50 Menurut Suharsimi Arikunto 2005: 44, data tersebut diintepretasikan ke
dalam kriteria dengan persentase : 1.
Sangat baik, apabila nilai yang diperoleh anak 81-100. 2.
Baik, apabila nilai yang diperoleh anak 61-80. 3.
Cukup, apabila nilai yang diperoleh anak 41-60. 4.
Kurang, apabila nilai yang diperoleh anak 21-40. 5.
Kurang sekali, apabila nilai yang diperoleh anak 0-20. Penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang bersifat kualitatif,
maka dari itu penelitian ini mengggunakan teknik analisis data deskriptif kualitatif yang menggambarkan suatu keadaan sesungguhnya yang diperoleh bertujuan
untuk mengetahui peningkatan perkembangan motorik anak.
I. Indikator Keberhasilan
Sesuai dengan karateristik penelitian tindakan kelas, keberhasilan tindakan ini ditandai dengan adanya perubahan ke arah perbaikan terkait dengan
suasana pembelajaran maupun hasil belajar siswa. Adapun tujuan pelaksanaan dalam penelitian ini adalah meningkatkan kemampuan motorik kasar anak dengan
kegiatan lompat tali Kelompok A TK ABA Ngabean. Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah meningkatnya
kemampuan motorik kasar anak. Peningkatan motorik kasar khususnya kekuatan dan keseimbangan anak dapat dilihat dari 80 12 anak dari 14 anak Kelompok
A TK ABA I Ngabean Tempel Sleman berada pada kriteria baik.
51
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
a. Kondisi Awal Sebelum Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas PTK
Penelitian ini dilakukan di TK ABA Ngabean I Tempel Sleman yang berlokasi di dusun Banyurejo, Tempel, Sleman, Yogyakarta. Penelitian
dilaksanakan pada semester awal tahun ajaran 20142015. Taman Kanak-kanak ini memiliki 4 ruang kelas yang terdiri dari kelompok A 1 kelas dan Kelompok B
3 kelas. Kelas A memiliki peserta didik 14 anak, Kelompok B1 terdiri dari 20 anak, Kelompok B2 terdiri dari 21 anak , dan Kelompok B3 memiliki 20 anak.
Dalam penelitian ini, peneliti melaksanakan penelitian pada Kelompok A yang terdiri dari 7 anak laki-laki dan 7 anak perempuan.
TK ABA Ngabean I Tempel Sleman saat ini memilki tenaga pengajar 5 orang tenaga pengajar, 1 orang Kepala TK, 1 orang guru tambahan, dan dibantu
dengan 1 orang sebagai tenaga kebersihan. Kegiatan ekstrakulikuler yang telah dilaksanakan adalah kegiatan drumband, menari, dan seni lukis. TK ABA
Ngabean I Tempel Sleman menggunakan pembelajaran berbasis sudut di setiap kelasnya. Pembelajaran di TK ABA Ngabean I Tempel Sleman menggunakan
kurikulum 2013. Kegiatan diamati mulai dari kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan
akhir. Kegiatan awal dimulai dari kegiatan baris-berbaris di depan ruang kelas, salaman terhadap semua warga kelas, berdoa, hafalan surat-surat pendek dan doa,
serta dilanjutkan apresepsi tema hari itu. Pada kegiatan inti, anak-anak diminta
52 untuk mengerjakan LKA Lembar Kegiatan Anak. Sebelum mengerjakan guru
menjelaskan di depan kelas, dan anak-anak memperhatikan. Selanjutnya adalah kegiatan motorik halus yaitu menghubungkan garis.
Setelah itu kegiatan terakhir adalah kegiatan motorik kasar, guru meminta anak untuk melakukan lompat pada sehelai tali atau benang besar. Pertama anak-
anak dibentuk menjadi satu barisan dibelakang guru. Setelah itu guru memberi contoh bagaimana cara melompati tali tersebut. Kemudian anak mempraktekkan
satu persatu melompati tali dengan ketinggian yang rendah. Tidak semua anak mau melakukan kegiatan tersebut. Hanya 2 anak atau 14,28 dari jumlah anak
yang sudah baik kekuatan dan keseimbangannya dan 6 anak atau 42,86 dari jumlah anak berada pada kriterian cukup kekuatan dan keseimbangannya.
Kegiatan akhir yaitu benyanyi, mereview kegiatan hari itu, dan doa sebelum pulang sebelum pulang, anak-anak salam-salaman dengan guru. Adapun
data kemampuan anak dalam kemampuan motorik kasar yang akan disajikan dalam tabel. Sebelum melaksanakan tindakan peneliti melakukan kegiatan pra
tindakan yang berupa pengamatan sebagai langkah awal yang dilakukan sebelum melakukan penelitian tindakan kelas. Pengamatan dilakukan melalui observasi
yang dilaksanakan pada hari Senin tanggal 27 Oktober 2014. Kegiatan pengamatan dilaksanakan ketika pembelajaran motorik kasar, khususnya
pengamatan pada kemampuan anak melompat di kelompok A TK ABA Ngabean I Tempel Sleman Sleman. Sebelum dilakukan pratindakan terdapat kegiatan awal
melompat yaitu dengan melakukan lompat tegel, dari satu tegel ke tegel yang lain secara bergantian yang dilakukan oleh anak. Selanjutnya dilakukan kegiatan