cahaya selama 2 hari, kemudian dienaptuangkan lalu disaring. Maserat dipekatkan menggunakan alat rotary evaporator pada suhu 40°C sampai diperoleh maserat
pekat dikeringkan menggunakan freeze dryer sehingga diperoleh ekstrak kental. Ekstrak yang diperoleh 109,767 g Departemen Kesehatan, 1979.
3.8 Pengujian Kemampuan Antioksidan dengan Spektrofotometer Visibel 3.8.1 Metode
β-karoten-asam linoleat 3.8.1.1 Pembuatan larutan blanko
Asam linoleat 20 mg dan Tween-40 200 mg dimasukkan kedalam labu erlenmeyer 50 ml, kemudian ditambahkan 10 ml air suling dan 40 ml air
beroksigen Rosidah, dkk., 2008
3.8.1.2 Pembuatan larutan stok β-karoten
Serbuk β-karoten 1 mg dalam 1 ml kloroform dan ditambah dengan 20 mg asam linoleat dan 200 mg Tween-40. Kloroform kemudian diuapkan dari
campuran dengan rotavapor. Residu yang tertinggal dilarutkan dengan 10 ml air suling, dicampur sehingga homogen lalu ditambahkan 40 ml air beroksigen,
dicampur homogen Rosidah, dkk., 2008.
3.8.1.3 Pembuatan larutan induk sampel uji.
Sebanyak 500 mg sampel uji ekstrak kental ditimbang, dimasukkan ke dalam labu tentukur 50 ml dilarutkan dengan etanol lalu volumenya dicukupkan
dengan etanol sampai garis tanda konsentrasi 10000 ppm.
3.8.1.4 Pembuatan larutan uji sari buah kesemek segar SBKS
Larutan induk SBSK dipipet sebanyak 10 ml; 12,5 ml; 15 ml kemudian dimasukkan ke dalam labu tentukur 25 ml dengan etanol lalu volumenya
dicukupkan dengan etanol sampai garis tanda untuk mendapatkan konsentrasi 4000 ppm, 5000 ppm, 6000 ppm.
3.8.1.5 Pembuatan larutan uji ekstrak etanol buah kesemek EEBK
Larutan induk EEBK dipipet sebanyak 5 ml; 6,25 ml; 7,5 ml kemudian dimasukkan ke dalam labu tentukur 25 ml dengan etanol lalu volumenya
dicukupkan dengan etanol sampai garis tanda untuk mendapatkan konsentrasi 2000 ppm, 2500 ppm, 3000 ppm.
3.8.1.6 Pembuatan larutan pembanding butil hidrosianisol BHA, butil hidroksitoluena BHT, dan kuersetin
Sebanyak 5 mg masing-masing butil hidrosianisol BHA, butil hidroksitoluena BHT, dan kuersetin, ditimbang, kemudian dilarutkan dalam labu
tentukur 50 ml dengan etanol, lalu volumenya dicukupkan dengan etanol sampai garis tanda konsentrasi 100 ppm.
3.8.1.7 Penentuan aktivitas antioksidan menggunakan metode β-karoten-
asam linoleat
Larutan stok β-karoten sebanyak 4 ml dipipet ke dalam tabung-tabung uji yang masing-masing berisi 0,2 ml larutan sari buah kesemek segar konsentrasi
4000 ppm, 5000 ppm dan 6000 ppm, butil hidrosianisol konsentrasi 100 ppm, butil hidroksitoluena konsentrasi 100 ppm, kuersetin konsentrasi 100 ppm.
Penyerapan UV setiap sampel dan blanko tanpa β-karoten diukur langsung 0 menit sampai 120 menit pada panjang gelombang 470 nm dengan
spektrofotometer. Pengukuran diulang sebanyak 3 kali untuk setiap sampel. Aktivitas Antioksidan AA ditentukan dengan menggunakan rumus berikut:
AA = 100[1 −
A − A
t
A − A
t
]
A0 dan A0 ialah serapan sampel dan blanko pada waktu 0 menit. At dan
At ialah serapan sampel dan blanko pada waktu t menit. Demikian dilakukan hal
yang sama terhadap ekstrak etanol buah kesemek Rosidah, dkk., 2008.
3.8.2 Metode pemerangkapan radikal bebas DPPH 3.8.2.1 Prinsip metode pemerangkapan radikal bebas DPPH
Kemampuan sampel uji dalam meredam proses oksidasi DPPH 1,1- diphenyl-2-picryl-hidrazyl sebagai radikal bebas dalam larutan metanol sehingga
terjadi peredaman warna ungu DPPH dengan nilai IC
50
konsentrasi sampel uji yang mampu meredam radikal bebas sebesar 50 digunakan sebagai parameter
untuk menentukan aktivitas antioksidan sampel.
3.8.2.2 Pembuatan larutan blanko