Persyaratan Aspal Beton Bina Marga Parameter pengujian Marshall

13 Pada umumnya specific gravity pada campuran perkerasan adalah maksimum. Menurut ukuran yang digunakan ASTM D 2041, berat jenis efektif agregat termasuk seluruh rongga dalam agregat kecuali daya serap aspal. 4. Stabilitas Marshall Marshall Stability Stabilitas adalah kemampuan suatu campuran aspal untuk menerima beban sampai terjadi kesalahan plastis yang dinyatakan dalam kilogram atau pound. Nilai Stabilitas diperoleh dari pembacaan langsung pada alat marshall sewaktu mengadakan Marshall Test nilai yang terbaca tersebut kemudian dikoreksi dengan faktor koreksi alat Marshall yang dipakai. 5. Kelelahan Flow Merupakan suatu perubahan bentuk plastis suatu campuran aspal yang terjadi akibat beban runtuh yang dinyatakan dalam mm atau 0.01”. Nilai Flow yang diperoleh dari pembacaan langsung dari alat Marshall Test sewaktu mengadakan pengujian Marshall. 6. Rongga dalam Campuran Voids in MixtureVIM Adalah parameter yang menunjukkan volume rongga yang berisi udara didalam campuran aspal yang dinyatakan dalam volume. 7. Void Mineral Agregat VMA Yaitu rongga udara yang berada antara agregat pada campuran perkerasan padat termasuk ruang yang terisi aspal. VMA menggambarkan nilai yang tersedia untuk memuat volume efektif aspal dan volume rongga yang dibutuhkan untuk mengisi aspal yang keluar akibat beban lalu lintas. 8. Void Villed With Bitumen VFB VFB rongga udara yang berisi aspal yaitu perbandingan antara volume aspal dalam campuran dan volume pori pada agregat yang dinyatakan 14 dalam persen. Umumnya lapisan permukaan persentase VFB harus mencapai antara 75 - 82. 9. Nilai perbandingan Marshall Marshall Quotient Marshall Quotient merupakan nilai pendekatan yang hampir menunjukkan nilai kekuatan suatu campuran beraspal dalam menerima beban. Nilai Marshall Quotient diperoleh dari perbandingan antara nilai stabilitas yang telah dikoreksi terhadap nilai kelelehan flow dan dinyatakan dalam satuan Kgmm atau KNmm. 10. Indeks Kekuatan Sisa IKS Indeks kekuatan sisa dianalisis dari data hasil pengujian terhadap sifat fisis benda uji stabilitas dan flow dibagi dalam dua kelompok. Kelompok pertama di uji stabilitasnya setelah perendaman dalam air suhu ruang 60ºC selama Ti dan kelompok kedua diuji stabilitasnya selama perendaman selam T2. Dari nilai stabilitas Marshall yang diperoleh dari kedua perendaman diatas maka akan dapat ditentukan indeks kekuatan sisa IKS . 15

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode eksprimen. Semua penelitian dilakukan di laboratorium dan dengan beberapa percobaan-percobaan. Prosedur penelitian ini dilakukan terhadap agregat dan aspal dilakukan dengan beberapa pengujian yang dapat mewakili material tersebut dalam pencampuran.

3.2. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara pengambilan agregat material dari stone crusher AMP PT. Adhi Karya Patumbak yang berasal dari sungai Sibiru-biru Patumbak. Agregat diambil sebanyak yang diperlukan dalam penelitian. Kemudian dilakukan dengan pengambilan data dari hasil pengujian terhadap kadar aspal yang berbeda dan agregat sesuai dengan spesifikasi gradasi yang berbeda.

A. Aspal AC 6070

Aspal yang digunakan dalam penelitian ini adalah AC 6070 yang sudah memenuhi spesifikasi penetrasi 6070 dan layak digunakan pada perencanaan jalan raya, dimana aspal diambil dari PT.Adhi Karya dan aspal tersebut telah mengikuti prosedur yang ditentukan oleh AASHTO.

B. Pengujian agregat material

Sumber agregat Sumber agregat yang diambil pada penelitian yaitu dari sungai sibiru- biru yang telah diproduksi melalui stone crusher AMP PT.Adhi Karya 16 Patumbak. Jenis material yang diambil adalah agregat kasar CA, agregat sedang MA, agregat halus FA. Analisa Saringan dan Prosedur pelaksanaan analisa saringan Tahapan-tahapan proses pelaksanaan adalah sebagai berikut : 1. Penyediaan alat, alat yang digunakan dalam pelaksanaan analisa saringan adalah Shieve shaker, timbangan dengan ketelitian 0,1 gr dan 0,01 gr, Pan, plastic, 1 set saringan dan Brush kawat. 2. Pembuatan benda uji, agregat yang telah disiapkan diberi tanda agar tidak terjadi kekeliruan 3. Prosedur percobaan antara lain adalah : a. Sampel ditimbang sesuai berat yang telah ditentukan. b. Sampel dimasukkan kesusunan saringan yang telah tersusun rapi untuk gradasi II mengunakan No. urutan : ½, 38, 8, 30, 200, Pan. c. Susunanan saringan tersebut dimasukkan kedalam mesin sieve Shaker. d. Sievi shaker dikunci rapat, lalu diadakan penggoncangan dengan kecepatan konstan selama 15 menit. e. Setelah 15 menit, matikan alat dan timbang sampel yang tertahan untuk setiap nomor saringan. f. Percobaan dilakukan untuk menentukan garadasi agregat persen CA, MA, FA. Berat Jenis Agregat dan Prosedur Pelaksanaannya Tujuan pelaksanaan berat jenis adalah untuk mengetahui berat jenis agregat pada kondisi semu, kering, SSD Saturated Surface dry serta absorbsinya, adapun tahapan persiapan yang akan dilaksanakan dalam proses penelitaian berat jenis ini: 1. Peralatan yang digunakan adalah ; timbangan, picnometer, botol berisi air suling, hot plate, bak perendam, batang perojok, skrap, pan dan cetakan kerucut. 2. Pembuatan benda uji.