22 SCCO
Supreme Cable Manufacturing and Commerce Tbk 23
ADES Akasha Wira International Tbk
24 AISA
Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk 25
ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
26 INDF
Indofood Sukses Makmur Tbk 27
PSDN Prashida Aneka Niaga Tbk
28 ULTJ
Ultrajaya Milk Industry and Trading Company Tbk 29
GGRM Gudang Garam Tbk 30
DVLA Darya Varia Laboratoria Tbk 31
KAEF Kimia Farma Tbk
32 MERK Merck Tbk
33 TSPC
Tempo Scan Pasific Tbk 34
MBTO Martina Berto Tbk 35
KDSI Kedawung Setia Industrial Tbk
3.6 Jenis data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data yang diterbitkan atau digunakan oleh organisasi yang bukan pengolahnya yang
diperoleh dari www.idx.co.id berupa laporan keuangan tahunan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI selama tahun 2011
sampai tahun 2013
3.7 Metode pengumpulan data
Dalam melakukan penelitian ini teknik pengumpulan data adalah metode dokumentasi. Metode dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang
tidak langsung ditujukan kepada subjek penelitian Soehartono, 1999:70. Metode ini dilakukan dengan mencatat atau mengumpulkan data-data rasio keuangan
perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Data diperoleh dari media internet dengan mengunduh melalui situs www.idx.co.id.
3.8 Teknik analisis
Sebelum melakukan analisis metode jalur, perlu menggunakan uji asumsi klasik untuk menguji apakah model regresi benar-benar menunjukkan hubungan
yang signifikan dan representatif.
3.8.1 Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif adalah analisis yang digunakan dengan cara merumuskan dan menafsirkan data sehingga memberikan gambaran yang
jelas melalui pengumpulan, penyusunan, dan analisis data, sehingga dapat diketahui gambaran umum perusahaan yang diteliti.
3.8.2 Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dilakukan dengan bantuan program SPSS 18. Ada empat pengujian dalam uji asumsi klasik, yaitu:
3.8.2.1 Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi, variabel terikat dan variabel bebas keduanya memiliki distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah
memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting data
akan dibandingkan dengan dengan garis diagonal. Jika distribusi data adalah normal, maka garis yang menghubungkan data sesungguhnya
akan mengikuti garis diagonalnya Ghozali 2006:110. Deteksi normalitas dapat dilakukan dengan melihat penyebaran data titik
pada sumbu diagonal dari grafik. Menurut Ghozali 2006:112, dasar pengambilan keputusan dari uji normalitas adalah:
1. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti
arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
2. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak
mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
Uji normalitas juga dapat dilihat dari uji statistik non- parametrik Kolmogorov-Smirnov K-S. Uji K-S dilakukan dengan
membuat hipotesis : Ho : Data residual berdistribusi normal p 0,05
Ha : Data residual tidak berdistribusi normal p 0,05.
3.8.2.2 Multikolinieritas Menurut Ghozali 2006: 91, “ uji multikolinearitas
bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas independen”. Model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Pengujian multikolinearitas dilakukan dengan melihat nilai 1
tolerance dan lawannya, dan 2 variance inflation factor VIF. Jika nilai tolerance lebih kecil dari 0,10 atau nilai VIF lebih besar dari
10, maka terjadi multikolinearitas di antara variabel bebas independen.
3.8.2.3 Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas ditujukan untuk menguji apakah
dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dan residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari
residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastis dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas
Ghozali, 2006: 105. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Cara untuk
mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat diketahui dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot
antara nilai prediksi variabel terikat ZPRED dengan residualnya SRESID di mana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan
sumbu X adalah residual Y prediksi – Y sesungguhnya. Dasar
analisis dari uji heteroskedastis melalui grafik plot adalah sebagai berikut:
1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk
pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar kemudian menyempit, maka mengindikasikan telah terjadi
heteroskedastisitas. 2.
Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas.
3.8.2.4 Uji Autokorelasi Menurut Ghozali 2006 : 95, “uji autokorelasi bertujuan
menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu
pada periode t-1 sebelumnya”. Apabila terjadi korelasi maka akan ada problem autokorelasi. Cara yang dapat dilakukan untuk
mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi adalah dengan melakukan uji Durbin Watson, yaitu uji yang digunakan untuk autokorelasi
tingkat satu first order autocorrelation dan mensyaratkan adanya intercept konstanta dalam model regresi dan tidak ada variabel lag
di antara variabel independen Ghozali, 2006: 96.
