Intisari Ajaran Buddha Khuddaka Nikaya

Bab IX Intisari Ajaran Buddha

Kompetensi Inti 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli gotong royong, kerjasama, toleran, damai, santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia 3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesiik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan Kompetensi Dasar 3.4 Mendeskripsikan sejarah penulisan, ruang lingkup dan intisari Tipitaka 4.4 Membuat peta konsep tentang Tipitaka Setelah mempelajari bab IX ini diharapkan peserta didik dapat: 1. Menjelaskan intisari ajaran Buddha 2. Menguraikan jenis-jenis perbuatan yang seyogianya dihindari dalam kehidupan sehari-hari 3. Menguraikan jenis-jenis kebajikan yang seyogianya dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari 4. Mempraktikkan ajaran Buddha dalam kehidupan sehari-hari Materi Pembelajaran Intisari Ajaran Buddha 225 Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti Diunduh dari http:bse.kemdikbud.go.id Sumber Belajar 1. Buku Teks Pendidikan Agama Buddha Kelas X 2. Buku Panduan Tripitaka 3. Buku Keyakinan Umat Buddha 4. Buku Wacana Buddha Dharma 5. Kitab Suci Dhammapada Metode Pembelajaran 1. Diskusi 2. Tanya Jawab 3. Tugas Alokasi Waktu 4 x 3 Jam Pelajaran 4 x Pertemuan Tahukah Kamu? Seseorang akan mencapai kebahagiaan jika ia tidak berbuat kejahatan dan mengembangkan kebajikan. Baik kebahagiaan di dunia maupun kebahagiaan setelah kehidupan ini terlahir di alam surga. Tahukah Kamu bahwa tujuan hidup seperti itu menurut ajaran Buddha bukanlah merupakan kebahagiaan tertinggi. Kebahagiaan di dunia ini dan di alam surga masih temporer, bersifat sementara. Petunjuk Guru Pada tahap ini setelah guru melakukan kegiatan apersepsi, guru menggunakan pendekatan pemecahan masalah problem solving dengan menugasi peserta didik untuk mengamati kehidupan di masyarakat tentang umat beragama, kemudian meminta peserta didik menginterpretasikan hasil pengamatan tersebut dan menemukan hubungan sebab-akibatnya. Selanjutnya peserta didik diminta untuk menemukan berbagai alternatif pemecahan masalah, dan terakhir memilih solusi terbaik pemecahan masalah berdasarkan interpretasi peserta didik terhadap kehidupan umat beragama yang selama ini masih bersifat formalitas belaka. Sebelum Pembelajaran • Siapkan format penilaian sikap dan keterampilan • Siapkan alat-alat peraga yang dapat membantu proses pembelajaran • Siapkan gambar-gambar atau kasus yang sesuai dengan materi pembelajaran 226 Kelas X SMASMK Diunduh dari http:bse.kemdikbud.go.id Proses Pembelajaran Ayo Mengamati Peserta didik secara individukelompok diskusi diajak untuk mengamati kisah di bawah ini.. Peserta didik dibentuk dalam kelompok diskusi kemudian diajak untuk mengamati dengan membaca salah satu kisah dari Dhammapada Atthakatha berikut ini. Simaklah baik-baik kisah di bawah ini Kisah Seorang Brahmana Suatu saat seorang brahmana menyaksikan sekelompok bhikkhu sedang membenahi jubah, ketika mereka mempersiapkan diri memasuki kota untuk menerima dana makanan. Sementara menyaksikan, ia melihat bahwa jubah beberapa bhikkhu tersebut menyentuh tanah dan menjadi basah oleh embun yang terdapat di rerumputan. Maka ia membersihkan bidang tanah itu. Hari berikutnya, ia melihat bahwa jubah para bhikkhu menyentuh tanah lumpur, jubah tersebut menjadi kotor. Maka ia menutupi tanah tersebut dengan pasir. Kemudian pula, ia memperhatikan bahwa para bhikkhu akan berkeringat saat matahari bersinar dan menjadi basah saat hujan turun. Akhirnya, ia membangun sebuah rumah peristirahatan untuk para bhikkhu di tempat di mana mereka berkumpul sebelum memasuki kota untuk menerima dana makanan. Ketika bangunan tersebut telah selesai, ia mengundang Buddha dan para bhikkhu untuk menerima dana makanan. Brahmana tersebut menjelaskan kepada Buddha bagaimana ia telah melaksanakan perbuatan baik tersebut selangkah demi selangkah. Kepadanya Buddha berkata, ”O Brahmana Para bijaksana melaksanakan perbuatan baik mereka sedikit demi sedikit, dan secara bertahap serta terus menerus mereka menanggalkan noda-noda kekotoran batin”. Kemudian Buddha membabarkan syair 239 berikut: Dengan latihan bertahap, sedikit demi sedikit, dari waktu ke waktu, hendaklah orang bijaksana membersihkan noda-noda yang ada dalam dirinya, bagaikan seorang pandai perak membersihkan perak yang berkarat. Brahmana itu mencapai tingkat kesucian sotapatti setelah khotbah Dhamma tersebut berakhir. 227 Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti Diunduh dari http:bse.kemdikbud.go.id Ayo Bertanya • Mintalah peserta didik untuk menuliskan pertanyaan tentang kisah di atas • Beberapa contoh pertanyaan, misalnya: Mengapa dalam kehidupan sehari-hari kita menghindari kejahatan, mengembangkan kebajikan, dan menyucikan pikiran atau batin kita? Apa manfaatnya jika kita tidak melakukan kejahatan, mengembangkan kebajikan, menyucikan pikiran? Ajaran Buddha Ayo Mengeksplorasi Mintalah peserta didik untuk membaca atau mengumpulkan data informasi tentang ajaran Buddha yang berkaitan dengan materi pembelajaran. Mintalah peserta didik benar-benar memahami tentang informasi tersebut. Berilah beberapa pertanyaan untuk mengecek siswa yang sudah dan yang belum memahami ajaran yang diberikan 228 Kelas X SMASMK Diunduh dari http:bse.kemdikbud.go.id Sumber: Kumpulan Lagu-Lagu Buddhis, Bimas Buddha Provinsi Jawa Barat, 2010 Gambar 9.1 Lagu Hadirkan Cinta Ringkasan Vinaya Pitaka Tidak berbuat Kejahatan Berbuatlah Kebajikan Ringkasan Sutta Pitaka Sucikan Pikiran Ringkasan Abhidhamma Pitaka

A. Tidak Berbuat Kejahatan