Kualitas hidup Derajat kesehatan Faktor lingkungan Faktor perilaku dan gaya hidup

2.1.3.2.5 PHBS di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Perilaku hidup bersih dan sehat di fasilitas pelayanan kesehatan klinik, puskesmas, rumah sakit, dan lain-lain, harus mempraktikkan perilaku yang dapat menciptakan fasilitas pelayanan kesehatan Ber-PHBS. Cakupannya terdiri dari mencuci tangan dengan sabun, menggunakan jamban sehat, membuang sampah di tempat sampah, tidak merokok, tidak mengonsumsi NAPZA, tidak meludah di sembarang tempat, memberantas jentik namuk dan lain-lain. 6

2.1.3.3 Faktor Yang Mempengaruhi PHBS

Menurut Dachroni 2002 faktor yang mempengaruhi PHBS sebagai berikut : 15 1 Faktor Internal Merupakan sifat-sifat diturunkan dari orang tuanya atau neneknya. Sedangkan faktor internal lainnya adalah motif. Motif timbul karena adanya dorongan yang dilandasi oleh adanya kebutuhan. 2 Faktor Eksternal Merupakan faktor dari individu tersebut ditambah juga dengan faktor lingkungan.

2.1.3.4 Manajemen PHBS

Menurut Departemen kesehatan Republik Indonesia 2002 manajemen PHBS merupakan penerapan keempat proses manajemen pada umumnya ke dalam model pengkajian dan penindaklanjutan sebagai berikut : 16

1. Kualitas hidup

Merupakan sasaran utama yang ingin dicapai di bidang Pembangunan, dimana membuat kualitas hidup ini sejalan dengan tingkat kesejahteraan. Salah satu yang mempengaruhi kualitas hidup adalah derajat kesehatan. Karena semakin tinggi derajat kesehatan seseorang maka kualitas hidup juga semakin tinggi.

2. Derajat kesehatan

Merupakan keinginan yang dicapai dalam bidang Kesehatan, dimana dengan adanya derajat kesehatan akan tergambarkan masalah kesehatan yang sedang dihadapi. Pengaruh paling besar terhadap derajat kesehatan seseorang adalah faktor perilaku dan faktor lingkungan.

3. Faktor lingkungan

Faktor lingkungan terdiri dari faktor fisik, biologis, dan sosial budaya yang langsung atau tidak mempengaruhi derajat kesehatan.

4. Faktor perilaku dan gaya hidup

Suatu faktor yang timbul karena adanya aksi dan reaksi seseorang terhadap lingkungannya. Faktor perilaku terjadi apabila ada rangsangan, sedangkan gaya hidup merupakan pola kebiasaan seseorang atau sekelompok orang yang dilakukan karena jenis pekerjaan yang mengikuti trend berlaku dalam kelompok sebayanya ataupun hanya untuk meniru dari tokoh idolanya.

2.1.3.5 Indikator PHBS

Indikator merupakan alat ukur untuk menunjukkan suatu keadaan atau kecenderungan keadaan dari suatu hal yang menjadi pokok perhatian. 3 Adanya indikator dalam PHBS untuk menilai apakah aktifitas pokok yang dijalankan telah sesuai dengan rencana sehingga menghasilkan dampak yang diharapkan. 3 Persyaratan indikator: sahih, obyektif, sensitif, dan spesifik. Sifat indikator: tunggal dan jamak. Jenis-jenis indikator: input, proses, output atau outcome. 3 2.1.4 Penyediaan Air Bersih 2.1.4.1 Air Dalam Kehidupan Air merupakah salah satu zat penting. Sekitar tiga per empat tubuh terdiri dari air. Volume air dalam tubuh manusia rata-rata 65 dari total berat badannya dan volume tersebut sangat bervariasi pada masing-masing orang, bahkan juga bervarias antara bagian-bagian tubuh seseorang. 17 Air dipergunakan untuk memasak, mencuci, mandi, dan membersihkan kotoran yang ada di sekitar rumah. Air juga di gunakan untuk keperluan industri, pertanian, pemadam kebakaran, tempat rekreasi, transportasi, dan lain-lain. 17 Menurut perhitungan WHO di negara maju volume rata-rata kebutuhan air setiap individu per hari antara 60 sampai 120 liter dan untuk negara berkembang membutuhkan air antara 30 sampai 60 liter per hari. Kebutuhan air tersebut bervariasi dan bergantung pada keadaan iklim, standar kehidupan, dan kebiasaan masyarakat. 17

