4.3 Pembahasan 4.3.1 Kejadian Keputihan
Berdasarkan penelitian diatas diketahui bahwa seluruh responden menyatakan pernah mengalami keputihan walaupun hanya sekali. Setelah
dilakukan analisis, 481 orang 46.7 mengalami keputihan yang fisiologis dan 548 orang lainnya 53.3 mengalami keputihan yang
patologis. Hasil ini sesuai dengan pernyataan bahwa di Indonesia didapatkan bahwa 75 wanita pernah mengalami keputihan minimal
sekali dalam seumur hidup dan 45 sisanya mengalami keputihan sebanyak dua kali atau lebih dalam seumur hidup.
7
Hal ini sesuai juga dengan penelitian yang dilakukan Donatila di SMA Negeri 4 Semarang
yang menyatakan bahwa 62 responden 96,9 mengalami keputihan baik fisiologis maupun patologis.
29
4.3.2 Hubungan Pengetahuan tentang Kesehatan Reproduksi
dengan Kejadian Keputihan
Berdasarkan penelitian diatas diketahui bahwa dari 1029 responden, responden dengan pengetahuan baik yang mengalami
keputihan patologis yaitu 12 35.3 orang, responden dengan pengetahuan sedang yang mengalami keputihan patologis yaitu 84 orang
43.5 dan reponden dengan pengetahuan kurang yang mengalami keputihan patologis yaitu 452 orang 56.4. Dari hasil analisis data
tersebut didapatkan nilai probabilitas p value 0.001 yang artinya terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan seseorang dengan
kejadian keputihan yang patologis.
Hal ini dibuktikan dengan data responden yang mengalami keputihan patologis sebagian besar memiliki pengetahuan tentang
kesehatan reproduksi yang kurang. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Annisa di kawasan Pondok Cabe Ilir yang
menyatakan bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan dengan kejadian keputihan pvalue=0.008.
30
Menurut Notoadmodjo, pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya perilaku.
11
Jadi, pengetahuan tentang kesehatan reproduksi yang kurang akan sangat mempengaruhi
terbentuknya perilaku negatif dalam kesehatan reproduksi. Perilaku kesehatan reproduksi yang buruk akan meningkatkan resiko seseorang
untuk mengalami suatu penyakit yang berkaitan dengan sistem reproduksi.
4.3.3 Hubungan Sikap terhadap Kesehatan Reproduksi dengan
Kejadian Keputihan
Pada penelitian diatas didapatkan bahwa responden dengan tingkatan sikap negatif adalah 495 orang 48.1 dan responden dengan
tingkatan sikap positif adalah 534 orang 51.9. Data tersebut menjelaskan bahwa sebagian besar sikap terhadap kesehatan reproduksi
siswi SMA, SMK dan MA adalah sikap yang positif. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Meyni pada siswi SMA Negeri 9 Manado
yang menyatakan bahwa 65 orang 68.75 mempunyai sikap positif dan 25 orang 31.25 mempunyai sikap negatif terhadap kesehatan
reproduksi.
31
Hasil analisis data hubungan antara sikap terhadap kesehatan reproduksi dengan kejadian keputihan memiliki nilai probabilitas p value
0.173. Hal ini mempunyai arti bahwa tidak terdapat hubungan antara sikap terhadap kesehatan repoduksi dengan kejadian keputihan. Dapat
disimpulkan bahwa individu dengan sikap negatif maupun positif terhadap kesehatan reproduksi mempunyai peluang yang sama untuk terjadinya
keputihan patologis. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Annisa di kawasan Pondok Cabe Ilir dengan nilai probabilitas p value
sebesar 0.806 yang artinya tidak terdapat hubungan antara tingkatan sikap terhadap kesehatan reproduksi dengan kejadian keputihan.
30