Teori Continuity and Change

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id DARI MEKAH, YERUSALEM SAMPAI CORDOVA 18 modifikasi. Pada titik ini, kontinuitas dan perubahan dapat mencakup aspek-aspek nilai, atau bentuk tradisi ritual maupun aspek kelembagaan dalam masyarakat. Dalam agama Islam, beberapa ritual keagamaannya merupakan kelanjutan dari ritual yang pernah diajarkan oleh nabi-nabi terdahulu sebelum nabi Muhammad saw, seperti ajaran puasa yang telah pernah diwajibkan kepada umat sebelum Muhammad datang. Ajaran puasa tetap diwajibkan kepada umat Muslim, namun dengan perubahan pola dan ritual-ritual yang menyertainya selama bulan puasa. Dengan kata lain, ajaran puasanya tetap dipertahankan, namun bagaimana puasa itu dilakukan dan bentuk-bentuk ibadah yang menyertainya mengalami perubahan. Demikian pula dalam pembangunan fisik Masjidilaksa Arab: Masjid al- Aqsâ . Semula adalah berupa batu besar al-sakhrah yang digunakan oleh Nabi Ibrahim untuk menyembelih putranya sebagai kurban pada Allah Swt. Kemudian dimodifikasi menjadi tempat tabot peti perjanjian oleh Nabi Daud sebagai tempat bersemayamnya Yahweh yang diyakini sebagai nama Allah dalam teologi kaum Yahudi. Nabi Sulaiman membangun sakhrah dan sekitarnya menjadi sinagog megah yang populer dengan Bukit Haikal Temple Mount. Selanjutnya setelah rumah suci ini dihancurkan, dan dibangun kembali, kemudian dihancurkan lagi selama lebih dari enam abad, kaum Muslim membangun kembali dengan nama Qubbat al-sakhrah dan Masjidilaksa, yang populer dengan nama al-harâm al- Sharîf atau Baitul Makdis. Teori ini digunakan untuk meneropong perkembangan teologi, syariat dan tahapan historis fisik bangunan yang terjadi baik yang menimpa kota Yerusalem secara umum, maupun yang terjadi pada “tanah suci” al-harâm al- sharîf , khususnya menara batu besar qubbat al-sakhrah dan Masjidilaksa.

C. Definisi Masjid

Masjid berasal dari kata sajada-yasjudu, yang dalam Bahasa Arab mempunyai dua makna: pertama, meletakkan dahi di atas tanah sebagai bentuk ketundukan pada yang diagungkan. Kedua, mengagungkan dan menghormati pihak lain yang diajak berinteraksi. Sedangkan masjid secara harfiah berarti digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Dinamika Kebudayaan Islam di Timur Tengah dan Spanyol 19 tempat bersujud secara mutlak, baik itu sujud untuk melaksanakan ibadah atau sujud dalam arti hormat. 33 Masjid menurut terminologi syariat mempunyai arti umum dan khusus. Masjid secara umum adalah seluruh permukaan tanah yang dapat digunakan untuk ibadah, kecuali tempat-tempat yang secara syariat dinyatakan bukan tempat yang patut digunakan untuk ibadah. Definisi ini didasarkan pada Hadîs laporan Jabir bin Abdullah ra: “Bumi ini bagiku dijadikan masjid dan tempat suci” Bukhari: 427, 34 dan Hadîs Ibn Umar ra yang menyatakan:“Rasulullah saw melarang untuk melaksanakan salat di beberapa area; tempat sampah, tempat penyembelihan, kuburan, tengah jalan, kamar mandi, kandang unta dan di atas Kakbah” Ibn Majah: 746. 35 33 Ibn Mandur, Lisân al-‘Arab, Jilid III Beirut: Dar Sadir, Cet. I, tt., 204. 34 Al-Bukhari, al-Jâmi’ al-Sahîh, Jilid I Beirut: Dar Ibnu Kastir, Cet. III, 1987, 168. 35 Ibn Majah, Sunan Ibn Mâjah, Jilid I Beirut, Dar al-Fikr, 246. Peta Mekah dan kawasan sekitarnya.