2.1.4.2 Sumber-Sumber Air Bersih

Air di permukaan bumi dapat berasal dari berbagai sumber. Menurut Chandra 2007 air di bagi berdasarkan letak yakni air angkasa hujan, air permukaan, dan air tanah. 17 1 Air Angkasa Hujan: Air angkasa atau air hujan merupakan sumber utama air di bumi. Pada saat presipitasi merupakan air yang paling bersih, air tersebut cederung mengalami pencemaran ketika berada di atmosfer. Pencemaran tersebut disebabkan oleh partikel debu, mikroorganisme, dan gas yang terdiri dari karbondioksida, nitrogen, dan amonia. 2 Air Permukaan: Air permukaan merupakan sumber penting bahan baku air bersih. Faktor-faktor yang harus diperhatikan adalah mutu atau kualitas baku, jumlah atau kuantitas, dan kontinuitas. Tetapi di bandingkan dengan sumber air lainnya air permukaan merupakan sumber air yang paling tercemar akibat kegiatan manusia, fauna, flora, dan zat-zat lain. Sumber-sumber air permukaan antara lain sungai, selokan, rawa, parit, bendungan, danau, laut, dan air terjun. Air terjun dapat dipakai sebagai sumber air di kota-kota besar karena air tersebut sebelumnya sudah di bendung oleh alam dan jatuh secara gravitasi. Air ini tidak tercemar sehingga tidak membutuhkan purifikasi bakterial. 3 Air Tanah: Ground water berasal dari air hujan yang jatuh ke permukaan bumi lalu mengalami penyaringan atau penyerapan ke dalam tanah dan mengalami proses fertilisasi secara alamiah. Dengan proses-proses alami air tanah lebih baik dan lebih murni dibandingkan air permukaan. Kelebihan air tanah pertama, bebas kuman penyakit dan tidak perlu mengalami proses purifikasi atau penjernihan. Kedua, persediaan air tanah juga cukup tersedia sepanjang tahun, saat musim kemarau sekalipun. Kerugian atau kelemahan air tanah mengandung zat-zat mineral semacam magnesium, kalsium, dan logam berat seperti besi yang dapat menyebabkan kesadahan air.

2.1.4.3 Syarat-Syarat Air Bersih

Kelayakan air dapat diukur secara kualitas dan kuantitas. Menurut Kusnaedi 2004 syarat-syarat kualitas air bersih antara lain 18 : 1. Syarat Fisik: Persyaratan fisik untuk air bersih: airnya jernih tidak keruh, tidak berwarna, rasanya tawar, tidak berbau, suhunya normal 20 – 26 C, tidak mengandung zat padatan. 2. Syarat Kimia: Kualitas air tergolong baik bila memenuhi persyaratan kimia antara lain pH netral, tidak mengandung zat kimia beracun, tidak mengandung garam-garam atau ion-ion logam, kesadahan rendah, tidak mengandung bahan kimia anorganik. 3. Syarat Biologis: Air tidak boleh mengandung Coliform. Air yang telah mengandung golongan Coli dianggap telah terkontaminasi dengan kotoran manusia Sutrisno, 2004. Berdasarkan PERMENKES RI No.416MENKESPERIX1990, persyaratan bakteriologis air bersih adalah dilihat dari Coliform tinja per 100 ml sampel air dengan kadar maksimum yang diperoleh adalah 50.

