89.41 dan gejala paling sedikit yang dikeluhkan oleh responden saat keputihan adalah demam yaitu 4 orang 0.51.
Tabel 4.15. Distribusi responden berdasarkan frekuensi gejala keputihan pada siswi SMA se-derajat di wilayah Tangerang Selatan
Tahun 2015
Karakteristik keputihan Tanda-tanda keputihan patologis
yang ada n
Tidak ada tanda 43
4.18 + 1
140 13.6
+ 2 298
28.9 + 3
304 29.5
+ 4 204
19.8 + 5
40 3.88
Total 1029
100
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa responden yang tidak memiliki tanda-tanda keputihan patologis yaitu 43 orang 4.18,
memiliki 1 tanda positif sebanyak 140 orang 13.6, memiliki 2 tanda positif sebanyak 298 orang 28.9, memiliki 3 tanda positif sebanyak
304 orang 29.5, memiliki 4 tanda positif sebanyak 204 orang 19.8 dan memiliki semua tanda keputihan patologis sebanyak 40 orang
3.88. Tabel 4.16. Distribusi responden berdasarkan klasifikasi keputihan yang
pernah dialami oleh siswi di beberapa SMA se-derajat di wilayah Tangerang Selatan Tahun 2015
Klasifikasi keputihan Fisiologis
Patologis
N n
481 46.7
548 53.3
Berdasarkan tabel diatas diketahui responden dengan keputihan yang fisiologis yaitu 481 orang 46,7 dan responden dengan keputihan
yang patologis yaitu 548 orang 53,3.
4.2.5 Hubungan Pengetahuan dengan Keputihan
Tabel 4.17. Hubungan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi dengan kejadian keputihan pada siswi SMA se-derajat di wilayah
Tangerang Selatan Tahun 2015
Tingkat pengetahuan
Kejadian keputihan Total
P value Patologis
Fisiologis n
n
Kurang 452
56.4 350
43.6 802
100 0.001
Sedang 84
43.5 109
56.5 193
100 Baik
12 35.3
22 64.7
34 100
Total 548
53.3 481
46.7 1029 100
Berdasarkan tabel diatas diketahui responden dengan tingkat pengetahuan kurang yang mengalami keputihan patologis yaitu 452 orang
56.4. Responden dengan tingkat pengetahuan sedang yang mengalami keputihan patologis yaitu 84 orang 43.5. Responden dengan tingkat
pengetahuan baik yang mengalami keputihan yaitu 12 orang 35.4. Sedangkan responden dengan tingkat pengetahuan kurang yang
mengalami keputihan fisiologis yaitu 350 orang 43.6. Responden dengan tingkat pengetahuan sedang yang mengalami keputihan fisiologis
yaitu 109 orang 56.5 dan responden dengan tingkat pengetahuan baik yang mengalami keputihan fisiologis yaitu 22 orang 64.7.
Dari hasil uji statistik diperoleh nila probabilitas p value 0.001 yang artinya Ho ditolak atau Ha diterima dan pada alpha 5 terdapat
hubungan yang bermakna antara pengetahuan tentang kesehatan reproduksi dengan kejadian keputihan. Dapat disimpulkan bahwa
responden dengan pengetahuan kurang mempunyai resiko lebih besar untuk mengalami keputihan patologis
4.2.6 Hubungan sikap dengan keputihan
Tabel 4.18. Hubungan sikap terhadap kesehatan reproduksi dengan kejadian keputihan pada siswi SMA se-derajat di wilayah
Tangerang Selatan Tahun 2015
Tingkat sikap
Kejadian keputihan Total
P value
OR Patologis
Fisiologis N
N Negatif
275 56.6
220 44.4
495 100
0.173 1.195
Positif 273
51.1 261
48.9 534
100 Total
548 53.3
481 46.7
1029 100
Berdasarkan tabel diatas diketahui responden dengan sikap negatif yang mengalami keputihan patologis yaitu 275 orang 56.6. Responden
dengan sikap positif yang mengalami keputihan patologis yaitu 273 orang 51.1. Sedangkan responden dengan sikap negatif yang mengalami
keputihan fisiologis yaitu 220 orang 44.4 dan responden dengan sikap positif yang mengalami keputihan fisiologis 261 orang 48.9.