3.8.3 Analisis Metode Jalur
Setelah model regresi memenuhi syarat Uji Asumsi Klasik maka selanjutnya adalah analisis metode jalur. Metode jalur path analysis
dilakukan dengan bantuan program SPSS 18. Koefisien jalur dihitung dengan membuat dua persamaan struktural yaitu persamaan regresi yang
menunjukkan hubungan dihipotesiskan Ghozali, 2006:174. Persamaan penelitian yang digunakan sebagai berikut:
Lev = β1Lik + e1.....................................................................persamaan 1 H2
KK= β1Lik + β2Lev + e2 .........................................................persamaan 2 H1 H2
Keterangan: Lev : Leverage
Lik : Likuiditas KK : Kinerja Keuangan
β1, β2 : Koefisien Standar e1, e2 : Residual
Hubungan langsung terjadi jika satu variabel mempengaruhi variabel lainnya tanpa ada variabel ketiga yang memediasi. Hubungan tidak
langsung adalah jika ada variabel ketiga yang memediasi hubungan kedua variabel tadi Ghozali 2006:175 dan hubungan ini menggunakan analisis
regresi.
3.8.4 Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan SPSS 18. Dengan melakukan beberapa uji:
3.8.4.1 Uji Signifikansi Parsial t-test Dilakukan Uji t sebagai uji koefiseien jalur secara individu
untuk mengetahui signifikansi pengaruh variabel independen dan variabel intervening secara individu terhadap variabel dependen.
Ho : β1 = 0Tidak ada pengaruh yang signifikan dari current rasio dan debt to asset rasio terhadap return on asset
Hi : β1 ≠ 0Ada pengaruh yang signifikandari current rasio dan debt to asset rasio terhadap return on asset
Ho diterima jika t hitung t tabel pada α= 5
H1 diterima jika t hitungt tabel padaα= 5
3.8.4.2 Identifikasi Determinan R
2
Koefisien Determinan R
2
digunakan untuk mengukur seberapa besar perananan variabel bebas dan intervening
mempengaruhi perubahan yang terjadi pada variabel terikat. Besarnya koefisien determinasi ini adalah 0 sampai dengan 1. Nilai
R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas.
Nilai yang mendekati satu berarti variabel- variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan
untuk memprediksi variasi variabel dependen Ghozali 2006:8.
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN
4.1 Gambaran Umum Variabel Penelitian 4.1.1 Likuiditas
Likuiditas dalam penelitian ini diukur dengan current ratio CR. Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka
pendeknya dengan menggunakan aktiva lancarnya. Current Ratio ini merupakan perbandingan aktiva lancar dengan hutang lancar atau dinyatakan
dengan:
Hasil perhitungan CR selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 1 dan
terangkum pada tabel 4.1. Tabel 4.1
Gambaran Umum Likuiditas
Interval Frekuensi
Presentase 2013
2012 2011
2013 2012
2011
120 ≤ CR ≤282,8
23 25
25 65,7
71,4 71,4
282,8 ≤ CR ≤445,6 11
9 7
31,4 25,7
20 445,6
≤ CR ≤608,4 0 1
2,9 608,4
≤ CR ≤771,2 1 2
2,9 5,7
771,2 ≤ CR ≤934
1 2,9
Jumlah 35
35 35
100 100
100
4.1.2 Kinerja Keuangan
Kinerja Keuangan dalam penelitian ini diukur dengan return on asset ROA. ROA dihitung dengan perbandingan laba setelah pajak dengan total
aktiva. Return on Assets = Profit Before Income Tax Total Assets
Hasil perhitungan kinerja keuangan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 1 dan terangkum pada tabel 4.2
Tabel 4.2 Gambaran Umum Kinerja Keuangan.
4.1.3 Leverage
Leverage dalam penelitian ini diukur dengan total debt to total assets ratio. Leverage ini menunjukkan berapa bagian dari aktiva yang digunakan
untuk menjamin utang. Debt to total assets ini merupakan perbandingan total hutang dengan total aktiva.
Interval Frekuensi
Presentase 2013
2012 2011
2013 2012
2011
1,5 ≤ KK ≤9,54
20 12
14 57,1
34,3 40
9,54 ≤ KK ≤17,58
13 19
18 37,2
54,2 51,4
17,58 ≤ KK ≤25,62
2 3
2 5,7
8,6 5,7
25,62 ≤ KK ≤33,66
1 2,9
33,66 ≤ KK ≤41,7
1 2,9
Jumlah 35
35 35
100 100
100
Hasil perhitungan leverage selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 1 dan terangkum pada tabel 4.3.