2.1.4.4 Menggunakan Air Bersih

Penyakit diare merupakan penyakit yang dapat ditularkan melalui makanan dan air yang tercemar oleh bakteri patogen. Keluarga dapat mengurangi risiko diare dengan menggunakan air bersih yang tersedia dan melindunginya dari kontaminasi baik dari sumbernya maupun di rumah. Sumber air bersih yang memenuhi syarat adalah paling sedikit jaraknya 10 meter dari sumber pencemar seperti penampungan air kotor, tempat pembuangan sampah, jamban atau kakus. 18 Menurut Depkes RI 2007 kegiatan yang dapat dilakukan keluarga dalam menggunakan air bersih adalah 20 1. Mengambil air dari sumber air yang bersih 2. Menempatkan air di tempat penampungan air bersih 3. Wadah penyimpanan air harus tertutup dan sering dibersihkan 4. Pengambilan air menggunakan gayung yang bersih 5. Memasak air sampai mendidih sebelum diminum 6. Menggunakan alat-alat minum yang bersih

2.1.5 Pembuangan Kotoran Manusia

Jamban atau kakus adalah tempat pembuaangan kotoran manusia berupa tinja dan air seni. Kotoran manusia merupakan semua benda atau zat yang tidak dipakai lagi oleh tubuh dan harus dikeluarkan dari dalam tubuh. 2,9 Pembuangan tinja secara layak merupakan kebutuhan kesehatan yang paling diutamakan. Pembuangan tinja yang tidak baik dan sembarangan dapat mengkontaminasi pada air, tanah, atau menjadi sumber infeksi dan akan mendatangkan bahaya bagi kesehatan contohya tifoid, paratifoid, disentri, diare, kolera, penyakit cacing, hepatitis viral dan sebagainya. 17,19 Untuk mengurangi kontaminasi tinja terhadap lingkungan, maka pembuangan kotoran manusia harus dikelola dengan baik serta pembuangan kotoran harus di jaman yang sehat. 19

2.1.5.1 Persyaratan Jamban

Menurut Notoatmodjo 2007 jamban yang sehat untuk membuang kotoran haruslah memenuhi persyaratan-persyaratan diantaranya sebagai berikut : 2,9 1. Tidak mengotori permukaan tanah di sekeliling jamban tersebut 2. Tidak mengotori air permukaan di sekitarnya 3. Tidak mengotori air tanah di sekitarnya 4. Tidak dapat terjangkau oleh serangga terutama lalat dan kecoa dan binatang- binatang lainnya 5. Tidak menimbulkan bau 6. Mudah digunakan dan dipelihara 7. Sederhana desainnya 8. Murah 9. Dapat diterima oleh pemakainya Menurut Depkes RI 2007 jamban yang memenuhi syarat adalah 20 1. Kotoran tidak mencemari permukaan tanah, air tanah dan air permukaan 2. Cukup terang 3. Tidak menjadi sarang serangga nyamuk, lalat, lipan, dan kecoa 4. Selalu dibersihkan agar tidak menimbulkan bau yang tidak sedap 5. Cukup lobang angin 6. Tidak menimbulkan kecelakaan

2.1.6 Cuci Tangan

Menurut Depkes RI 2009 cuci tangan pakai sabun merupakan tindakan sanitasi dengan membersihkan tangan dan jari jemari menggunakan air yang mengalir dan sabun untuk menjadi bersih dan memutuskan mata rantai kuman. Mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun adalah upaya pencegahan penyakit. 21,23 Waktu yang tepat untuk mencuci tangan: sebelum makan, sesudah membersihkan buang air besar anak, sebelum menyiapkan makanan, sebelum memegang bayi, sesudah buang air besar, setelah bermain di tanah, lumpur, atau tempat kotor, dan setelah bersin atau batuk. 21,23 Manfaat mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun adalah tangan menjadi bersih dan bebas kuman serta mencegah penularan penyakit seperti diare, kolera, disentri, thypus, kecacingan, penyakit kulit, influenza, dan flu burung. 21,23

