54
BAB IV PANDANGAN HUKUM POSITIF DAN HUKUM ISLAM TENTANG CYBER
SEX
A. Cyber Sex Dalam Hukum Positif
cyber crime merupakan suatu bentuk kejahatan baru melalui internet sebagai jaringan. Kejahatan tersebut telah melahirkan suatu bentuk hukum baru di
Indonesia. Tidak kejahatan tersebut dilakukan oleh orang yang ahli dibidang tertentu, seperti cyber sex yang merupakan salah satu bentuk dari cyber crime
dengan teknologi informasi sebagai fasilitas. Mengenai cyber sex dalam suatu peraturan hai itu tidak akan berkaitan
dengan cyber crime itu sendiri, namun pada perkembangan peraturan yang mengatur masalah-masalah mengenai cyber crime terdapat dalam bentuk RUU.
Tetapi karena cyber sex merupakan pornografi dan porno aksi yang dilakukan melaui internet. Maka hal tersebut dapat melihat KUHP dengan
menggunakan penafsiran dan penarapannya. Serta untuk pertimbangan tersebut dapat dilihat dalam:
1. Buku kedua, kejahatan BAB XIV
Pasal 281: Diancam dengan pidana penjara paling lama dua tahun delapan bulan
atau pidana denda paling banyak empat ribu lim,a ratus rupiah: 1.
Barang siapa dengan sengaja dimuka umum melanggar kesusilaan. 2.
Barang siapa dengan sengaja dan didepan orang lain yang ada disitu bertentangan dengan kehendaknya, melanggar kesusilaan.
55
Dalam pasal ini tidak disebutkan secara spesifik mengenai pelanggaran yang dilakukan melalui teknologi informasi, selanjutnya dalam pasal:
Pasal 282: 1.
Barang siapa menyiarkan, mempertunjukan atau menempelkan dimuka umum tulisan, gambaran atau benda yang telah diketahui isinya melanggar
kesusilaan, atau barang siapa dengan maksud untuk disiarkan, dipertunjukkan atau ditempelkan dimuka umum, membikin tulisan, gambaran atau benda
tersebut, memasukkannya kedalam negeri, meneruskannya, mengeluarkannya dari negeri, atau memiliki persediaan, ataupun barang siapa secara terang-
terangan atau dengan mengedarkan surat tanpa diminta, menawarkannya atau menunjukkanya sebagai bisa diperoleh, diancam dengan pidana penjara paling
lama satu tahun enam bulan atau pidana denda paling tinggi empat ribu lima ratus rupiah.
2. Barang siapa menyiarkan, mempertunjukkan atau menempelkan dimuka
umum tulisan, gambaran atau benda yang melanggar kesusilaan, ataupun barang siapa dengan maksud untuk disiarkan, dipertunjukkan atau
ditempelkan dimuka umum, membikin, memasukkan kedalam negeri, atau memiliki persediaan, ataupun barang siapa secara terang-terangan atau dengan
mengedarkan surat tanpa diminta, menawarkan, atau menunjuk sebagai bisa diperoleh, diancam, jika ada alasan kuat baginya untuk menduga, bahwa
tulisan, gambaran atau benda itu melanggar kesusilaan, dengan pidana paling lama sembilan bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus
rupiah.
3. Kalau yang bersalah melakukan kejahatan tersebut dalam ayat pertama
sebagai pencarian atau kebiasaan, dapat dijatuhkan pidana penjara paling lama dua tahun delapan bulan atau pidana denda paling banyak tujuh puluh lima
ratus rupiah.
Pasal ini walau pun tidak begitu mengena tapi pasal tersebut menjelaskan mengenai hal-hal yang berbau pornografi dan porno aksi, dan dalam
pasal berikut. Pasal 283:
1. Diancam dengan pidana penjara paling lama sembilan bulan atau pidana
denda paling banyak sembilan ribu rupiah, barang siapa menawarkan, memberikan untuk terus maupun untuk sementara waktu, menyerahkan atau
memperlihatkan tulisan, gambaran atau benda yang melanggar kesusilaan,
56
maupun alat untuk mencegah atau menggugurkan kahamilan kepada seorang yang belum dewasa, dan yang diketahui atau sepatutnya harus diduga bahwa
umurnya belum tujuh belas tahun, jika isi tulisan, gambaran, benda atau alat itu telah diketahuinya.
