d. Infundasi
Infundasi adalah proses penyarian dengan menggunakan pelarut air pada temperatur 90°C selama 15 menit.
e. Dekoktasi
Dekoktasi adalah proses penyarian dengan menggunakan pelarut air pada temperatur 90°C selama 30 menit.
2.3 Radikal Bebas
Radikal bebas adalah setiap molekul yang mengandung satu atau lebih elektron yang tidak berpasangan. Radikal bebas sangat reaktif dan dengan mudah
menjurus ke reaksi yang tidak terkontrol, menghasilkan ikatan dengan DNA, protein, lipida, atau kerusakan oksidatif pada gugus fungsional yang penting pada
biomolekul ini. Radikal bebas juga terlibat dan berperan dalam patologi dari berbagai penyakit degeneratif, yakni kanker, aterosklerosis, jantung koroner,
katarak, dan penyakit degeneratif lainnya Silalahi, 2006. Pembentukan radikal bebas dan reaksi oksidasi pada biomolekul akan
berlangsung sepanjang hidup. Radikal bebas yang sangat berbahaya dalam makhluk hidup antara lain adalah golongan hidroksil OH
-
, superoksida O
- 2
, nitrogen monooksida NO, peroksidal RO
- 2
, peroksinitrit ONOO
-
, asam hipoklorit HOCl, hydrogen peroksida H
2
O
2
Silalahi, 2006.
2.4 Antioksidan
Antioksidan adalah senyawa yang mempunyai struktur molekul yang dapat memberikan elektronnya kepada molekul radikal bebas dan dapat memutus reaksi
berantai dari radikal bebas Kumalaningsih, 2006. Antioksidan atau reduktor berfungsi untuk mencegah terjadinya oksidasi
atau menetralkan senyawa yang telah teroksidasi dengan cara menyumbangkan
hidrogen dan atau elektron Silalahi, 2006.
Menurut Kumalaningsih 2006, antioksidan tubuh dikelompokkan menjadi 3 yakni:
a. Antioksidan primer yang berfungsi untuk mencegah pembentuk
senyawa radikal baru karena dapat merubah radikal bebas yang ada menjadi molekul yang berkurang dampak negatifnya, sebelum radikal
bebas ini sempat bereaksi. Contohnya adalah enzim superoksida dismutase SOD yang berfungsi sebagai pelindung hancurnya sel dalam
tubuh dari radikal bebas. b.
Antioksidan sekunder merupakan senyawa yang berfungsi menangkap senyawa serta mencegah terjadinya reaksi berantai. Contohnya adalah
vitamin E, vitamin C, dan betakaroten yang dapat diperoleh dari buah- buahan.
c. Antioksidan tersier merupakan senyawa yang memperbaiki kerusakan
sel-sel dan jaringan yang disebabkan radikal bebas. Contohnya enzim metionin sulfoksidan reduktase untuk memperbaiki DNA pada inti sel.
Antioksidan alami yaitu antioksidan yang dapat diperoleh dari tanaman atau hewan berupa tokoferol, vitamin C, betakaroten, flavonoid dan senyawa
fenolik Kumalaningsih, 2006. Salah satu antioksidan alami yang berperan sebagai antioksidan adalah flavanoid. Senyawa ini berperan sebagai penangkap
radikal bebas karena mengandung gugus hidroksil. Karena bersifat sebagai reduktor, flavonoid dapat bertindak sebagai donor hidrogen terhadap radikal bebas
Silalahi, 2006. Antioksidan sintetik dibuat dari bahan-bahan kimia yang biasanya
ditambahkan ke dalam bahan pangan untuk mencegah terjadinya reaksi autooksidasi Kumalaningsih, 2006.
Struktur dasar dan sistem penomoran untuk turunan flavonoid dapat dilihat pada
Gambar 2.1.
Gambar 2.1 Struktur dasar flavonoid Robinson, 1995
2.5 Spektrofotometer Visibel