Aspal AC 6070 Pengujian agregat material

16 Patumbak. Jenis material yang diambil adalah agregat kasar CA, agregat sedang MA, agregat halus FA. Analisa Saringan dan Prosedur pelaksanaan analisa saringan Tahapan-tahapan proses pelaksanaan adalah sebagai berikut : 1. Penyediaan alat, alat yang digunakan dalam pelaksanaan analisa saringan adalah Shieve shaker, timbangan dengan ketelitian 0,1 gr dan 0,01 gr, Pan, plastic, 1 set saringan dan Brush kawat. 2. Pembuatan benda uji, agregat yang telah disiapkan diberi tanda agar tidak terjadi kekeliruan 3. Prosedur percobaan antara lain adalah : a. Sampel ditimbang sesuai berat yang telah ditentukan. b. Sampel dimasukkan kesusunan saringan yang telah tersusun rapi untuk gradasi II mengunakan No. urutan : ½, 38, 8, 30, 200, Pan. c. Susunanan saringan tersebut dimasukkan kedalam mesin sieve Shaker. d. Sievi shaker dikunci rapat, lalu diadakan penggoncangan dengan kecepatan konstan selama 15 menit. e. Setelah 15 menit, matikan alat dan timbang sampel yang tertahan untuk setiap nomor saringan. f. Percobaan dilakukan untuk menentukan garadasi agregat persen CA, MA, FA. Berat Jenis Agregat dan Prosedur Pelaksanaannya Tujuan pelaksanaan berat jenis adalah untuk mengetahui berat jenis agregat pada kondisi semu, kering, SSD Saturated Surface dry serta absorbsinya, adapun tahapan persiapan yang akan dilaksanakan dalam proses penelitaian berat jenis ini: 1. Peralatan yang digunakan adalah ; timbangan, picnometer, botol berisi air suling, hot plate, bak perendam, batang perojok, skrap, pan dan cetakan kerucut. 2. Pembuatan benda uji. 17 3. Agregat direndam didalam air selama 24 jam CA, tertahan saringan No.8 dan FA lolos saringan No.8 tertahan saringan No.200. 4. Prosedur percobaannya adalah ; 1. Prosedur percobaan Agregat Kasar adalah ; a. Agregat direndam selama 24 jam, air dikeluarkan perlahan-lahan dan agregat dikeluarkan dari perendaman. Agregat dilap permukaannya untuk memperoleh kondisi SSD. b. Agregat dimasukkan kedalam keranjang kawat, lalu ditimbang dengan menggunakan timbangan otomatis. c. Agregat dikeluarkan dari keranjang kawat lalu dimasukkan dalam oven selama 24 jam dengan suhu 110±5º C. d. Keranjang yang dalam keadaan kosong ditimbang dalam air dengan timbangan otomatis. e. Agregat yang telah dioven selama 24 jam ditimbang dan dicatat beratnya. f. Percobaan dilakukan untuk CA masing-masing 1000 gr. 2. Prosedur percobaan agregat halus adalah ; Persiapan kondisi SSD : a. Agregat direndam selama 24 jam b. Air bahan perendam dibuang perlahan-lahan agar agregat tidak ikut terbuang. c. Agregat dikeringkan dengan menggunakan Hot Plate sampai SSD. d. Agregat dimasukkan kedalam kerucut sebanyak 13 penuh lalu dirojok sebanyak 5 kali dengan tinggi jatuh ± 5 cm. e. Di isi lagi agregat 23 penuh lalu dirojok sebanyak 8 kali. f. Di isi sampai penuh lalu dirojok 12 kali. g. Permukaan cetakan diratakan. h. Cetakan diangakat vertical. i. Bila masih menyerupai kerucut maka agregat masih dianggap dalam kondisi basah. 18 j. Kemudian agregat dikeringkan kembali dengan alat pengering. k. Agregat kemudian dimasukkan kembali sebanyak 13, 23, dan 33 bagian penuh lalu cetakan kembali diangkat vertikal sampai kondisi SSD. Pengujian : a. Timbangan agregat kondisi SSD sebanyak 250 gr. b. Masukkan dalam oven dengan suhu 110±5ºC selama 24 jam. c. Timbangan agregat 250 gram lagi dan dimasukkan kedalam picnometer. d. Air suling diisi kedalam picnometer hingga batas yang ditentukan. e. Picnometer kemudian diguncang hingga pori-pori udara keluar. f. Picnometer yang berisi agregat dan air suling ditimbang dan catat beratnya. g. Agregat dan air suling dalam picnometer dibuang. h. Kemudian picnometer isi kembali dengan air suling hingga batas yang ditentukan, lalu ditimbang dan dicatat beratnya. i. Agregat yang telah dioven selama 24 jam ditimbang dan dicatat beratnya.

3.3. Metode Pencampuran

Dalam pekerjaan pencampuran ada 2 dua cara yang digunakan dalam pencampurannya yaitu : Pencampuran jenis takaran weight batching plant Pencampur dengan pemasok menerus continious feed plant Metode pencampuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah pencampuran jenis takaran weight batching plant. Rumusan campuran kerja harus ditentukan yang akan menjadi dasar dalam membuat benda uji. Dalam rumusan campuran tersebut meliputi : Spesifikasi agregat yang akan digunakan Harga kadar aspal yang diuji dalam campuran Suhu pencampuran dan suhu pemadatan. 19

A. Campuran Aspal Beton

Perencanaan campuran Aspal Beton yang akan digunakan adalah berdasarkan metode Marshall, dengan metode ini kita dapat menentukan jumlah pemakaian aspal yang tepat sehingga dapat menghasilkan komposisi campuran yang baik antara agregat dan aspal sesuai dengan persyaratan teknis perkerasan jalan yang ditentukan. Data yang diperlukan untuk membuat campuran aspal beton adalah ; Jenis agregat Gradasi agregat Jenis aspal keras Jenis bahan pengisi filler

B. Pemilihan Spesifikasi Campuran

Dalam mendisain campuran Aspal beton, spesifikasi campuran agregat yang didapat adalah Gradasi Agregat Gabungan Spesipikasi ini sesuai dengan dengan Gradasi Agregat gabungan WC Wearing Course pada LatastonHRS Tabel : Gradasi agregat gabungan untuk campuran aspal Ukuran ayakan mm Berat Yang Lolos Terhadap Total Agregat Dalam Campuran Lataston HRS Gradasi senjang Gradasi semi senjang WC Base WC Base 37,5 - - - - 25 - - - - 19 100 100 100 100