2. Diancam dengan pidana yang sama, barang siapa membaca isi tulisan yang
melanggar kesusilaan dimuka orang yang belum dewasa sebagaimana dimaksud dalam ayat yang lalu, jika isi tadi telah diketahuinya.
3. Diancam dengan pidana penjara paling lama empat bulan atau pidana
kurungan paling lama tiga bulan atau pidana denda paling banyak sembilan ribu rupiah, barang siapa menawarkan, membiarkan untuk terus maupun
untuk sementara waktu, menyerahkan atau memperlihatkan, tulisan, gambaran atau benda yang melanggar kesusilaan, maupun alat untuk mencegah atau
menggurkan kehamilan kapada seorang yang belum dewasa sebagaimana dimaksud dalam ayat pertama, jika ada alasan kuat baginya untuk menduga,
bahwa tulisan, gambaran atau benda yang melanggar kesusilaan atau alat itu adalah alat untuk mencegah dan menggugurkan kehamilan.
Pasal tersebut dapat dilihat mengenai hal pornografi dan pornoaksi yang menjadi konsumsi anak dibawah umur dengan secara diperlihatkan atau
dengan menawarkan berang tersebut dengan berkelanjutan dan dapat dilihat pula dalam pasal.
Pasal 296: Barang siapa dengan sengaja menyebabkan atau memudahkan
perbuatan cabul dengan orang lain, dan mejadikannya sebagai pencarian atau kebiasaan, diancam dengan pidana penjara paling lama satu tahun empat bulan
atau pidana denda paling banyak lima belas ribu rupiah.
Dalam pasal ini merupakan salah satu sifat dari hal yang berbau porno yang dapat meraih keuntungan bagi sipembuat dan yang memyebabkan. Dan hal
sama ini pula terdapat dalam pasal. 2. Buku ketiga, pelanggaran BAB III
Pasal 506:
57
Barang siapa yang menarik keuntungan dari perbuatan cabul seorang wanita dan menjadikannya sebagai pencaharian, diancam dengan pidana
kurungan paling lama satu tahun. Selanjutnya dua pasal berikut pornografi ditempat umum serta pasal
yang menjelaskan mengenai perlindungan terhadap remaja. BAB VI tentang pelanggaran kesusilaan
Pasal 532 ayat 3 Diancam dengan pidana kurungan paling lama tiga hari atau pidana
denda paling banyak dua puluh lima rupiah: 1.
Barang siapa dimuka umum menyayikan lagu-lagu melanggar kesusilaan. 2.
Barang siapa dimuka umum mengadakan pidato yang melanggar kesusilaan. 3.
Barang siapa ditempat terlihat dari jalan umum mengadakan tulisan atau gambaran yang melanggar kesusilaan.
Pasal 533 Diancam dengan pidana kurungan dengan piling lama dua bulan atau
pidana denda paling banyak tiga ribu rupiah: 1.
Barang siapa ditempat untuk lalu lintas umum dengan terang-terangan mempertunjukan atau menempelkan tulisan dengan judul, kulit atau isi yang
dibikin terbaca, maupun gambar atau benda, yang mampu mengundang nafsu birahi para remaja.
2. Barang siapa ditempat untuk lalu lintas umum dengan terang-terangan
mendengarkan isi tulisan yang mampu membangkitkan nafsu birahi para remaja.
3. Barang siapa secara terang-terangan atau tanpa diminta menawarkan suatu
tulisan, gambar atau barang-barang yang meransang nafsu birahi para remaja maupun secara terang-terangan atau dengan menyiarkan tanpa diminta,
menunjuk sebagai bisa didapat, tulisan atau gambar yang dapat membangkitkan nafsu birahi para remaja.
4. Barang siapa menawarkan, memberikan untuk terus atau sementara waktu,
menyerahkan dan memperlihatkan gambar atau benda yang demikian, pada seoarang belum dewasa dan dibawah umur tujuh belas tahun.