Tabel 4.3 Gambaran Umum Leverage
4.2 Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik merupakan prasyarat analisis regresi ganda. Dalam uji asumsi klasik ini meliputi uji normalitas, uji multikoliniearitas, uji
heteroskedastisitas dan uji autokolerasi. Apabila data tidak berdistribusi normal dan mengandung heteroskedastisitas maka perlu adanya perbaikan model regresi
dengan cara mentransformasi data dalam bentuk logaritma. Data hasil transformasi tersebut selanjutnya dianalis kembali menggunakan analisis regresi.
Apabila data masih mengandung multikolinieritas maka salah satu variabel bebas dihilangkan.
Interval Frekuensi
Presentase 2013
2012 2011
2013 2012
2011
14 ≤ DER ≤27,2
12 8
9 34,3
22,8 25,7
27,2 ≤ DER ≤40,4 9
13 10
25,7 37,2
28,5 40,4
≤ DER ≤53,6 9 10
13 25,7
28,5 37,2
53,6 ≤ DER ≤66,8 4
3 3
11,4 8,6
8,6 66,8
≤ DER ≤80 1
1 2,9
2,9 Jumlah
38 38
38 100
100 100
4.2.1 Uji Normalitas
Hasil uji normalitas dalam kajian penelitian ini menggunakan P-P plot. Apabila grafik yang diperoleh dari output SPSS ternyata titik-titik
mendekati garis diagonal, dapat disimpulkan bahwa model regresi berdistribusi normal. Lebih jelasnya hasil uji normalitas data dapat dilihat
pada grafik berikut.: PERSAMAAN 1 : Lev = β1Lik + e1
Gambar 4.1 P-P Plot pengujian normalitas model Regresi 1
Dari grafik normal probility plots titik-titik menyebar berhimpit di sekitar diagonal dan hal ini menunjukkan bahwa residual terdistribusi secara
normal. Uji normalitas juga dapat dilihat dari uji statistik non-parametrik
Kolmogorov-Smirnov K-S. Hasil uji Kolmogorov-Smirnov menunjukkan
nilai signifikansi Kolmogorov-Smirnov sebesar 0,080 yang berarti lebih besar dari 0,05 yang menunjukan data berdistribusi normal.
PERSAMAAN 2 : KK= β1Lik + β2Lev + e
Gambar 4.2 P-P Plot pengujian normalitas model Regresi 2
Dari grafik normal probility plots titik-titik menyebar berhimpit di sekitar diagonal dan hal ini menunjukkan bahwa residual terdistribusi secara
normal. Uji normalitas juga dapat dilihat dari uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov K-S. Hasil uji Kolmogorov-Smirnov menunjukkan
nilai signifikansi Kolmogorov-Smirnov sebesar 0,200 yang berarti lebih besar dari 0,05 yang menunjukan data berdistribusi normal.
4.2.2 Uji Multikolinearitas
Uji multikolinieritas digunakan untuk menguji apakah antara variabel bebas memiliki hubungan yang sempurna atau tidak. Syarat diterimanya
model regresi ganda apabila antara variabel bebas tidak mengandung korelasi yang sempurna. Pengujian multikolinieritas dapat dilihat dari nilai variance
inflance faktor VIF berdasarkan hasil output SPSS. Apabila nilai VIF 10 dan mendekati 1 dapat disimpulkan bahwa asumsi adanya multikolinieritas
ditolak. Hasil analisis multikolinieritas selengkapnya dapat dilihat pada tabel 4.4 dan tabel 4.5.
Tabel 4.4 Uji Multikolinearitas Persamaan 1
Coefficients
a
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF 1
Likuiditas 1.000 1.000
a. Dependent Variable: leverage
Tabel 4.5 Uji Multikolinearitas Persamaan 2
Coefficients
a
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF 1
Likuiditas .462
2.164 Leverage
.462 2.164
a. Dependent Variable: kinerja_keuangan
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai VIF pada persamaan 1 untuk variabel likuiditas LIK sebesar 1,000, nilai VIF 10 yang berarti
bahwa model regresi persamaan 1 tidak mengandung multikolinieritas. Begitu juga dengan persamaan 2 diperoleh nilai VIF untuk variabel likuiditas
sebesar 2,164, untuk variabel leverage sebesar 2,164. Kedua nilai VIF 10 yang berarti bahwa model regresi persamaan 2 tidak mengandung
multikolinieritas.
