Seni dan Apresiasi Seni dan Budaya Buddhis

Ayo Mengasosiasi • Ayo mengasosiasi dengan menganalisis informasi yang terdapat pada sumber tertulis dan atau internet serta sumber lainnya untuk mendapatkan kesimpulan tentang seni dan budaya Buddhis • Mencari hubungan antara berbagai karya seni yang ada dalam masyarakat dan seni budaya buddhis, misalnya: 1. Seni Sastra 2. Seni Pahat 3. Seni Lukis 4. Seni Tari, 5. ….

C. Seni dan Apresiasi

Kegiatan manusia yang mereleksikan kenyataan dalam sesuatu karya, yang berkat bentuk dan isinya mempunyai daya untuk membangkitkan pengalaman tertentu dalam alam rohani si penerimanya. Pembedaan bentuk rupabheda; bentuk-bentuk yang dimaksud harus dapat segera dikenali oleh orang yang melihatnya. Kesamaan dalam penglihatan sadrsya, bentuk yang terlihat harus sesuai dengan ide yang terkandung di dalamnya. Ukuran yang tepat pramana, keseimbangan bentuk dan ide terlihat pada harmoni dari ukuran atau proporsinya. Ke-serasian pengaturan wama warnikabhangga komposisi wama sesuai dengan ide, watak atau perlambangan. Suasana dan emosi atau pancaran rasa bhava, me- ngungkapkan salah satu rasa dengan jelas. Daya pesona lavanya, menimbulkan kesan yang dalam, bahkan bisa mempengaruhi batin orang yang melihatnya. Sifat Kreatif Sifat Dasar Seni Semesta atau universal Keabadian sebab seni dapat hidup sepanjang masa Nilai ekspresi atau perasaan Individualitas Sumber :Mahathera Nyanasuryanadi, Yogyakarta, 5 April 2011 Gambar 5.3 Sifat dasar seni 150 Kelas X SMASMK Diunduh dari http:bse.kemdikbud.go.id Fungsi Seni Fungsi Seni Pendidik Artistik Guna Seni Terapan Kesehatan Terapi Hiburan Komunikasi Ritual Sumber :Mahathera Nyanasuryanadi, Yogyakarta, 5 April 2011 Gambar 5.4 Fungsi seni Fungsi Seni Apresiasi Seni Pengetahuan Persepsi Apresiasi value nilai, empathy dan feeling Penilaian Analisis Pengertian Sumber :Mahathera Nyanasuryanadi, Yogyakarta, 5 April 2011 Gambar 5.5 Apresiasi seni 151 Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti Diunduh dari http:bse.kemdikbud.go.id

D. Seni dan Budaya Buddhis

Nilai budaya mengonsepsikan hal-hal yang paling bernilai dalam kehidupan masyarakat. Sebagai wujud ideal, kebudayaan atau adat berfungsi mengatur kelakuan. Nilai budaya merupakan tingkatan adat yang bersifat abstrak dan luas ruang lingkupnya. Tingkatan adat di bawahnya berturut-turut menjadi lebih konkret dari norma, hukum hingga aturan-aturan khusus. Semua nilai dan norma, sebagaimana pengetahuan dan kepercayaan, diekspresikan dalam bentuk simbol. Simbol-simbol memungkinkan kita menciptakan, mengkomunikasikan dan mengambil bagian serta mengalihkan komponen-komponen kebudayaan kepada generasi berikutnya. Simbol adalah sesuatu yang dapat memberikan makna. Ada beberapa wujud simbol, yakni berupa benda, kata-kata, dan tindakan. Gambar dan patung, dekorasi dan arsitektur tempat beribadat, pembacaan ayat-ayat kitab suci dan doa, gerakan menyembah dan sikap bersemadi, merupakan ungkapan keberagamaan yang memakai simbol- simbol. Simbolisme merupakan nafas hidup suatu agama. Setiap perasaan, cita-cita dan institusi yang di hubungkan dengan fenomena agam berada dalam lingkaran simbol. Simbol mendapatkan maknanya dalam konteks tertentu. Mungkinsaja suatu obyek yang sama, bahkan kalo dipakai untuk tujuan yang sama bisa berlainan sekali artinya dalam lingkungan kebudayaan yang berbeda. Sebaliknya, obyek yang tidak sama bisa jadi memberi arti yang serupa. Karna itu pengakuan bahwa suatu wujud simbol pada kebudayaan tertentu bercirikan Buddhis, tidak menyingkirkan kemungkinan kebudayaan lain yang tidak menunjukan hal yang serupa juga bersifat Buddhis. Nilai-nilai Buddhis yang berdasar pada berbagai kebudayaan harus dikenali dari hakikat dan arti simbol, tidak terbatas hanya pada wujud simbol itu sendiri. Selain itu, mengutip pendapat To hi Anh, jika sebuah kebudayaan lebih mengembangkan suatu nilai tertentu, bukan berarti bahwa nilai lain dimustahilkan.

E. Macam-Macam Seni dan Budaya