Dampak Cyber Sex Terhadap Remaja

40 seperti kehamilan diluar nikah, putus sekolah, aborsi, single parent, penyebaran penyakit kelamin HIV AIDS, tidak criminal seks seperti perkosaan dan pembunuhan yang dipicu pelampisan nafsu seks akibat mengkonsumsi materi pornografi atau cyber sex. 41

B. Dampak Cyber Sex Terhadap Remaja

Dalam kamus bahasa Indonesia, kata remaja berarti sudah sampai umur anak laki-laki atau perempuan putera atau putri, berumur 12-15 tahun. 42 Dan dalam kamus umum Bahasa Indonesia, remaja adalah dikatakan kepada anak wanita yang mulai haidh dan anak laki-laki yang sudah akil baligh. 43 Pornografi tak jauh beda dengan narkotika. Keduanya memberi candu dan mamberi efek yang membahayakan, tidak hanya diri perilaku melainkan masyarakat sekitarnya. Pornografi potensial melahirkan permisivitas seks yang karenanya muncul sex bebas free seks, pemerkosaan dan pelecehan seksual terhadap perempuan. Efek negative lain yang tak kala berbahayanya menimpa anak-anak. Ketika anak suka melihat gambar porno melalui televisi, penjaja Koran dan majalah, maka bacaan tersebut dapat mempengaruhi libiditas seksual anak. Jika seorang anak SD sebelumnya tabu mempermainkan anak perempuan sebaya, 41 Wagur. Multiply. Com jurnal item 40 rumahku surgaku-candu pornografi. 42 Eddy Soetritno, Kamus populer bahasa Indonesia, 2006, h, 42. 43 Departemen pendidikan dan kebudayaan, kamus besar bahasa Indonesia, , 1989, cet.3, h. 1182. 41 melalui pornografi mereka akan melakukan pembenaran atas perilaku yang sebelumnya dia anggap sebagai tabu. Seorang pelajar SMP,SMU, dan Perguruan Tinggi, akan terlecut libiditas seksualnya manakala sering melihat tayangan atau bacaan pornografi, secara keseluruhan, pornografi memberi efek tidak baik bagi siapa saja, tanpa memandang usia, jenis kelamin, pendidikan dan status sosial. 44 Menurut psikologi remaja terkemuka Australia, Dr. Michael Carr- Gregg, kemudahan para remaja mengakses pornografi diinternet telah memicu sebagian besar gadis remaja mempraktekkan aksi pornografi. Beberapa perempuan belia kini, lanjut greed, sudah tak sungkan untuk melakukan oral, anal, maupun seks secara berkelompok. Kahayalan kondisi ononimitas diinternet telah memberikan para gadis remaja ini sebuah kebenaraan virtual ini merupakan bukti yang jelas bahwa situasi ini semakin buruk. 45 Melalui fasilitas YPI menyediakan layanan informasi kesehatan reproduksi termasuk tentang HIV AIDS. Ada beberapa yang memerlukan tindakan medik lanjutan akan dirujuk kerumah sakit. Dari konsultasi dengan remaja, umumnya mereka dari keluarga broken home, pengguna obat-obatan dan menjalani pergaulan atau hubungan seks bebas. Pada 52 kelompok remaja yang masih aktif menjalani hubungan seks, umumnya sudah berpropesi sebagai pekcuan atau remaja yang menjajakan diri pada “oom senang” atau siapa saja yang mau memberinya uang atau imbalan lainnya. Ada beberapa diantara mereka 44 Chairil A Adjis Dudi Akasyah, Kriminologi syariah kritik terhadap sistem Rehabilitasi, Jakarta, RM books, 2007 cet.1, h. 93. 45 www. Kompas cetak. Com ver1 kesehatan. 42 yang sampai hamil namun semua diaborsi, dan mengindap penyakit kelamin. Kemudian 43 menyakut hal yang berkaitan dengan masalah seks, mulai dari menonton film porno, khayalan tentang sex, petting, homoseksual, kehamilan dan pengguguran kandungan. 