4.2.3 Uji Heteroskedastisitas
Secara grafis dapat dilihat dari multivariate standardized Scatterplot. Dasar pengambilannya apabila sebaran nilai residual terstandar tidak
membentuk pola tertentu namun tampak random dapat dikatakan bahwa model regresi bersifat homogen atau tidak mengandung heteroskedastisitas.
Lebih jelasnya dapat dilihat dari gambar berikut :
Gambar 4.3 Pengujian heteroskedastisitas model Regresi 1
Terlihat dari gambar 4.3 , titik-titik tersebar di sekitar nol pada sumbu vertikal dan tidak membentuk pola tertentu atau terlihat acak, sehingga dapat
disimpulkan bahwa model regresi persamaan 1 tidak mengandung heteroskedastisitas atau bersifat homogen.
Gambar 4.4 Pengujian heteroskedastisitas model Regresi 2
Terlihat dari gambar 4.4 , titik-titik tersebar di sekitar nol pada sumbu vertikal dan tidak membentuk pola tertentu atau terlihat acak, sehingga dapat
disimpulkan bahwa model regresi persamaan 1 tidak mengandung heteroskedastisitas atau bersifat homogen.
4.2.4 Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan
pengganggu pada periode t-1 sebelumnya. Apabila terjadi korelasi maka akan ada problem autokorelasi. Cara yang dapat dilakukan untuk mendeteksi
ada atau tidaknya autokorelasi adalah dengan melakukan uji Durbin Watson.
Tabel 4.6 Pengujian Autokorelasi
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of
the Estimate Durbin-Watson
1 .457
a
.209 .160
4.77108 2.041
a. Predictors: Constant, leverage, likuiditas b. Dependent Variable: kinerja_keuangan
Penelitian ini jumlah sampelnya sebanyak 25 dan variabel bebasnya ada 2, sehingga nilai dU adalah 1,5838 dan nilai 4-dU adalah 2,4162. Dengan
demikian Durbin Waston berada diantara nilai dU dan 4-dU, yaitu 1,5838 2,041 2,4162. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi.
4.3 Analisis Jalur
Metode analisis jalur untuk pengujian pengaruh variabel intervening. Hasil penghitungan sub-struktural 1 adalah sebagai berikut
Tabel 4.7 Koefisien Jalur 1
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant
54.484 3.073
17.728 .000
Likuiditas -.066
.011 -.733
-6.197 .000
a. Dependent Variable: leverage
Dan Hasil penghitungan sub-struktural 2 adalah sebagai berikut
Tabel 4.8 Koefisien Jalur 2
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant
5.992 5.887
1.018 .316
Likuiditas .018
.009 .448
1.937 .062
Leverage -.006
.103 -.013
-.054 .957
a. Dependent Variable: kinerja_keuangan
Analisis jalur dalam bentuk persamaan adalah sebagai berikut:
Lev = - 0,733Lik + 0,68 ...........................................................persamaan 1 KK = 0,448Lik – 0,013Lev + 0,89 ...........................................persamaan 2
Tabel berikut memberikan rangkuman pengaruh Likuiditas dan Leverage terhadap Kinerja Keuangan.
Tabel 4.9 Analisis Jalur
Variabel Koefisien
Standar T
Sig. Keterangan
H1 Lik KK
0,448 1,937
0,062 Tidak signifikan H2a Lik Lev
-0,733 -6.197
0,000 Signifikan H2b Lev KK
-0,013 -0.054
0,957 Tidak signifikan H2
Lik Lev KK 0,009529
Berdasarkan Tabel 4.8 dapat menjelaskan pengaruh langsung dan pengaruh tidak langsung antar variabel dalam penelitian. Pengaruh langsung Likuditas
terhadap kinerja keuangan sebesar 0.448, dan pengaruh Likuiditas melalui variabel intervening Leverage terhadap kinerja keuangan sebesar -0,733x -0.013 =
0,009529. Hasil penelitian menunjukan nilai koefiien jalur yang langsung antara likuiditas dan kinerja lebih besar dibanding pengaruh tidak langsung. Hal ini
menunjukan hubungan yang terjadi adalah hubungan langsung, dimana variabel likuiditas dan kinerja keuangan berpengaruh tanpa adanya mediasi variabel
leverage.
4.4 Pengujian Hipotesis