Rumusan Masalah Hipotesis PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori

2.1.1. Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil dari tahu yang terjadi melalui proses sensoris khususnya mata dan telinga terhadap objek tertentu. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya perilaku terbuka overt behavior. Perilaku didasari pengetahuan umumnya bersifat langgeng. 11 Proses adopsi perilaku, menurut Notoatmodjo S. 1997 yang mengutip pendapat Rogers 1974, sebelum seseorang mengadopsi perilaku, di dalam diri orang tersebut terjadi suatu proses yang berurutan, yaitu : 11 a Awareness kesadaran, individu menyadari adanya stimulus. b Interest tertarik, individu mulai tertarik pada stimulus. c Evaluation menimbang-nimbang, individu menimbang-nimbang tentang baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya. Pada proses ketiga ini subjek sudah memiliki sikap yang lebih baik lagi. d Trial mencoba, individu sudah mulai mencoba perilaku baru. e Adoption, individu telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, sikap, dan kesadarannya terhadap stimulus Tingkatan pengetahuan di dalam domain kognitif mencakup 6 tingkatan, yaitu : 11 a Tahu Tahu memiliki arti suatu kemampuan yang dapat mengingat kembali suatu hal yang dulunya pernah diterima dan dipelajari. Sehingga tahu menjadi tingkatan pengetahuan yang paling rendah diantara yang lainnya di dalam domain kognitif. Yang dimaksud dengan tahu adalah dimana seseorang mampu menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan dan menyatakan suatu hal yang pernah dipelajari sebelumnya. b Memahami Memahami berarti mempunyai suatu kemampuan dalam menjelaskan serta menginterpretasikan suatu objek tertentu yang pernah dipelajari dan diketahui sebelumnya dengan baik dan benar. Dikatakan sudah dapat memahami ketika seseorang tersebut dapat dan mampu untuk menjelaskan, memberikan contoh dan menyimpulkan terkait suatu hal yang pernah dipelajari sebelumnya. c Penerapan Penerapan dalam pengetahuan berarti seseorang telah mampu untuk mengaplikasikan suatu materi yang pernah dipelajarinya serta mampu dalam menggunakan suatu hukum, rumus dan metode ke dalam situasi dan kondisi yang nyata dalam suatu kehidupan. d Analisis Seseorang dikatakan mampu menganalisis suatu materi adalah ketika orang tersebut mampu menggambarkan, membedakan, memisahkan, membuat bagan-bagan tertentu termasuk bagan dari adopsi suatu perilaku serta mampu membedakan pengertian dari psikologis dan fisiologis. Dapat disimpulkan bahwa analisis merupakan suatu kemampuan untuk menguraikan secara detail dan spesifik sampai ke bagian yang paling kecil dari suatu materi yang pernah dipelajari sebelumnya.

Dokumen yang terkait

Hubungan Pengetahuan dan Sikap RemajaTentang Kesehatan Reproduksi Dengan Perilaku Seksual Di SMA Bayu Pertiwi Sunggal Tahun 2015

0 45 100

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI DAN SIKAP SEKSUALITAS DENGAN PERILAKU PACARAN Hubungan Antara Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Dan Sikap Seksualitas Dengan Perilaku Pacaran Pada Pelajar Slta Di Kota Semarang.

0 6 16

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PEMELIHARAAN ORGAN REPRODUKSI DENGAN RISIKO Hubungan Tingkat Pengetahuan, Sikap Dan Perilaku Pemeliharaan Organ Reproduksi Dengan Risiko Kejadian Keputihan Pada Siswi Kelas X Sma Negeri 1 Wonosari Kabupat

0 0 16

PENDAHULUAN Hubungan Tingkat Pengetahuan, Sikap Dan Perilaku Pemeliharaan Organ Reproduksi Dengan Risiko Kejadian Keputihan Pada Siswi Kelas X Sma Negeri 1 Wonosari Kabupaten Klaten.

0 0 8

DAFTAR PUSTAKA Hubungan Tingkat Pengetahuan, Sikap Dan Perilaku Pemeliharaan Organ Reproduksi Dengan Risiko Kejadian Keputihan Pada Siswi Kelas X Sma Negeri 1 Wonosari Kabupaten Klaten.

0 0 5

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PEMELIHARAAN ORGAN REPRODUKSI DENGAN RISIKO KEJADIAN Hubungan Tingkat Pengetahuan, Sikap Dan Perilaku Pemeliharaan Organ Reproduksi Dengan Risiko Kejadian Keputihan Pada Siswi Kelas X Sma Negeri 1 Wonosa

0 0 12

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI WANITA DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Kesehatan Reproduksi Wanita Dengan Perilaku Pencegahan Keputihan Pada Siswi Di Sma Negeri 1 Jatinom.

0 1 16

PENDAHULUAN Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Kesehatan Reproduksi Wanita Dengan Perilaku Pencegahan Keputihan Pada Siswi Di Sma Negeri 1 Jatinom.

0 1 5

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI WANITA DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Kesehatan Reproduksi Wanita Dengan Perilaku Pencegahan Keputihan Pada Siswi Di Sma Negeri 1 Jatinom.

0 0 14

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Terhadap Perilaku Kesehatan Reproduksi Pada Siswa-Siswi SMA Swasta "X" Di Kota Bandung.

0 0 40