71
mengakibatkan nafsu birahi, atau gambar hubungan seksual atau adegan seksual adalah haram.
Meskipun pengaturan tersebut tidak menjelaskan secara langsung tentang cyber sex tetapi dapat dijadikan suatu pertimbangan dalam menangani
masalah cyber sex yang semakin berkembang.
C. Penegakan Hukum Dalam Penaggulangan Cyber Sex
Sulit menciptakan peraturan-peraturan dicyber crime, khususnya membuat cyber crime law, disebabkan perbahan-perubahan yang dibawa revolusi
teknologi informasi yang membalikkan paradigma-paradigma. Untuk membuat ketentuan hukum yang memadai didunia nyata. Tampaknya terpaksa harus rela
menunuggu revolusi melalui reda. Kiranya penting untuk belajar tentang bagaimana dahulu teknologi massal mengawali kematangan. Untuk mengisi
kekosongan aturan khusus tentang dunia maya dalam hal ini cyber sex, hukum pidana dapat dijadikan jalan pintas mengatasi persoalan-persoalan yang
berkembang, memang ada kelemahan namun ini lebih baik dari pada tidak ada aturan sama sekali.
Penegakkan hukum pidana salah satu manivestasi dan politik criminal banyak makna, yang utama tentu untuk membuat hukum tidak hanya sebagai
barang rosongkan yang tidak berguna. Kemudian penegakan hukum ini diharapkan menimbulkan efek general proventif provensi umum atau efek jera
bagi orang yang mencoba melakukan pelanggaran, atau minimal mampu menekan angka kejahatan didunia maya.
72
Penegakkan hukum pidana pasca reformasi menurut muladi adalah mewujudkan melalui perlindungan terhadap hak sipil, selain upaya
mengembalikan fungsi hukum sesuai tatanan nilai-nilai demokrasi seperti keterbukaan, tanggung jawab kebebasan dan keadilan. Untuk mencapai hal
tersebut kita memerlukan kondisi-kondisi awal yang mewujudkan bahwa proses penegakan hukum tersebut dapat dilaksanakan. Kondisi awal itu antara lain
meliputi keberadaan pemerintah yang terbuka, bertanggung jawab, dan responsive. Ini artinya pemerintah tersebut harus membuka peluang seluas-
luasnya bagi keterbukaan informasi, persamaan hukum, keadilan, kepastian hukum dan peran serta masyarakat.
61
` Sektor cyber sex, juga bersentuhan dengan sektor-sektor lain. Dan
sektor tersebut telah memiliki aturan khusus dalam pelaksanaannya, ada beberapa aturan yang bersentuhan dengan dunia cyber sex, ini dapat digunakan untuk
menjerat pelaku sehingga sepak terjang semakin sempit. Peraturan-peraturan khusus tersebut sebagai berikut.
1. Undang-undang Nomor 26 tahun 1999 lembaran Negara Republik Indonesia
tahun 1990 nomor 154 tentang Telekomunikasi. 2.
Undang-undang Nomor 39 tahun 1999 tentang HAM 3.
Undang-undang Nomor 18 tahun 2002 tentang sistem nasional penelitian, pengembangan, dan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi.
61
Muladi, penegakan hukum pasca revormasi di Indonesia, artikel pada jurnal vol.3 no September 2001.
73
4. Undang-undang Nomor 23 tahun 2002 lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4235 Tentang Perlindungan Anak. 5.
Undang-undang Nomor 19 tahun 2002 lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2002 Nomor 85 tentang hak cipta.
6. Undang-undang Nomor 40 tahun 1999 Tentang Pers.
Membuat undang-undang cyber crime, cyber law merupakan bagian yang mutlak bagi pembanggunan hukum di Indonesia. Sebagai sebuah instrument
hukum diharapkan menjadi payung bagi aktifitas pengguna internet di Indonesia. Selama ini payung hukum yang dipakai adalah ketentuan lain. Meskipun
ketentuan itu bersifat khusus namun belum memberikan pemenuhan kebutuhan secara maksimal atas persoalan hukum dalam mengaplikasikan persoalan
pelanggaran didunia cyber. Cyber sex dengan semakin berkembangnya teknologi internet, tak
selamanya memberikan efek positif bagi kehidupan umat manusia, akan selalu ada dampak negative teknologi karena teknologi selalu menyentuh aspek
organisasi dan budaya suatu masyarakat. Salah satu efek negative dari internet adalah pornografi.
62
Sangat mudah untuk mengakses situs-situs yang berisi materi porno dengan hanya sekali klik. Cukup dengan mencari keyword dengan kata-kata cabul
seseorang dapat mengakses situs-situs porno. Terkadang situs ini muncul dengan sendirinya tanpa diminta dan dicari. Mungkin bagi pengakses yang sudah dewasa,
62
www. Unlsoed. Ac. Id new empak user file cyber porn.