2.1.6.1 Langkah-Langkah Mencuci Tangan Dengan Benar

21 1. Membasahi tangan dengan air dibawah keran air atau air mengalir. 2. Mengambil sabun secukupnya untuk seluruh tangan. 3. Menggosok kedua telapak tangan sampai ke ujung jari jemari. 4. Telapak tangan kanan menggosok punggung tangan kiri atau sebaliknya dengan jari-jari saling mengunci berselang-seling antara tangan kanan dan kiri. Lakukan sebaliknya. 5. Letakkan punggung jari satu dengan punggung jari lainnya dan saling mengunci. 6. Usapkan ibu jari tangan kanan dengan telapak kiri dengan gerakan berputar. Lakukan hal yang sama dengan ibu jari tangan kiri. 7. Menggosok telapak tangan dengan punggung jari tangan satunya dengan gerakan ke depan, ke belakang, dan berputar. Lakukan sebaliknya. 8. Pegang pergelangan tangan kanan dengan tangan kiri dan lakukan gerakan memutar. Lakukan pula untuk tangan kiri. 9. Membersihkan sabun dari kedua tangan dengan air mengalir. 10. Keringkan tangan dengan menggunakan tissue dan bila menggunakan keran air, tutup keran air dengan tissue.

2.1.7 Membuang Sampah Pada Tempatnya

Sampah merupakan limbah yang bersifat padat, terdiri dari bahan yang bisa membusuk seperti sisa makanan, sayuran, daun-daun kering. Sampah sejenis ini disebut sampah organik dan tidak membusuk seperti plastik wadah pembungkus makanan, kertas, plastik mainan, botol dan gelas minuman, kaleng, kayu disebut jenis sampah anorganik. 2324 Sampah yang tidak membusuk ini bisa diolah atau digunakan kembali, sehingga tidak membahayakan bagi lingkungan dan masyarakat serta mempunyai nilai ekonomi yang tinggi. 22,23 Sampah yang tidak dikelola dengan baik dan benar sangat disuka binatang- binatang seperti lalat, kecoa, tikus, dan anjing. Dari binatang-binatang ini akan timbul banyak penyakit seperti demam berdarah, disentri, typus, dan sebagainya. 22 Akibat buang sampah sembarangan dapat menimbulkan air tergenang dan becek, sehingga menjadi sumber penyakit, banjir, dan pencemaran lingkungan. 23

2.1.7.1 Pengelolaan Sampah

Pengelolaan sampah adalah kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah. Pembagian sampah berupa, sampah organik mudah membusuk garbage, sampah organik tak membusuk rubbish, sampah sisa abu pembakaran penghangat rumah ashes, sampah bangkal binatang dead animal, sampah sapuan jalan street sweeping, dan sampah buangan sisa konstruksi demolitian waste. 22,23 Dengan berkembangnya dunia usaha maka sampah dapat dikelola melalui pendekatan 3R Reduce, Reuse, dan Recyle 22,23 :

1. Reduce: Merupakan pengelolaan sampah dengan cara mengurangi volume

Dokumen yang terkait

Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap dengan Tindakan Mahasiswi Akademi Kesehatan Pemerintah Kabupaten Langkat Tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Tahun 2015

3 119 115

Perbandingan Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Murid tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Sekolah Dasar yang Memiliki dan yang Tidak Memiliki Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) di Kecamatan Medan Baru Tahun 2013

10 151 130

Pengetahuan Dan Sikap Orangtua Tentang Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Rumah Tangga Di Kelurahan Tomuan Kecamatan Siantar Timur Tahun 2012

2 75 63

Hubungan Pengetahuan dan Sikap siswa Sekolah Dasar (SD) tentang Sanitasi Dasar dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Kelurahan Harjosari I Kecamatan Medan Amplas Kota Medan Tahun 2011

13 117 114

Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Anak-anak Di Yayasan Panti Asuhan Rapha-El Simalingkar Kecamatan Medan Tuntungan Kota Medan Tahun 2009

4 47 107

Hubungan Pengetahuan dan perilaku hidup bersih dan sehat(PHBS) Dengan Kejadian Diare Pada Balita Di Desa Marindal Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang

7 84 63

Korelasi kemampuan akademik mahasiswa terhadap penyelesaian studi di program studi pendidikan fisika

0 6 65

Pengetahuan, sikap, dan perilaku mahasiswa program studi pendidikan dokter UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tentang makanan cepat saji ( fast food) tahun 2009

0 21 71

Perilaku pencarian informasi dosen jurusuan komunikasi fakultas ilmu dakwah ilmu komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam memenuhi kebutuhan berdakwah

0 12 0

Pengaruh self-regulated learning dan dukungan sosial terhadap prokrastinasi akademik mahasiswa psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

0 21 0