5. Barang siapa memperdagangkan isi tulisan yang demikian dimuka seseoarang
yang belum dewasa dan dibawah umur tujuh belas tahun.
58
Ada pun peraturan lainnya seperti undang-undang No.18 tahun 2002 tentang sistem nasional penelitian, pengembangan dan penerapan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Dalam pasal 23 ayat 3 mengenai perlindungan bagi masyarakat sebagai konsumen, terhadap pengguna ilmu pengetahuan dan
teknologi sesuai dengan peraturan undang-undang, undang-undang No.40 tahun 1999 tentang pers. Terdapat dalam pasal 13 a mengenai pers dilarang memuat
iklan yang berakibat merendahkan martabat suatu agama, serta bertentangan dengan rasa kesusilaan masyarakat, dan keputusan menteri Riset Teknologi
Nomor : III M Kp IX 2004 tentang visi pengetahuan dan teknologi dalam perinsip dasar ayat tiga mengenai pemanfaatan teknologi untuk meningkatkan
kwalitas hidup bangsa.
Pada perkembangannya pemerintah mengeluarkan suatu rancangan undang-undang yang dapat memberikan aturan hukum yang baik dari sebelumnya
seperti: 1.
RUU tahun 2003 tentang anti pornografi yang terdapat dalam: Pasal 4:
Setiap orang dilarang membuat, menyebarlauskan, dan menggunakan pornogarafi dalam media massa cetak, media massa elektronik, dan alat
komunikasi media.
59
Dalam RUU merupakan pengaturan mengenai pornogarfi dan pornoaksi melalui internet disebutkan secara jelas bahwa hal tersebut dilarang,
dan ada pula RUU selanjutnya. 2.
RUU Tentang pemanfaatan teknologi Pasal 16 ayat 2
Nama donmain tidak boleh bertentangan dengan ketertiban umum, kesusilaan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
RUU tersebut mengenai penyalah gunaan nama donmain yang seharusnya menjadikan sajian hal yang positif mejadi berbau porno dan hal
tersebut banyak ditemui diinternet berikutnya. 3.
RUU Tindak pidana dibidang teknologi informasi Pasal 3 ayat 7
Setiap orang dilarang dengan sengaja atau tidak sengaja menggunakan teknologi informasi untuk menyebarkan gambar, tulisan atau kombinasi dari
keduanya yang mengandung sifat-sifat pornogarfi. Dalam RUU ini sangat mengena sekali untuk masalah cyber sex secara
jelas dalam penggunaan teknologi informasi. Serta dalam RUU-KUHP tidak banyak melakukan perubahan dan hampir sama dengan pasal-pasal dalam KUHP,
gambaran RUU tersebut seperti: RUU-KUHP
Pasal 411: Dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 satu tahun atau denda
paling banyak katagori III, setiap orang yang: 1.
Melanggar kasusilaan dimuka umum, atau
60
2. Melanggar kesusilaan dimuka orang lain yang hadir tanpa kemauannya
sendiri. Pasal 412:
1. Dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 satu tahun atau denda paling
banyak katagori III, setiap orang yang: a.
Menyiarkan, mempertunjukan atau menempelkan tulisan, gambar atau benda sehingga terlihat oleh umum atau memperdengarkan rekaman
sehingga terdengar oleh umum, yang isinya melanggar kesusilaan. b.
Membuat atau mempunyai persediaan tulisan, gambar, atau benda dengan maksud untuk disiarkan, dipertunjukan atau ditempelkan sehingga terlihat
oleh umum atau membuat atau mempunyai persediaan rekaman dengan maksud untuk memperdengarkan sehingga terdengar oleh umum, yang
isinya melanggar kesusilaan.
c. Secara terang-terangan dengan kehendak sendiri mengedarkan,
menawarkan atau menunjukan untuk dapat memperoleh tulisan, gambar, benda atau rekaman, yang isinya melanggar kesusilaan, atau
d. Melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud butir a, b, atau c, jika ada
alasan yang kuat baginya untuk menduga bahwa tulisan, gambar, benda atau rekaman tersebut melanggar kesusilaan.