74
situs ini relative aman. Tetapi apabila anak-anak yang mengakses situs ini memberikan dampak yang negative. Untuk mengatasi situs ini, di Amerika
Serikat dikeluarkan undang-undang yang mengatur perihal ini yaitu Communication Decency Act CDA yang dikeluarkan tahun1996 untuk regulasi
materi-materi yang bersifat cabul didunia maya. CDA ini kemudian mengudang kritikan dimana dianggap membatasi kebebasan individu, selain itu CDA
dianggap akan menjadi tolak ukur yang mana orang yang enggan untuk berpendapat karena sensor yang dilakukan dan selain itu, anggapan mengenai
mana yang patut disensor atau tidak pada dasarnya bersifat relative dan timbul kekhawatiran akan munculnya sensor yang berlebihan.
Selain CDA, muncul pula child online protection act COPA pada tahun 1998. inti dari peraturan ini adalah melarang anak-anak dibawah usia 17
tahun untuk mengakses materi-materi internet yang berbau porno dan membahayakan kaum minoritas. COPA berlaku secara efektif dalam kondisi
ketika materi tersebut berbahaya bagi kaum minoritas, untuk tujuan komersil, dikomunikasikan melalui internet, dan orang yang memasukkan materi tersebut
ke internet, ketika orang dengan kondisi yang disebutkan diatas, maka orang tersebut dapat dikenai pelanggaran terhadap COPA.
COPA pun mendapat tantangan seperti halnya CDA dimana dianggap membatasi kebebasan berbicara dan cakupan hukum yang sempit karena hanya
mengurus perkara yang berkaitan dengan kaum minoritas. Selain undang-undang tersebut, langkah yang dapat dilakukan orang tua untuk menjaga anaknya dari
75
situs porno adalah melalui filtering yaitu dengan menambahkan saft ware yang dapat memblokir akses kesitus porno. Filtering ini juga dilakukan pada
perpustakaan yang menyediakan layanan internet gratis dimana computer ini dilengkapi oleh fibrary filtering. Selain filtering pada internet, dilakukan filtering
pada TV dimana dilengkapi dengan V-Chip yang berfungsi memonitor tayangan yang mengandung unsur kekerasan. Libel, hate speech, cyber stolking dan
copyright seperti halnya dunia nyata berbagai macam kejahatan juga dapat terjadi melalui internet. Berbagai kejahatan yang mungkin terjadi dalam dunia maya
antara lain: libel pencemaran nama baik. Hal ini umum terjadi, dan banyak kita dapat jumpainya dalam berbagai macam website yang menyediakan fasilitas
forum.
63
Melalui fasilitas ini, seseorang bebas menulis apa saja tentang seseorang maupun institusi di sisi buruknya. Banyak sekali public figure yang
mengalami hal seperti ini. Bentuk kejahatan lainnya adalah penyebaran suatu ras, etnis, agama, bangsa, oreintasi seksual maupun gender. Untuk mengatasi masalah
penyebaran kebencian ini, pemerintah Amerika Serikat mengeluarkan undang- undang Hate crime prevention act pada tahun 2003. latar belakang sosial
dikeluarkannya peraturan ini adalah pelaku hate crime yang memotivasi orang sehingga melakukan kekerasan terhadap korban. Selain itu, muncul pula cyber
stalking yaitu tindakan menjelekkan seseorang dengan menggunakan identitas
63
www. Pc media. Co, id detail. Asp? Id =425 Cid=22 Eid=-28k.
76
seseorang yang telah dicuri sehingga menimbulkan kesan buruk terhadap orang itu.
Teknologi baru dan kaitannya dengan undang-undang seiring dengan berkembangnya teknologi, sehingga diperlukan peraturan yang mengatur
penggunaan teknologi ini untuk dapat menjamin penggunaan dapat menggunakannya secara aman. Setidaknya muncul metode encryption yang
memungkinkan pengguna mengamankan informasi yang ada. Bahkan saat ini dalam kepolisian sudah ada bagian yang khusus menangani kejahatan didunia
maya.
64
Pelanggaran berupa deface situs, kerja sama cracking dengan pihak luar, pemilikan password untuk keuntungan pribadi, pengguna alat kools untuk
mengakses, mengubah, menghilangkan, merusak tanpa hak akan mendapatkan ganjaran. Kesempatan ini polri menyampaikan kesiapan peralatan teknologi
tinggi, dan kamampuan personal yang mengikuti berbagai pelatihan untuk menangkal kegiatan cyber crime.
65
Ketentuan hukum itu adalah ketentuan yang dapat menjerat para pelaku kriminalitas internet dan akses telekomunikasi, seperti ketentuan
telekomunikasi, perlindungan konsumen, anti monopoli, pornografi dan pornoaksi dan lainya.
64
www. Whandi. Net e-mail dan privasi.
65
www. Cordiac. Com blog 2007 06 12 cyber crime.
77
Tujuan pembuatan undang-undang yang khusus mengatur tentang dunia maya adalah untuk memberantas atas tindakan pelaku, dan mengatur sifat
khusus dari system pembuktian. Meskipun memiliki tujuan yang baik, namun perlu kesadaran yang
tinggi dalam upaya sungguh-sungguh untuk terus meyakinkan pemerintah akan perlunya undang-undang cyber ini, serta dengan adanya undang-undang yang
mengatur khusus tentang cyber crime dapat mempermudah bagi aparat penegak hukum terhadap penegakkan hukum dalam penggulangan cyber sex.
D. Analisis Penulis Tentang Cyber Sex