Dari hasil uji statistik diperoleh nilai probabilitas p value 0.173 dan OR 1.195 yang artinya Ho gagal ditolak atau Ha ditolak. Sehingga,
pada alpha 5 tidak terdapat hubungan bermakna antara sikap tentang kesehatan reproduksi dengan kejadian keputihan. Dapat disimpulkan
bahwa responden dengan tingkatan sikap baik positif maupun negatif mempunyai resiko yang sama besar untuk mengalami keputihan patologis.
4.2.7 Hubungan perilaku dengan keputihan
Tabel 4.19. Hubungan perilaku tentang kesehatan reproduksi dengan kejadian keputihan pada siswi SMA se-derajat di wilayah
Tangerang Selatan Tahun 2015
Berdasarkan tabel diatas diketahui responden dengan perilaku negatif yang mengalami keputihan patologis yaitu 245 orang 58.5 dan
responden dengan perilaku positif yang mengalami keputihan patologis yaitu 303 orang 49.7. Sedangkan responden dengan perilaku negatif
yang mengalami keputihan fisiologis yaitu 174 orang 41.5 dan responden dengan perilaku positif yang mengalami keputihan fisiologis
yaitu 307 orang 50.3. Dari hasil uji statistik diperoleh nilai probabilitas p value 0.007
yang artinya Ho ditolak atau Ha diterima. Sehingga, pada alpha 5 terdapat hubungan yang bermakna antara perilaku tentang kesehatan
reproduksi dengan kejadian keputihan. Dapat disimpulkan bahwa responden dengan perilaku negatif mempunyai peluang lebih besar
mengalami keputihan patologis daripada keputihan fisiologis.
Tingkat perilaku
Kejadian keputihan Total
P value
OR Patologis
Fisiologis n
n
Negatif 245
58.5 174
41.5 419
100 0.007
1.427 Positif
303 49.7
307 50.3
610 100
Total 548
53.3 481
46.7 1029
100
4.3 Pembahasan 4.3.1 Kejadian Keputihan
Berdasarkan penelitian diatas diketahui bahwa seluruh responden menyatakan pernah mengalami keputihan walaupun hanya sekali. Setelah
dilakukan analisis, 481 orang 46.7 mengalami keputihan yang fisiologis dan 548 orang lainnya 53.3 mengalami keputihan yang
patologis. Hasil ini sesuai dengan pernyataan bahwa di Indonesia didapatkan bahwa 75 wanita pernah mengalami keputihan minimal
sekali dalam seumur hidup dan 45 sisanya mengalami keputihan sebanyak dua kali atau lebih dalam seumur hidup.
7
Hal ini sesuai juga dengan penelitian yang dilakukan Donatila di SMA Negeri 4 Semarang
yang menyatakan bahwa 62 responden 96,9 mengalami keputihan baik fisiologis maupun patologis.
29
4.3.2 Hubungan Pengetahuan tentang Kesehatan Reproduksi
dengan Kejadian Keputihan
Berdasarkan penelitian diatas diketahui bahwa dari 1029 responden, responden dengan pengetahuan baik yang mengalami
keputihan patologis yaitu 12 35.3 orang, responden dengan pengetahuan sedang yang mengalami keputihan patologis yaitu 84 orang
43.5 dan reponden dengan pengetahuan kurang yang mengalami keputihan patologis yaitu 452 orang 56.4. Dari hasil analisis data
tersebut didapatkan nilai probabilitas p value 0.001 yang artinya terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan seseorang dengan
kejadian keputihan yang patologis.
Hal ini dibuktikan dengan data responden yang mengalami keputihan patologis sebagian besar memiliki pengetahuan tentang
kesehatan reproduksi yang kurang. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Annisa di kawasan Pondok Cabe Ilir yang