47
2 Untuk ranah pengetahuan menggunakan skor rerata
1,00 – 4,00 dengan predikat D – A.
3 Untuk ranah keterampilan menggunakan skor
optimum 1,00 – 4,00 dengan predikat D – A.
3. Penilaian Mata Pelajaran Ekonomi pada Kurikulum 2013
a. Pengertian Ekonomi
Menurut Paul A.Samuelson dalam Endang Mulyani 2014:2, ekonomi adalah cara yang dilakukan manusia dengan kelompoknya
yang memanfaatkan sumber-sumber untuk dijadikan komoditi produksi, kemudian didistribusikan kepada masyarakat untuk
dikonsumsi. Dominick Salvatore dan Eugene A. Diulio, ahli Ekonomi mendefinisikan Ekonomi adalah ilmu sosial yang
mempelajari individu-individu dan organisasi yang terlibat dalam kegiatan produksi, distribusi, dan konsumsi barang dan jasa.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, Ekonomi adalah ilmu yang mempelajari tentang bagaimana manusia memenuhi
kebutuhan hidupnya yang berhubungan dengan produksi, distribusi, dan konsumsi barang dan jasa.
b. Karakteristik Mata Pelajaran Ekonomi pada Kurikulum 2013
Setiap mata pelajaran mempunyai karakteristik yang khas, demikian juga halnya dengan mata pelajaran Ekonomi. Mata
pelajaran Ekonomi memiliki karakteristik sebagai berikut :
48
1 Ekonomi merupakan seperangkat ilmu tentang prilaku dan
tindakan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidup yang bervariasi dan tidak terbatas serta berkembang dengan sumber
daya yang terbatas melalui pilihan-pilihan kegiatan produksi, konsumsi, dan distribusi.
2 Ekonomi, membahas tentang manajemen yang difokuskan pada
fungsi manajemen badan usaha yang mendorong munculnya jiwa kewirausahaan peserta didik.
3 Ekonomi juga membahas sistem akuntansi yang memfokuskan
pada prilaku akuntansi perusahaan jasa dan dagang. PMP EKON- minat SMA,2013:4-5
c. Penilaian Kurikulum 2013 pada Pembelajaran Ekonomi
Penilaian sebagai proses pengumpulan informasi tentang peserta didik yang tidak dapat dipisahkan keberadaannya dengan
pembelajaran. Disinilah sebenarnya peran utama guru sebagai pendidik. Selain guru berperan dalam penilaian ternyata penilaian
memiliki manfaat pula untuk guru. Hal ini sesuai dengan pernyataan Havnes 2008:11 yaitu ketika guru menilai pekerjaan
serta kemajuan peserta didik, guru juga dapat melihat seberapa sukses dalam mengajar. Penilaian dalam pembelajaran tidak selalu
menggunakan penilaian bentuk tes untuk mengukur ketercapaian peserta didik. Menurut Phopam 2008:6, mengumpulkan
informasi tentang peserta didik dapat dilakukan dengan penilaian
49
formal dan informal untuk memberikan informasi yang lebih akurat tentang keterampilan serta sikap peserta didik.
Jenis penilaian dalam pembelajaran terus mengalami perkembangan. Awalnya, penilaian standar dalam pembelajaran
terdapat enam jenis. Hal ini sejalan dengan yang dituliskan oleh Meyer 1992, bahwa penilaian standar yaitu penilaian alternatif,
penilaian informal, penilaian autentik, penilaian kinerja, penilaian deskriptif, dan penilaian langsung. Kemudian pada tahun 2000,
Simonson dalam buku Teaching and Learning at a Distance menuliskan jenis penilaian adalah penilaian alternatif dan penilaian
tradisional. Pada penilaian tradisional instrumen yang digunakan berupa tes pilihan ganda, benar-salah, jawaban singkat, dan uraian.
Sedangkan pada penilaian alternatif terdapat tiga pendekatan yang digunakan yaitu penilaian autentik, penilaian kinerja, dan penilaian
konstruktivis .
Dan pada kurikulum 2013, menurut Permendikbud No 104 tahun 2014, penilaian yang digunakan adalah penilaian
autentik dan penilaian non autentik, akan tetapi pendekatan penilaian utama yang digunakan dalam kurikulum ini adalah
penilaian autentik. Penilaian autentik mengajarkan kepada peserta didik tentang
pembelajaran yang bermakna. Penilaian autentik merangsang peserta didik untuk mengembangkan keterampilan dan kompetensi
yang relevan untuk dunia kerja. Penilaian autentik mencakup tiga
50
ranah, yaitu penilaian sikap, pengetahuan dan keterampilan. Perubahan standar penilaian pada kurikulum 2013 mengakibatkan
ikut berubahnya sistem penilaian yang dilakukan pendidik. Pendidik yang semula terbiasa mengolah nilai hanya pada domain
pengetahuan menjadi perlu untuk memperhatikan domain keterampilan serta sikap. Hal ini sesuai dengan pernyataan
Mulyasa 2013:135, implementasi kurikulum 2013 yang sarat dengan karakter dan kompetensi, hendaknya disertai dengan
penilaian secara utuh, terus-menerus, dan berkesinambungan, agar dapat mengungkap berbagai aspek yang diperlukan dalam
mengambil suatu keputusan.
B. Penelitian yang Relevan
Penelitian mengenai Pemahaman Penilaian autentik kurikulum 2013 telah dilakukan sebelumnya. Berikut disajikan beberapa ringkasan
penelitian yang menjadi referensi dalam penelitian ini : 1.
Penelitian yang dilakukan Luthfi Maulana Nasution 2014, dengan judul Tingkat Pemahaman Pengertian, Aspek, Teknik, dan Bentuk-
bentuk instrumen Penilaian Autentik Peserta Diklat Di Balai Diklat Keagamaan Medan Tahun 2014. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui
informasi bagaimana
tingkat pemahaman
pengertian, aspek, teknik, dan bentuk instrumen penilaian peserta diklat di Balai Diklat keagamaan Medan. Metode yang digunakan
adalah metode deskriptif. Instrumen yang digunakan adalah angket