum pembebanan diberikan, kepala penekan beserta benda ujinya dinaikkan alas mesin penguji. Atur kedudukan jarum arloji tekan pada angka nol. Berikan pembebanan pada benda uji dengan kecepatan tetap sebesar 50 mm per menit sampai pembebanan maksimum tercapai, atau pembebanan menurut seperti yang ditunjukkan oleh jarum arloji tekan dan catat pembebanan maksimum yang dicapai. Lepaskan selubung tangkai arloji sleeve pada saat pembebanan mencapai maksimum dan catat nilai kelelahan yang ditunjukkan oleh jarum arloji kelelahan. Waktu yang diperlukan dan saat diangkatnya benda uji dari rendaman air sampai tercapainya beban maksimum tidak boleh melebihi 30 menit. 25

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN DATA

4.1.Penyajian Data Data yang diperoleh dari hasil penelitian ini disajikan dalam bentuk tabel maupun grafik. Hasil pemeriksaan agregat maupun aspal akan disajikan dalam bentuk tabel serta di plot dalam bentuk grafik serta juga menggunakan parameter- parameter yang mengacu pada standar perencanaan Bina Marga. Penyajian data meliputi hasil pemerikasaan agregat, aspal dan pemeriksaan campuran. Seluruh hasil pemeriksaan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.

A. Hasil Pemeriksaan Analisa Saringan Agregat

Untuk mengetahui Proporsi tiap saringan pada gradasi, langkah yang dilakukan adalah penelitian analisa saringan, hasil pemeriksaan analisa saringan dapat kita lihat pada Table 4.1; Tabel 4.2 ; Tabel 4.3 dan Grafik 4.1, 4.2, dan 4.3. Tabel 4.1 Analisa saringan Agregat Kasar CA Nomor saringan Ukuran Berat tertahan Tertahan Lolos Keterangan No. ¾ 19,1 - 100,00 No. ½ 12,5 2.760,00 27,60 72,40 No. ¼ 9,5 2.870,00 28,70 43,70 No. 8 2,3 1.612,00 16,12 27,58 No. 30 0,6 1.316,00 13,16 14,42 No. 200 0,075 823,00 8,23 6,19 PAN 619,00 6,19 10.000,00 100,00 26 Grafik 4.1 Analisa Saringan CA Tabel 4.2 Analisa saringan Agregat Sedang MA Nomor saringan Ukuran Berat tertahan Tertahan Lolos Keterangan No. ¾ 19,1 - 100,00 No. ½ 12,5 118,00 1,18 98,82 No. ¼ 9,5 1.170,00 11,70 87,12 No. 8 2,3 3.378,00 33,78 53,34 No. 30 0,6 2.320,00 23,20 30,14 No. 200 0,075 2.129,00 21,29 8,85 PAN 885,00 8,85 10.000,00 100,00 0,00 10,00 20,00 30,00 40,00 50,00 60,00 70,00 80,00 90,00 100,00 0,01 0,1 1 10 Lolos