BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Kondisi perekonomian yang tidak menentu, perubahan yang cepat, dan persaingan yang semakin ketat antar perusahaan menuntut manajemen perusahaan
untuk melakukan perencanaan dan pengendalian kegiatan perusahaan secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan perusahaan. Apabila perusahaan tidak
tanggap dan cermat dalam menanggapi hal tersebut, maka kemungkinan terburuk dapat terjadi, bukan laba yang diperoleh tetapi rugi bahkan bisa jadi kebangkrutan
perusahaan. Sehingga sangat diperlukan informasi yang tepat dan akurat sebagai media dalam pengambilan keputusan serta analisis yang tepat untuk menanggapi
hal tersebut. Laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting dalam memperoleh
informasi sehubungan dengan kondisi keuangan dan hasil-hasil yang dicapai oleh perusahaan. Tujuan dilakukannya analisis terhadap laporan keuangan adalah
untuk mengetahui keadaan dan perkembangan finansial dari perusahaan yang bersangkutan serta untuk menilai efisiensi dan profitabilitas operasi.
Dalam Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia, 2002 : 4, tujuan laporan keuangan adalah sebagai berikut :
Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang
bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini memenuhi kebutuhan bersama
sebagian besar pemakai. Namun demikian, laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pemakai dalam pengambilan
keputusan ekonomi karena secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian di masa lalu, dan tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi
nonkeuangan. Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen
stewardship, atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Pemakai yang ingin menilai apa yang telah dilakukan
atau pertanggungjawaban manajemen berbuat demikian agar mereka dapat membuat keputusan ekonomi; keputusan ini mungkin mencakup, misalnya,
keputusan untuk menahan atau menjual investasi mereka dalam perusahaan atau keputusan untuk mengangkat kembali atau mengganti manajemen.
Alat ukur yang dapat digunakan dalam rangka menganalisis keadaan keuangan perusahaan yaitu rasio keuangan. Hasil analisis historis tersebut sangat
penting bagi perbaikan penyusunan rencana yang akan dilakukan pada masa yang akan datang. Dengan mengadakan analisis laporan keuangan perusahaannya
seorang manajer dapat mengetahui keadaan dan perkembangan kinerja perusahaan.
Berdasarkan sumber datanya, dari mana rasio itu dibuat, Djarwanto membagi rasio menjadi tiga, yaitu :
Rasio-rasio neraca, yaitu rasio-rasio yang disusun dari data yang berasal dari neraca, misalnya : rasio lancar current ratio, rasio cepat quick ratio, rasio
modal sendiri dengan total aktiva, dan sebagainya. Rasio laporan laba rugi, yaitu rasio yang disusun dari data yang berasal dari
laporan perhitungan laba rugi, misalnya : Net Profit Margin NPM, Profit On Sales, dan sebagainya.
Rasio-rasio antar laporan, yaitu rasio-rasio yang disusun dari data yang berasal dari neraca dan laporan laba rugi, misalnya : Return On Investment ROI, Return
On Equity ROE, dan sebagainya. Djarwanto P.S, 1984 : 136
Menurut Weston dan Brigham 2001:138, rasio dapat dikategorikan sebagai berikut :
Rasio likuiditas, bertujuan mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
Rasio leverage, bertujuan mengukur sejauh mana kebutuhan keuangan perusahaan dibelanjai dan dana pinjaman.
Rasio
aktivitas, bertujuan mengukur efektivitas perusahaan dalam mengoperasikan dana.
Rasio profitabilitas, bertujan mengukur efektivitas manajemen yang tercermin pada imbalan hasil dari investasi melakukan kegiatan penjualan.
Rasio pertumbuhan, bertujuan mengukur kemampuan perusahaan dalam mempertahankan kedudukannya dalam pertumbuhan perekonomian dan dalam
industri. Rasio evaluasi, bertujuan mengukur performance perubahan secara keseluruhan
karena rasio ini merupakan pencerminan dari rasio risiko dan rasio imbalan hasil.
Dalam melakukan analisis terhadap laporan keuangan digunakan metode dan teknik analisis untuk menentukan dan mengukur hubungan antara pos-pos
dalam laporan keuangan, sehingga diketahui perubahan masing-masing pos bila diperbandingkan. Hasil dari pembandingan tersebut dapat menggambarkan
kondisi keuangan dan kinerja perusahaan. Peneliti menggunakan teknik analisis laporan keuangan yaitu analisis rasio dan analisis regresi mencari hubungan dan
pengaruh antara rasio-rasio tersebut. Analisis rasio ini terdiri dari likuiditas, leverage, dan profitabilitas.
Analisis rasio tersebut sangat berguna dalam melakukan perencanaan dan pengendalian kegiatan perusahaan secara efektif dan efisien untuk mencapai
tujuan perusahaan. Dimana likuiditas menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Leverage menunjukkan
kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban baik jangka pendek dan jangka panjangnya. Dan profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan
memperoleh laba. Kemampuan memperoleh laba berbanding terbalik dengan likuiditas. Likuiditas yang meningkat merupakan biaya dari kemampuan
memperoleh laba yang menurun. Dalam hubungan antara likuiditas dan leverage solvabilitas terdapat 4 empat kemungkinan yang dapat dialami perusahaan
yaitu: Pertama, perusahaan likuid tetapi insolvable. Kedua, perusahaan likuid dan
solvabel. Ketiga, perusahaan solvabel tetapi illikuid. Keempat, perusahaan insolvable dan illikuid.
