Metode Analisis Data METODE PENELITIAN
52 untuk mengerjakan LKA Lembar Kegiatan Anak. Sebelum mengerjakan guru
menjelaskan di depan kelas, dan anak-anak memperhatikan. Selanjutnya adalah kegiatan motorik halus yaitu menghubungkan garis.
Setelah itu kegiatan terakhir adalah kegiatan motorik kasar, guru meminta anak untuk melakukan lompat pada sehelai tali atau benang besar. Pertama anak-
anak dibentuk menjadi satu barisan dibelakang guru. Setelah itu guru memberi contoh bagaimana cara melompati tali tersebut. Kemudian anak mempraktekkan
satu persatu melompati tali dengan ketinggian yang rendah. Tidak semua anak mau melakukan kegiatan tersebut. Hanya 2 anak atau 14,28 dari jumlah anak
yang sudah baik kekuatan dan keseimbangannya dan 6 anak atau 42,86 dari jumlah anak berada pada kriterian cukup kekuatan dan keseimbangannya.
Kegiatan akhir yaitu benyanyi, mereview kegiatan hari itu, dan doa sebelum pulang sebelum pulang, anak-anak salam-salaman dengan guru. Adapun
data kemampuan anak dalam kemampuan motorik kasar yang akan disajikan dalam tabel. Sebelum melaksanakan tindakan peneliti melakukan kegiatan pra
tindakan yang berupa pengamatan sebagai langkah awal yang dilakukan sebelum melakukan penelitian tindakan kelas. Pengamatan dilakukan melalui observasi
yang dilaksanakan pada hari Senin tanggal 27 Oktober 2014. Kegiatan pengamatan dilaksanakan ketika pembelajaran motorik kasar, khususnya
pengamatan pada kemampuan anak melompat di kelompok A TK ABA Ngabean I Tempel Sleman Sleman. Sebelum dilakukan pratindakan terdapat kegiatan awal
melompat yaitu dengan melakukan lompat tegel, dari satu tegel ke tegel yang lain secara bergantian yang dilakukan oleh anak. Selanjutnya dilakukan kegiatan
53 pratindakan yaitu hanya dengan menggunakan seutas benang tali kenur sebagai
media anak melompat. Anak melakukan satu persatu untuk melompati benang dengan ketinggian
selutut. Satu persatu anak diberikan kesempatan untuk melompati tali. ketika anak melakukan lompatan masih ada anak yang belum bisa kuat dalam melakukan
lompat dan masih ada anak yang belum seimbang setelah melkaukan lompat. Hal ini karena anak belum dapat membedakan antara melompat dan meloncat.
Ketinggian benang yang tinggi, kemudian kekuatan kaki anak yang kurang maksimal, masih ada anak yang ragu-ragu dalam melakukan lompatan, anak tidak
mau melakukan karena olokan teman.