2. Jika pembuat tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 melakukan
perbuatan tersebut sebagaimana mata pencarian atau kebiasan dipidana dengan pidana paling lama 2 dua tahun atau denda paling banyak katagori
III.
Pasal 413 huruf c Dipidana dengan pidana pidana denda paling banyak katagori I, setiap
orang yang, ditempat terlihat dari jalan umum membuat tulisan atau gambar yang melanggar kesusilaan.
Pasal 414: Dipidana penjara dengan pidana penjara paling lama 1 satu tahun
dengan denda paling banyak katagori III, setiap orang yang: a.
Menawarkan, memberikan untuk seterusnya atau senemtara waktu, menyerahkan atau memperlihatkan tulisan, gambar, benda atau rekaman yang
diketahui atau patut diduga melanggar kesusilaan, atau alat untuk mencegah menggugurkan kehamilan kepada orang yang diketahui atau patut diduga
belum berumur 18 tahun delapan belas tahun dan belum kawin.
61
b. Membacakan tulisan atau memperdengarkan rekaman atau memperhatikan
gambar yang diketahui atau patut diduga belum berumur 18 delapan belas tahun dan belum kawin, atau
c. Melakukan perbuatan sebagaimana yang dimaksud dalam butir a dan b jika
alasan kuat untuk menduga, bahwa tulisan, gambar, benda atau rekaman tersebut menyinggung perasaan kesusilaan atau alat tersebut adalah alat
mencegah kehamilan.
Pasal 415 Dipidana dengan pidana denda paling banyak katagori II, setiap orang
yang: a.
Ditempat lalu lintas umum secara terang-terangan mempertunjukan atau menempelkan tulisan dengan judul, sampul, atau isi sehingga terbaca, atau
mempertunjukan atau menempelkan gambar atau benda, yang mampu membangkitkan birahi oaring yang berumur 18 tahun dan belum kawin.
b. Ditempat lau lintas umum secara terang-terangan memperdengarkan isi
tulisan yang mampu membangkitkan nafsu birahi oaring yang berumur 18 tahun dan belum kawin.
c. Secara terang-terangan atau tanpa diminta menawarkan, mempertunjukan
tulisan, gambar atau barang yang mampu membangkitkan birahi remaja atau secara terang-terangan atau dengan menyiarkan tulisan tanpa diminta,
menunjukan sebagai dapat diperoleh, tulisan atau gambar yang mampu membangkitkan birahi orang yang belum berumur 18 tahun dan belum kawin.
d. Menawarkan, memberiakan untuk seterusnya atau sementara waktu,
menyerahkan atau memperlihatkan gambar atau benda yang mampu membangkitkan birahi pada orang yang belum berumur 18 tahun dan belum
kawin.
e. Memperdengarkan isi tulisan yang mampu membangkitkan birahi dimuka
orang yang berumur 18 tahun dan belum kawin.
Dalam RUU-KUHP hal yang membedakan merupakan poin pasal serta denda yang diaturnya, adapun denda yang yang diatur RUU-KUHP yaitu:
Pasal 75 ayat 3 Pidana denda paling banyak ditetapkan berdasarkan katagori, yaitu:
a. Kategori I Rp 150.000,00 seratus lima puluh ribu
b. Kategori II Rp 750.000,00 tujuh ratus lima puluh ribu
c. Kategori III Rp 3.000.000,00 tiga juta rupiah
62
d. Kategori IV Rp 750.000,00 tujuh ratus lima puluh ribu rupiah
e. Kategori V Rp 30.000.000,00 tiga puluh juta rupiah
f. Kategori VI RP 300.000,00 tiga ratus ribu rupiah
Berdasarkan ketentuan diatas ternyata KUHP dan RUU-KUHP seperti dalam pasal 282 KUHP dan 412 RUU-KUHP, merupakan memiliki kesamaan
dalam memberikan suatu perspektif tentang masalah pornografi yang dapat menimbulkan kejahatan kesusilaan dan pelanggaran. Hal ini dapat timbul jika
seseorang telah melakukan kegiatan netter terhadap situs tertentu, lalu melakukan suatu tidakan yang bertentangan dengan pasal-pasal kesusilaan maka netter
tersebut dapat terjerat. Tetapi untuk lebih kepada teknologi informasi dimana seorang netter
dalam melakukan penjelajahan situs tertentu, dan dia tidak melakukan apa-apa sesudahnya dapat diperkirakan netter tersebut tidak akan terjerat pasal diatas.