46 Aktifitas cyber sex yang marak dilakukan sekarang ialah chatt webcom hal ini dan hal tersebut didukung dengan kemajuan salah satu alat komunikasi yang disebut dengan hp dengan memiliki kemampuan muti fungsi sehingga berpotensial menjadi cyber sex. Para pelajar mengaku mengetahui masalah pornografi diinternet dan kesemuanya pernah membuka situs tersebut. Tidah hanya itu para pelajar pernah mengakui melakukan chatt web com bersama pasangannya, tentu saja warnet yang berpenyekat. Para psikologi dan ahli ilmu sosial lainnya telah lama menaruh perhatian pada dampak yang ditimbulkan oleh situs-situs porno atau sering disebut juga sebagai “cyber sex”. Ada dua pandangan yang muncul sehubungan dengan hal tersebut. Pertama, pandangan yang menganggap situs porno mendorong terjadinya hal-hal yang bersifat potologis bagi user. Pandangan ini cenderung berfokus pada perilaku addictive dan compulsive. Kedua, pandangan yang menganggap bahwa situs porno hanya merupakan sarana untuk mengekplorasi dan mencari informasi mengenai masalah-masalah seksual. Dengan kata lain mengakses situs porno merupakan suatu ekspresi seksual. 46 Haru biru. Blok spot. Com 2005 0942. 43 Situs porno merupakan user netter untuk melakukan berbagai komunikasi erotik melalui computer dari tingkatan yang bersifat godaan atau lelucon porno, pencarian dan tukar-menukar informasi mengenai pelayanan seksual sampai pada diskusi terbuka tentang perilaku seks menyimpang. Selain itu komunikasi melalui internet sering kali digunakan untuk mengeksploitasi pornografi yang melibatkan anak-anak dan remaja serta alat yang dipakai untuk menyamarkan identitas seksual seseorang dengan tujuan tertentu. Hasil penelitian Bingham dengan Piotrowski 1996, mengungkapkan 4 karakteristik yang terdapat pada individu pecandu situs porno addicted to cyber sex. Keempat karakter tersebut adalah ketrampilan sosial yang tidak memadai, bergulat dengan fantasi-fantasi yang bersifat seksual, berkomunikasi dengan figur-figur ciptaan hasil imajinasinya sendiri, tidak mampu mengendalikan diri untuk tidak mengakses situs porno. Sementara itu dampak terhadap perilaku kompulsif dalam mengakses situs porno terungkap bahwa perilaku tersebut didorong oleh factor-faktor seperti kesepian loneliness, kurang percaya diri lack of self-esteem, dan kurangnya pengendalian diri terhadap masalah seksual lack of sexsual self-control. Dan situs porno sebagai tempat yang menyediakan berbagai informasi “super cepat” mengenai masalah-masalah seksual dan sekaligus menawarakan cara-cara yang baru dan tersembunyi paling tidak user merasa tidak ada orang lain yang tahu untuk memuaskan keingin tahuan seseorang dalam melakukan ekplorasi seksual. 44 Dari uraian diatas dapat terlihat bahwa pengguna internet memiliki berbagai tujuan dan alasan dalam mengakses situs porno atau cyber sex. 47 Dampak negative yang timbul dari adanya cyber sex bagi remaja adalah: 1. kecanduan akan internet yang dikenal dengan istilah “internet addiction disorder”. Beberapa ciri orang yang mengalami internet addiction disorder antara lain: semakin sering menggunakan internet, waktu yang digunakan untuk online lebih banyak dari pada waktu yang digunakan untuk kegiatan lain, mengalami 2 gangguan atau lebih seperti gangguan psikomotor, bermimpi atau berfantasi tentang internet, serta adanya perasaan sangat terganggu atau sangat bermasalah ketika mematikan koneksi internet. Menurut Ivan Goldberg dari internet Addiction Support Group, orang sangat tergantung pada internet disebabkan karena adanya keinginan untuk terus-menerus mencoba browser-browser baru, terlalu banyak bergabung dengan groups, dan men-download banyak data dari internet, menghabiskan semakin banyak waktu untuk online, mengabaikan tugas- tugas sosial, pekerjaan dan rumah tangga, telah berusaha mengurangai waktu online, tapi gagal, disebabkan agitas dan kekhawatiran akan adanya sesuatu yang hilang selama mereka offline, meneruskan surfing diinternet untuk mengalihkan dari masalah-masalah insomnia, konflik dengan pasangan, masalah ditempat kerja, masalah dengan pergaulan. 48 47 www. Halamansatu. Net index. php. 48 Aprilia. Multi. Com journal item 8. 45 2. Tidak peduli dengan masa depan Disalah satu kota di Jakarta pernah ditemukan kasus banyaknya siswa yang ketagihan game online, para siswa sampai lupa waktu bahkan sampai memakai uang bayaran sekolah. 