Van Horne dan Wachowicz dalam Nugroho, 2011 menyatakan bahwa perusahaan yang bergerak dalam bidang manufaktur memerlukan
perhatian yang lebih terhadap pengelolaan aktiva lancarnya agar lebih efisien. Hal ini karena proporsi aktiva lancar perusahaan manufaktur
biasanya lebih dari separuh total aktivanya. Tingkat aktiva lancar yang berlebih dapat dengan mudah membuat perusahaan merealisasi
pengembalian atas investasi ROI yang rendah. Akan tetapi, perusahaan dengan jumlah aktiva lancar yang terlalu sedikit dapat mengalami
kekurangan dan kesulitan dalam mempertahankan operasi yang lancar.
Likuiditas sangat diperlukan oleh perusahaan sebagai jaminan pemenuhan kewajiban jangka pendeknya. Rasio likuiditas yang digunakan dalam penelitian
ini adalah rasio lancar. Pengelolaan aktiva lancar secara efektif dan efisien sangatlah penting bagi perusahaan, agar dapat mempertahankan likuiditasnya
yang sangat berperan dalam menentukan seberapa besar perubahan modal kerja yang akan digunakan perusahaan untuk mencapai keuntungan yang diharapkan
perusahaan. Laba merupakan tujuan utama setiap perusahaan dalam menjalankan
usaha. Semakin besar laba yang diperoleh suatu perusahaan, semakin baik pula kinerja perusahaan tersebut. Sebab laba perusahaan dapat mempengaruhi
perkembangan dan kelangsungan hidup suatu perusahaan. Namun terkadang tujuan tersebut tidak dapat terealisasi dengan baik karena perusahaan sering
menghadapi masalah dan tantangan yang menyebabkan perusahaan mengalami kerugian. Kinerja diukur dengan menggunakan rasio profitabilitas. Profitabilitas
dalam kaitannya dengan investasi dalam penelitian ini menggunakan rasio Return
on Assets ROA. ROA sering disebut juga dengan ROI Return on Investment. ROA merupakan rasio profitabilitas yang digunakan untuk mengukur kinerja dan
efektivitas perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan total aktiva yang dimilikinya. Semakin besar ROA menunjukkan kinerja
perusahaan semakin baik, karena return semakin besar. Rasio leverage yang digunakan dalam penelitian ini adalah debt to total
asset. Rasio ini menunjukkan berapa bagian dari aktiva yang digunakan untuk menjamin utang. Pemegang saham akan menginginkan leverage yang lebih besar
karena akan dapat meningkatkan laba yang diharapkan. Sawir 2001 mengatakan bahwa jika perusahaan menggunakan lebih
banyak utang leverage dibanding modal sendiri maka tingkat leverage itu sendiri akan meningkat karena beban bunga yang harus ditanggung juga
meningkat. Hal ini akan berdampak terhadap menurunnya profitabilitas. Perusahaan harus menjaga aktiva lancarnya agar tidak berlebih atau terlalu
sedikit karena akan berdampak terhadap operasi perusahaan. Perusahaan juga harus memperhatikan utangnya agar tidak lebih banyak dibanding modalnya yang
akan berdampak terhadap penurunan profitabilitas yang disebabkan biaya bunga dari pinjaman yang dilakukan perusahaan.
Dari penelitian Hernawati 2007 tentang Analisis Pengaruh Efisiensi Modal Kerja, Likuiditas, dan Solvabilitas Terhadap Profitabilitas Studi Kasus
Pada Industri Barang Konsumsi Di Bursa Efek Jakarta, yang menyimpulkan bahwa Efisiensi modal kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROI,
likuiditas tidak berpengaruh signifikan terhadap ROI, solvabilitas tidak
berpengaruh signifikan terhadap ROI, dan secara simultan efisiensi modal kerja, likuiditas dan solvabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap ROI.
Sedangkan Andawina 2013 yang meneliti Pengaruh Rasio Likuiditas Dan Solvabilitas Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Plastik Dan Kemasan
Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia menyimpulkan hasil penelitiannya bahwa Debt to asset ratio berpengaruh secara parsial terhadap profitabilitas ROE
pada Perusahaan Plastik dan Kemasan yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia. Current ratio, dan debt to asset ratio secara simultan mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap profitabilitas ROE pada Perusahaan Plastik dan Kemasan yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia.
Dari studi dari penelitian terdahulu tersebut maka dapat disimpulkan bahwa pengaruh likuiditas dan leverage terhadap kinerja keuangan dalam hal ini
profitabilitas berbeda pada tiap bentuk usaha. Dengan alasan tersebut, peneliti tertarik untuk menguji kembali rasio-rasio tersebut dengan objek penelitian yang
berbeda dan menguji rasio likuiditas dan leverage untuk melihat pengaruhnya terhadap kinerja keuangan dengan memasukkan unsur leverage sebagai variabel
intervening. Variabel intervening digunakan peneliti untuk menguji apakah leverage dapat dijadikan mediasi secara tidak langsung antara likuiditas dengan
kinerja keuangan. Peneliti memilih perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia sebagai objek penelitian. Hal ini dikarenakan perusahaan manufaktur secara luas mencakup banyak bentuk usaha dan produk, sehingga sampel yang
dipilih beragam dan menyebar.
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul : “Pengaruh Likuiditas Terhadap Kinerja Keuangan, dengan Leverage
sebagai Variabel Intervening Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”
1.2 Perumusan Masalah