Namun RUU tentang anti pornografi , RUU pemanfaatan teknologi dan RUU tindak pidana dibidang teknologi informasi memberikan suatu batasan terhadap
penggunaan media komunikasi yang secara lebih jelas. Serta dalam kaitannya, undang-undang No. 18 tahun 2002 dan Riset
teknologi merupakan salah satu bentuk antisipasi pemerintah terhadap penyalahgunaan teknologi informasi yang dapat membawa kapada hal-hal yang
buruk. Disamping dari beberapa peraturan tersebut sebagai perbandingan terdapatnya artikel bahwa pornografi dalam bentuk kecil merupakan benar-benar
63
satu pelanggaran, yang menjabarkan secara jelas tentang ketentuan pornografi tentang:
a. Perbuatan pornografi dalam bentuk kecil yang bertujuan menyalurkan melaui
sistem computer. b.
Menawarkan atau membuat tersedianya pornogarfi dalam bentuk kecil melalui sistem computer.
c. Menyalurkan atau memindahkan pornografi dalam bentuk kecil untuk diri
sendiri atau orang lain. d.
Memperoleh pornografi dalam bentuk kecil untuk diri sendiri atau orang lain. e.
Menyimpan pornografi kecil dalam bentuk kecil dalam sistem computer atau penyimpan data yang berkakuatan sedang.
58
Maka dapat dilihat ketika penyimpanan-penyimpanan yang dilakukan pada point kedua dan hal itu melanggar undang-undang nomor 18 tahun 2002
tentang sistem nasional penelitian, pengembangan, dan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi mengenai penyalah gunaan nama domain. Sedangkan
dari sudut materil hal ini peraturannnya baru tahap terbentuk rancangan. Tetapi hal tersebut tidak berlaku di Negara-negara eropa yang pada dasarnya hal tersebut
bersifat legal. Sehingga tidak ditemukannya unsur melawan hukum. Bahwa sanksi hukum yang ditimbulkan cyber sex akan berbeda pada setiap Negara, di Indonesia
cyber sex dapat menimbulkan suatu pertanyaan yang berkenaan dengan hukum, jika media massa konvensional seperti majalah dan Koran yang menyebarkan
pornografi bisa kena sanksi hukum sesuai dengan kitab undang-undang hukum pidana KUHP, bagaimana dengan media internet, orang yang memilki website
dengan menyediakan situs porno bisa saja berkelit tidak menyebarkan pornografi
58
Convention on cyber crime buapeest, 23.XI. 2001, offences realited to child pornography, article 9.
64
karena situs tersebut justru diakses sendiri oleh masyarakat serta kejahatan pornografi dalam internet, misalnya. KUHPidana pasal 282 mensyaratkan unsur
dilakukan ditempat umum. Pertanyaanya, apakah penayangan pornografi diinternet dapat dikatagorikan dilakukan ditempat umum. Pada hal programming
pornografi itu dilakukan dikamar tertutup, misalnya. Sedangkan jika diperluas kepenayangan internet, apakah tidak termasuk melakukan analogi, yang dilarang
dalam hukum pidana, demikian pula soal locus delicti, tempat tindak pidana dilakukan merupakan hal yang tidak mudah ditentukan karena sifat dunia maya
yang melampaui khusus, kombes pol. Edmon IIyas mengomentari penagkapan seseorang penjual VCD porno melalui internet, kita bisa saja meminta instansi
terkait menutup akses situs yang berbau pornografi dari dan keluar negeri, tapi kita tidak dapat dituntut karena penuntutan itu tidak ada dasar hukumnya.
59
B. Cyber Sex Dalam Hukum Islam