49 Menurunnya prestasi kerja atau pun akademis, berkurangnya interaksi sosial, terjadinya gangguan tidur kurang tidur, makin maraknya cyber sex dan cyber-affair, terganggunya hubungan pasangan perkawinan. Akibat gencarnya ekspose seks dimedia masa, meyebabkan remaja modern kian terbuka terhadap sex. Jika pada masa silam, buku klasik tentang pelajaran seks yang bertajuk kama sutra hanya dibaca oleh orang tua dan selalu disembunyikan, maka sekarang oreintasi telah berubah. Buku tersebut telah menjadi barang laris ditoko buku, dan dikosumsi oleh berbagai kalangan, termasuk remaja. Bukan menjadi suatu keanehan pula apabila putra-putri kita dimasa sekarang lebih mengenal berbagai buku yang menonjolkan pornografi dan blue film dari pada ornag tuanya. Hal ini menunjukan bahwa diera sekarang pandangan remaja terhadap sex telah mengalami pergeseran bahkan sangat jauh sekali. 50 Diantara budaya akibat cyber sex ini, terutama bagi mental dan pola pikir pria yang belum menikah adalah pengaruh paling kecil, cyber sex akan mendorong seseorang berfantasi tentang hubungan seks. Ketika tingkat birahi 49 www. Ummi. Group, co. id cetak. Php?id-101 50 Abu AL-Ghifari, Pernikahan Dini, dilema generasi ekstravaganza, Bandung, mujahid press, 2000, cet. 2, h, 38-39. 46 telah tinggi, seseorang ingin memuaskan hal itu, namun ketika sarana-sarana kearah kepuasan ini tidak ada. Maka cyber sex memberikan fatamorgana negative dalam daya khayal mereka yang berakibat, mereka tersiksa dari sudut mental karena tidak adanya penyaluran mereka yang belum menikah. Dan juga menggagu proses berpikir kreatif . 3. Terjadinya penyimpangan perilaku seksual Akibat cyber sex dapat memicu tindakan pemuasan seksual dengan diri sendiri. Hal ni juga bisa para remaja dapat melakukan perbuatan yang dilarang oleh agama dan hukum positif seperti tindakan kesusilaan. Tidak sedikit ABG melakukan penyimpangan seksual secara keroyokan bersama-sama temannya setelah terlebih dahulu menonton porno secara bersama-sama. 51 Demikian pula terhadap perbuatan onani atau masturbasi yang dilakukan didepan umum, baik yang diakibatkan oleh tindak pidana pornografi atau tindak pidana pornoaksi maupun tidak, dapat dijatuhi hukuman berdasarkan ta’zir. Hal ini perlu dikemukakan, karena saat ini sering terjadi perbuatan onani atau masturbasi dilakukan ditempat penyewaan internet tempat umum yang disebut on-cyber sex, sebagai akibat vasualisasi pornografi melalui situs internet yang ditontonnya. 52 Anak yang masih belia, karena sering menonton film porno mendadak berubah insting seksnya menjadi benar-benar dewasa. Anak kecil 51 Charril A Adjis Dudi Akasyah, loc. Cit h..95. 52 Neng Djubaedah, loc, cit h.163. 47 tersebut telah menjadi generasi hewani yang lebih mengedepankan nafsu dibandingkan nalar. Karena dorongan seksualnya sudah tidak terkendali, sehingga melepaskan hasrat seksualnya syahwatnya kepada orang sejenis yang penting tersalurkan. Akibatnya, sekalipun semula orang sejenis merasa menyimpang, tetapi lama-kelamaan dirinya menikmati seksual yang sejenis yaitu dengan cara homoseksual dan lesbian. Dan para remaja merasa penasaran untuk melihat yang lebih seru lagi dicyber sex. Dari persoalan itulah muncul keinginan terus melihat, melihat dan melihat lagi. Akibatnya ia pun ketagihan terhadap cyber sex. Akibat lain juga bisa mendorong pemuasan seksual pada sosok yang tak berdaya pemerkosaan pada lawan jenis. Hal ini terbukti, gencarnya pornografi dalam berbagai media, dimana-mana bermunculan kasus pemerkosaan anak kecil dan lebih sadis lagi munculnya berbagai kasus sodomi, dapat memisu hubungan seks ekstramarital atau pemuasan hubungan seksual dengan anggota keluarga sendiri. 53

C. Upaya Penanggulangan Cyber sex