Dari sejarah penyusunan Tipitaka terlihat bahwa setelah Tipitaka ditulis pada abad pertama sebelum Masehi di Aluha-Vihara, Srilanka. Kitab Suci Vinaya Pitaka
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Kitab Suci Tipitaka dalam versi bahasa Pali yang tidak berubah sampai sekarang. Vinaya Pitaka terdiri atas lima
5 kitab, yaitu dapat dilihat pada skema di bawah ini:
Vinaya Pitaka
Mahavagga Pali
Pacittiya Parivara
Pali Parajika
Pali Culavagga
Pali
Sumber:
Gambar: Skema Pembagian Vinaya Pitaka
Vinaya Pitaka terdiri atas 21.000 pokok Dharma. Untuk dapat mempelajari dan memahami Vinaya Pitaka, kelima kitab Vinaya itu oleh pakar Vinaya disusun
menjadi 3 bagian, yaitu: Sutta Vibhanga, Khandhaka, terdiri atas dua kitab: Mahavagga dan Cullavagga; dan Parivara.
Sumber: www.greatthoughtstreasury.com
Gambar 8.6 Bhikkhu sedang mencari Tipitaka,
a. Sutta Vibhanga
Sutta Vibhanga terdiri atas dua kitab yaitu Maha Vibhanga dan Cula Vibhanga. Maha Vibhanga disebut juga Bhikkhu Vibhanga, 227 peraturan latihan yang
menjadi sumber Patimokkha-sila. Peraturan latihan ini tidak diberikan sekaligus, tetapi setelah terjadi kasus demi kasus yang menyangkut perilaku para bhikkhu
216 Kelas X SMASMK
Diunduh dari
http:bse.kemdikbud.go.id
yang dicela oleh para bijaksana. Secara garis besar Bhikkhu Vibhanga yang berisi 227 peraturan itu terbagi
menjadi beberpa bagian, sebagai berikut: 1 Parajika : 4 peraturan
2 Sanghadisesa : 13 peraturan 3 Aniyata : 2 peraturan
4 Nissagiya Pacittiya : 30 peraturan 5 Pacittiya : 92 peraturan
6 Patidesaniya : 4 peraturan 7 Sekhiyadhamma : 75 peraturan
8 Adhikaranasamatha : 7 peraturan
Sementara itu, Bhikkhuni Vibhanga berisi 311 peraturan untuk bhikkhuni, yaitu:
1 Parajika : 8 peraturan 2 Sanghadisesa : 17 peraturan
3 Nissagiya Pacittiya : 30 peraturan 4 Pacittiya : 116 peraturan
5 Patidesaniya : 8 peraturan 6 Sekhiyadhamma : 75 peraturan
7 Adhikaranasamatha : 7 peraturan
b. Khandhaka
Khandhaka terdiri atas Mahavagga dan Cullavagga. Mahavagga berisi: aturan memasuki sangha; upacara uposattha; peraturan tempat tinggal selama
musim hujan vassa; upacara penutupan musim hujan pada akhir vassa pavarana; peraturan mengenai pakaian dan perobatan hidup bhikkhu; obat-
obatan dan makanan; upacara pemberian jubah, dan pembagian jubah tahunan; peraturan mengenai bahan jubah, aturan tidur dan bhikkhu yang sakit; tata cara
melaksanakan keputusan sangha sangha kamma; dan tata cara menyelesaikan perselisihan dalam sangha.
Cullavagga berisi: peraturan-peraturan untuk menangani pelanggaran- pelanggaran yang dihadapkan kepada sangha; tata cara penerimaan kembali seorang
bhikkhu ke dalam sangha setelah melakukan pembersihan atas pelanggaran; tata cara menangani masalah-masalah yang timbul; berbagai peraturan yang mengatur
cara mandi, mengenakan jubah; tempat tinggal, peralatan, tempat bermalam; perpecahan; perlakuan kepada berbagai kelompok bhikkhu, kewajiban-kewajiban
guru acariya dan samanera; pengucilan dari upacara pembacaan patimokkha; petahbisan dan bimbinganpetunjuk bagi para bhikkhuni; kisah mengenai pa-
samuan Agung pertama di Rajagaha; dan kisah mengenai pesamuan Agung ke dua di Vesali.
217 Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti
Diunduh dari
http:bse.kemdikbud.go.id
c. Parivara